Ancaman Kesehatan di Balik Program Susu Gratis
Kebijakan | 2024-12-12 10:29:41Seusai dilantiknya Prabowo Subianto sebagai presiden Republik Indonesia, Prabowo berinisiatif untuk mengimpor 1,5 juta sapi dari India yang digunakan untuk mewujudkan program kerjanya yaitu susu gratis. Sapi impor tersebut diharapkan dapat menjadi bibit sapi yang unggul sehingga dalam jangka waktu 1 hingga 2 tahun akan menghasilkan sapi yang lebih banyak sehingga membantu meningkatkan jumlah sapi perah di Indonesia.
Akan tetapi, inisiasi tersebut tidak seindah seperti yang Prabowo bayangkan. Status India yang menjadi negara yang belum bebas PMK menjadi kekhawatiran bagi kesehatan masyarakat dan peternakan di Indonesia. Padahal, sebelum Indonesia menghadapi wabah PMK pada tahun 2022, Indonesia pernah dinyatakan bebas PMK oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) selama tiga dekade. Kembalinya wabah PMK di Indonesia menimbulkan adanya kerugian ekonomi secara besar-besaran.
Kembalinya wabah PMK tersebut disinyalir karena adanya kebijakan impor ternak dan produk ternak yang masih kendor di Indonesia. Kasus Indonesia yang bebas PMK disebabkan karena adanya upaya untuk memperkuat kebijakan dengan cara menetapkan UU No. 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan. UU tersebut menerapkan adanya kebijakan “country-based.” Kebijakan tersebut bermaksud untuk melarang adanya impor ternak dan produk ternak dari negara yang belum terbebas PMK. Namun, UU tersebut diubah menjadi UU No. 18 tahun 2009 yang menerapkan adanya “zona-based” yang memungkinkan mengimpor ternak dan produk ternak di negara endemik PMK.
Perubahan ini memicu Indonesia menjadi negara endemik PMK. Oleh karena itu, kebijakan baru yang bertujuan untuk kebaikan masyarakat melalui program susu gratis tentunya dikhawatirkan akan menjadi momok bagi kesehatan manusia dan peternakan di Indonesia. Apalagi jumlah sapi yang akan di impor bukanlah jumlah yang sedikit. Apabila ingin mewujudkan peternakan yang maju dan berbibit unggul seharusnya impor sapi dari negara yang terbebas PMK dan telah dijamin kualitas peternakannya. Sapi yang diharapkan dapat menjadi bibit unggul harus diimpor dari sumber yang berkualitas karena kebijakan impor sapi dari India akan menjadi akar bagi permasalahan baru yang akan datang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.