Peran Profesi Kesehatan Masyarakat dalam Penanganan Gastritis pada Remaja
Edukasi | 2024-12-10 21:05:20Gastritis merupakan peradangan yang terjadi pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis sering terjadi pada remaja terutama mereka yang sering meremehkan pola makan sehingga dapat meningkatkan asam lambung, rasa panas, dan nyeri di ulu hati disertai dengan mual dan muntah. Hal ini juga disebabkan karena pola makan remaja yang makan kurang dari 3 kali sehari dan minimnya peran dari para orang tua untuk membantu mereka dalam pemilihan pola makan yang baik dan tepat dikarenakan mereka yang telah menginjak remaja sehingga dapat memilih pola makan mereka sendiri.
Pola makan merupakan hal penting yang juga dapat menggambarkan gaya hidup seseorang. Terutama bagi para remaja, jenis makanan dan minuman seperti junk food, minuman bersoda, minuman berkafein, seperti kopi dan berbagai jenis makanan pedas yang saat ini sering kali kita jumpai bahkan setiap hari. Yang dimana hal itu merupakan jenis makanan dan minuman yang dapat merangsang terjadinya gastritis apabila dikonsumsi secara berlebihan dan tidak menerapkan batasan untuk mulai dikurangi sejak dini. Apabila pola makan yang diterapkan masih tidak baik dan tepat maka akan berpengaruh pada kondisi gastritis yang lebih buruk nantinya.
Peran profesi kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam hal meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat terutama dalam pendekatan promotif dan preventif. Definisi pendekatan promotif disini berkaitan dengan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan sekitar, seperti edukasi kesehatan dan kampanye kesehatan. Sedangkan pendekatan preventif akan berfokus pada pencegahan pada masalah kesehatan, seperti imunisasi dan deteksi dini.
Dalam hal penanganan gastritis pada remaja, profesi kesehatan masyarakat dapat melakukan pendekatan promotif dengan mengedukasi para remaja dan orang tua tentang betapa pentingnya pola makan yang sehat, seperti mengurangi atau bahkan menghindari makan makanan yang pedas, junk food, dan minum minuman bersoda. Selain itu, bisa juga dengan melakukan penyuluhan terkait gaya hidup, seperti bahaya kebiasaan merokok dan stres secara berlebihan serta mengedukasi para remaja untuk mengenali lebih dalam terkait tanda dan juga gejala yang dapat menyebabkan gastritis terhadap dirinya.
Sedangkan dalam pendekatan preventif bisa dilakukan dengan melakukan pemantauan gizi remaja untuk memastikan mereka mendapatkan asupan nutrisi yang terpenuhi dan cukup. Dan juga bisa menerapkan pendekatan kuratif, dimana dalam hal tersebut bisa dilakukan dengan melakukan deteksi dini dalam kasus gastritis dan merujuk para remaja dengan gangguan gastritis menuju fasilitas kesehatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan pengobatan lanjutan. Profesi kesehatan masyarakat juga dapat melakukan penelitian pola makan gastritis tersebut guna mengidentifikasi faktor risiko serta melakukan program pencegahan mengenai gastritis di masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup mereka ke depannya.
Jadi, dengan adanya keberadaan profesi kesehatan masyarakat di Indonesia bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita terutama dalam bidang kesehatan. Serta cakupan profesi dari lulusan kesehatan masyarakat sangat luas tidak hanya sebagai penyuluh kesehatan. Hal tersebut tidak bisa dipandangan secara sebelah mata karena menyangkut tentang masalah kesehatan pada masyarakat. Dalam menghadapi berbagai tantangan kesehatan terutama di Indonesia, profesi kesehatan masyarakat berperan sebagai garda terdepan dalam pencegahan penyakit, promosi kesehatan, dan risiko kesehatan. Kesehatan masyarakat tidak hanya penting untuk individu, tetapi juga untuk kesejahteraan dan pembangunan sosial secara keseluruhan. Dengan adanya dukungan yang tepat profesi kesehatan masyarakat akan terus berkembang dan beradaptasi untuk membantu kebutuhan kesehatan masyarakat di masa yang akan datang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.