Digital Native dan Politik: Peran Twitter dalam Menyuarakan Pandangan Politik Gen Z
Politik | 2024-12-09 19:06:02Seperti yang telah diketahui, Generasi Z (Gen Z) dikenal memiliki tingkat kreativitas dan inovasi yang tinggi. Berdasarkan survei Harris Poll tahun 2020, sekitar 63% dari Gen Z menunjukkan minat untuk terlibat dalam aktivitas kreatif setiap hari. Tingginya tingkat kreativitas ini sangat dipengaruhi oleh keterlibatan mereka dalam berbagai komunitas serta aktivitas yang mereka lakukan di media sosial. Hal ini sejalan dengan hasil sejumlah penelitian yang menyatakan bahwa Gen Z adalah generasi yang sangat akrab dengan teknologi (digital native), yang tumbuh di era ponsel pintar, berkembang bersama kemajuan teknologi komputer, dan memiliki akses internet yang jauh lebih mudah dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Sebuah studi menemukan bahwa 33% dari Gen Z menghabiskan lebih dari 6 jam per hari menggunakan ponsel dan lebih sering mengakses media sosial dibandingkan dengan generasi sebelumnya .
Media sosial dapat diartikan sebagai platform yang memungkinkan penggunanya untuk berbagi informasi melalui berbagai saluran, seperti blog, jejaring sosial, dan forum, dengan cara yang mudah. Interaksi yang terjadi di media sosial termasuk dalam kategori interaksi tidak langsung, di mana komunikasi antar individu terjadi melalui jaringan atau platform media sosial. Di antara berbagai platform media sosial yang ada, Gen Z sangat akrab dengan Twitter, yang telah hadir sejak lama. Twitter merupakan platform yang memungkinkan penggunanya untuk berkomunikasi dengan mengirimkan pesan singkat atau tweet. Selain itu, Twitter juga memberikan keuntungan dalam memperoleh informasi terkini, karena platform ini dikenal sebagai salah satu media sosial yang paling cepat dalam menyebarkan informasi.
Kemajuan teknologi, kemudahan akses internet, dan penggunaan media sosial melalui perangkat ponsel pintar telah mempermudah pencarian informasi, termasuk informasi politik. Di Indonesia, Twitter menjadi salah satu platform yang sering digunakan oleh Gen Z untuk mendapatkan informasi secara cepat, bahkan lebih sering daripada aplikasi media sosial lainnya. Kemajuan teknologi ini turut berperan dalam membentuk karakter Gen Z. Sejak awal 2000-an, Twitter telah menjadi aplikasi populer, dan saat ini mayoritas penggunanya berasal dari kalangan Gen Z. Menjelang Pemilu 2024, Twitter semakin populer karena memungkinkan penggunanya untuk mengikuti perkembangan isu politik terkini melalui tagar yang sedang tren.
Pada era digital saat ini, internet telah menjadi sarana utama dalam dunia politik, memberikan kesempatan kepada partai politik untuk mempromosikan calon mereka dan menarik perhatian masyarakat untuk memberikan suara. Kampanye di media sosial kini semakin banyak ditujukan kepada Gen Z, dengan Twitter sebagai salah satu sarana komunikasi politik yang sangat mempengaruhi partisipasi politik masyarakat Indonesia. Para elit politik cenderung memanfaatkan Twitter untuk kampanye mereka, mengingat kemudahan dalam menyebarkan isu politik, seperti tagar pemilu yang sedang hangat diperbincangkan di dunia politik Indonesia. Hal ini mempercepat penyebaran informasi di kalangan anak muda, yang dapat memengaruhi pilihan politik Gen Z dalam menentukan keputusan suara mereka.
Dengan semakin populernya media sosial, khususnya Twitter, penggunanya menjadi lebih aktif dalam menyuarakan pandangan politik. Pada Pemilu Presiden 2024, misalnya, tagar terkait pemilu terus mengalami lonjakan, yang memengaruhi pandangan politik Gen Z dalam memilih pemimpin. Bahkan, sejumlah Gen Z memilih untuk tidak memberikan suara akibat banyaknya informasi negatif yang mereka temui di timeline Twitter mereka.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.