Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Afdinal Bahtiar Abadi

Akankah Terjadi Pergeseran Profesi Akibat Digitalisasi dan Otomasi dalam Dunia Kerja?

Teknologi | 2024-12-10 19:17:40
ilustrasi pergeseran profesi akibat digitalisasi dan otomasi (sumber https://images.app.goo.gl/iEV5UZJ2QMvG1WnEA)

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, semua hal bisa diakses dengan mudah dan digital. Kita tidak terlalu membutuhkan usaha yang lebih dalam melakukan hal karena semua sudah dipermudah oleh teknologi. Digitalisasi dan otomasi merupakan dua kata yang sering di dengar di era kemajuan teknologi. Digitalisasi merujuk pada perubahan manual ke dalam bentuk digital. Sedangkan otomasi mengacu pada penggunaan teknologi untuk menggantikan proses manual dengan sistem otomatis. Lalu apakah dengan munculnya digitalisasi dan otomasi akan menggeser beberapa profesi?

Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menyatakan teknologi baru menawarkan peluang yang tak tertandingi seperti penciptaan lapangan kerja yang lebih produktif, peluang pendapatan baru, pengentasan kekurangan keterampilan, serta kontrol dan fleksibilitas yang lebih besar bagi pekerja untuk kapan, di mana, berapa banyak, dan untuk siapa mereka bekerja (OECD, 2017, 2018). Menurut laporan dari World Economic Forum (2020), 65% anak-anak yang masuk sekolah dasar hari ini diprediksi akan bekerja di jenis pekerjaan yang belum ada saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan di dunia kerja terus berubah dan berkembang seiring waktu.

Digitalisasi dan otomasi dapat menyebabkan pengurangan kebutuhan untuk pekerjaan yang bekerja secara manual. Misalnya pada sektor manufaktur, mesin otomatis telah menggantikan banyak pekerjaan manusia dalam hal pengemasan. Alasan penggunaan mesin otomatis adalah efisiensi yang dapat memproduksi barang lebih cepat dan dapat bekerja tanpa henti, sehingga produksi bisa terus berjalan tanpa henti bahkan di tengah malam. Sementara jika menggunakan sistem manual akan memerlukan biaya tambahan yang lebih besar dan manusia memiliki rasa lelah sehingga tidak terlalu efisien jika harus memenuhi target. Pekerjaan di bidang administrasi, customer service dan operasional yang dulu membutuhkan interaksi manusia secara langsung kini mulai tergantikan oleh software yang dirancang untuk bisa bekerja setiap hari tanpa henti.

Namun, bukan berarti profesi-profesi tersebut akan hilang sepenuhnya. Sebaliknya, pergeseran profesi ini cenderung mengarah pada transformasi peran. Justru dengan digitalisasi dan otomasi akan membuka peluang baru bagi profesi yang sebelumnya tidak ada. Misalnya dalam bidang teknologi informasi akan muncul pekerjaan seperti data scientist, cyber security analyst dan cloud architect. Profesi ini tumbuh akibat perkembangan dan meningkatnya ketergantungan pada sistem digital.

Jika semua hal berubah menjadi digital akan menyebabkan masalah sosial dan ekonomi yang serius. Pengurangan pekerjaan oleh digitalisasi dan otomasi menyebabkan ketimpangan sosial dan ekonomi. Terutama bagi mereka yang tidak memiliki keterampilan digital atau teknis. Untuk menghadapi perubahan ini, pendidikan merupakan komponen penting dalam bertahan di era digital. Pergeseran profesi akibat digitalisasi dan otomasi tidak hanya bergantung pada kecanggihan teknologi saja, tetapi juga pada kesiapan tenaga kerja. Di mana profesi dimasa depan tidak hanya memerlukan keterampilan teknis, tetapi juga keterampilan sosial dan kreatif yang sulit digantikan oleh mesin. Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu banyak melakukan riset dan investasi dalam menciptakan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri di masa yang akan datang. Cara yang diupayakan oleh pemerintah melalui dunia pendidikan, di antaranya dengan dikembangkannya pendidikan yang bercirikan keterkaitan dan kesepadanan (link and match) dan dikembangkannya pendidikan berbasis kompetensi. Cara‐cara tersebut menunjukkan bahwa pendidikan yang dilaksanakan harus sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, sehingga keterserapan lulusan oleh dunia kerja menjadi tinggi.

Pergeseran profesi akibat digitalisasi dan otomasi sistem di dunia kerja adalah sebuah hal keniscayaan yang harus diterima, tetapi bukan tanpa solusi. Teknologi akan membuka peluang profesi baru yang lebih kreatif dan berbasis teknologi. Namun, perubahan ini harus disertai dengan sumber daya manusia yang mendukung melalui pendidikan yang relevan dengan keadaan saat ini. Dengan persiapan yang tepat, digitalisasi dan otomasi tidak harus dilihat sebagai ancaman, melainkan kesempatan yang harus diambil untuk berinovasi hal-hal baru dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Yang menjadi poin penting adalah kita harus bergerak lebih cepat dan lebih cerdas agar tidak tertinggal dalam revolusi teknologi.

Referensi

Dianita Pramesti, K., Meisya, N. I., & Amrillah, R. (n.d.). Relevansi Lulusan Perguruan Tinggi dengan Dunia Kerja. https://journal.nabest.id/index.php/annajah

OECD (2018c). Job creation and local economic development 2018: preparing for the future of work. Paris: OECD.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image