Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tristan Bariklana

Modernisasi Museum: Sejarah dalam Genggaman Digital

Sejarah | 2024-12-12 21:38:52

Modernisasi museum adalah langkah krusial untuk menyesuaikan penyampaian sejarah dan budaya di era digital. Dulu, museum sering dianggap sebagai bangunan fisik yang berisi artefak yang harus dikunjungi secara langsung. Namun, perkembangan teknologi telah mengubah interaksi museum dengan publik, menjadikannya lebih inklusif, interaktif, dan dapat diakses oleh siapa saja.

Diorama perumusan naskah proklamasi oleh Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Soebardjo di kediaman Laksamana Tadashi Maeda.

Salah satu inovasi signifikan dalam modernisasi museum adalah tur virtual. Dengan teknologi ini, pengunjung bisa menjelajahi museum dari lokasi mana pun menggunakan perangkat digital seperti komputer atau smartphone. Teknologi realitas virtual (VR) memungkinkan pengguna merasakan pengalaman seolah-olah berada di dalam museum secara mendalam. Pengunjung dapat melihat koleksi lukisan, artefak, atau bahkan menjelajahi lorong museum tanpa harus berada di sana secara fisik.

Selain itu, teknologi realitas tambahan (AR) menawarkan daya tarik tersendiri. Menggunakan AR, pengunjung dapat mendapatkan informasi tambahan tentang koleksi hanya dengan mengarahkan kamera ponsel mereka. Contohnya, artefak yang sebelumnya terlihat biasa sekarang bisa dijelaskan secara visual dengan menunjukkan bagaimana benda itu digunakan di masa lalu. Teknologi ini juga sering dipakai untuk menciptakan pengalaman edukasi yang lebih menarik, terutama bagi anak-anak dan siswa.

Museum modern juga menggunakan digitalisasi untuk melestarikan koleksi yang berharga. Artefak yang mudah rusak dapat dipindai dengan teknologi 3D untuk menghasilkan replika digital. Replika tersebut tidak hanya sebagai cadangan, tetapi juga memungkinkan akses bagi orang di seluruh dunia melalui internet. Langkah ini sangat penting untuk menjaga warisan budaya, terutama di masa ketika ancaman kerusakan akibat bencana alam atau konflik semakin meningkat.

Namun, perubahan ini tidak tanpa kesulitan. Tidak semua museum memiliki dana atau sumber daya yang memadai untuk menerapkan teknologi canggih. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa pengalaman autentik melihat artefak asli bisa tergantikan oleh digitalisasi. Meskipun teknologi mampu meningkatkan akses, museum masih perlu menemukan keseimbangan antara pengalaman fisik dan virtual.

Modernisasi museum memberikan banyak keuntungan, khususnya dalam mendekatkan sejarah kepada masyarakat kontemporer. Dengan teknologi, museum tidak hanya menyimpan masa lalu tetapi juga menyajikannya dengan cara yang relevan bagi generasi saat ini dan yang akan datang. Sekarang, sejarah tidak hanya disimpan dalam gedung besar, tetapi juga ada dalam genggaman tangan, siap untuk dijelajahi kapan saja dan di mana saja.

Oleh : Alfina Nuril Kamila ([email protected])

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image