Masa Depan Pekerjaan di Era AI, Siapa yang Akan Tersisa dan Siapa yang Tereliminasi?
Teknologi | 2024-12-09 22:39:38Artificial Intelligence atau yang lebih sering disebut AI telah menjadi salah satu topik yang hangat dibicarakan dalam beberapa tahun terakhir. Dari asisten virtual hingga kendaraan yang dapat mengemudi sendiri, teknologi ini semakin merasuki hampir semua sektor terutama sektor industri. Pasalnya, teknologi ini tidak hanya menawarkan kemajuan dalam otomatisasi, tetapi juga merubah cara kita bekerja dan berinteraksi dengan pekerjaan sehari-hari. Tetapi bagaimana sebenarnya AI memengaruhi lapangan kerja? Apakah ia menantang eksistensi pekerjaan manusia, atau justru menghasilkan peluang kerja baru?
Salah satu dampak yang paling nyata dari kecerdasan buatan atau AI adalah kemampuannya untuk mengotomatisasi pekerjaan-pekerjaan rutin yang sebelumnya dikerjakan oleh manusia. Mulai dari bidang manufaktur hingga layanan pelanggan, tugas yang bersifat repetitif kini dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efisien oleh sistem yang berbasis AI. Di pabrik, contohnya, robot AI mampu melakukan pekerjaan perakitan dengan presisi tinggi tanpa henti, yang yang meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Dalam sektor layanan, chatbot yang didukung AI dapat melayani pelanggan setiap saat dan menggantikan petugas layanan pelanggan manusia.
Namun, otomatisasi ini tidak terlepas dari kekhawatiran mengenai kehilangan pekerjaan. Hal ini berpotensi menyebabkan kenaikan angka pengangguran, khususnya di antara tenaga kerja yang memiliki kualifikasi rendah. Di sisi lain, AI juga menciptakan peluang kerja yang baru, seperti pengembangan perangkat lunak, analitik data, manajemen kecerdasan buatan dan beberapa profesi seperti data scientist, AI engineer, dan ethical hacker.
Kecerdasan buatan (AI) tidak hanya menggantikan posisi kerja manusia, tetapi juga memperbaiki produktivitas dan efisiensi. AI berkontribusi pada pengambilan keputusan yang lebih cepat dan lebih akurat melalui analisis data yang mendalam. Dalam dunia bisnis, AI dimanfaatkan untuk meramalkan tren pasar, menganalisis perilaku pelanggan, dan mengoptimalkan rantai pasokan. Dalam bidang kedokteran, AI melakukan analisis terhadap gambar medis untuk mendeteksi penyakit lebih awal serta meningkatkan diagnosis dan perawatan kesehatan. Di industri keuangan, AI berperan dalam penginputan data transaksi, pembuatan laporan keuangan, analisis data keuangan, mendeteksi penipuan dan mengurangi risiko kerugian.
Akan tetapi, meskipun AI memberikan banyak keuntungan, terdapat juga tantangan yang harus diperhatikan, terutama yang berkaitan dengan pengangguran dan ketidaksetaraan ekonomi. Pekerjaan dengan keterampilan rendah yang berpotensi tergantikan oleh AI mungkin akan menyebabkan ketidaksetaraan yang lebih signifikan antara mereka yang memiliki kualifikasi tinggi dan mereka yang tidak..Hal ini berpotensi memperparah ketimpangan ekonomi, sebab beberapa pekerja kehilangan pekerjaan dan berjuang untuk beralih ke pekerjaan baru yang memerlukan keterampilan teknologi. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyiapkan program pelatihan bagi para pekerja ini agar dapat membantu mereka beralih ke pekerjaan yang lebih relevan di era digital ini.
Pemerintah dan perusahaan juga dapat berkontribusi dengan menyediakan program pelatihan ulang bagi karyawan yang terdampak otomatisasi. Inisiatif semacam itu akan mendukung individu untuk tetap relevan dan bersaing dalam pasar tenaga kerja yang dinamis.
Kecerdasan buatan atau AI memberikan dampak yang berarti bagi dunia kerja, baik dalam hal tantangan maupun kesempatan. Meskipun beberapa pekerjaan mungkin menghilang, teknologi ini juga menciptakan kesempatan untuk pekerjaan baru yang lebih mengedepankan keterampilan. Agar dapat bertahan dan berkembang, pekerja harus menyesuaikan diri dengan perubahan ini dengan meningkatkan keterampilan dan mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai AI. Dengan persiapan yang tepat, dunia kerja yang terpengaruh oleh AI tidak perlu dilihat sebagai ancaman, tetapi sebagai peluang untuk memperkaya karir seseorang dan meningkatkan efisiensi. Dunia kerja yang lebih efisien dan inovatif sudah di depan kita, dan mereka yang mampu beradaptasi akan mendapatkan keuntungan dari kecerdasan buatan.
Referensi:
Pakpahan, R. (2021). Analisa Pengaruh Implementasi Artificial. Journal of Information System, Informatics and Computing, 5(2), 506–513. https://doi.org/10.52362/jisicom.v5i2.616
Sely. (2019). Dampak Teknologi Ai Terhadap Tenaga Kerja Dalam Bidang Akuntansi Manajemen. Jurnal Pitis AKP, 3(1), 32–40. https://jurnal.poltekstpaul.ac.id/index.php/jakp/issue/view/31
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.