Scroll Down to Reality: Ketika Algoritma TikTok Mengendalikan Kita
Teknologi | 2024-12-06 23:04:26Pernahkan kalian memikirkan bagaimana setiap hari kalian secara tidak sadar membuka TikTok? Atau kecanduan scrolling TikTok? Fenomena kecanduan TikTok semakin berkembang, bukan hanya karena kemudahan akses yang diberikan, tetapi juga karena algoritma dalam menyesuaikan konten dengan minat kita. TikTok dengan segala yang ada didalamnya ini adalah dunia di mana kita tidak hanya diberikan hiburan, tetapi juga tekanan sosial untuk mengikuti tren terbaru, membeli barang-barang yang sedang viral, dan bahkan beradaptasi dengan gaya hidup yang sering kali tidak realistis.
Algoritma
Algoritma sendiri adalah metode yang dirancang terstruktur dengan memberikan instruksi untuk menyelesaikan masalah atau kegiatan, algoritma terdiri dari serangkaian langkah yang terstruktur dan sistematik. Dalam kasus algoritma TikTok dapat diartikan bagaimana TikTok itu sendiri merekomendasikan konten mana yang akan muncul di halaman for you page. Halaman for you page setiap pengguna berbeda-beda, hal ini menjadikan konten fyp mu berbeda dengan konten fyp temanmu. Tampilan fyp didukung oleh beberapa faktor berikut:
1. Pendaftaran Akun TikTok
Saat kamu mendaftarkan akun TikTok, kamu akan akan diminta untuk mengisi beberapa informasi seperti usia, jenis kelamin, kategori minat dan lokasi. Hal ini menjadi dasar algoritma berjalan.
2. Konten Populer
Pada faktor ini Tiktok akan menyuguhkan beberapa konten populer dan trending. Penampilan konten-konten ini akan menimbulkan interaksi pengguna apakah konten disukai atau tidak seperti like, comment, share atau bahkan kamu skip konten tersebut.
3. Informasi konten
Informasi konten berupa lagu yang digunakan, hashtag, jumlah penayangan, dan dimana konten itu diunggah.
Hal-hal diatas membuat kalian kecanduan dan menghabiskan waktu sampai berjam-jam untuk scrolling. Secara tidak sadar anda akan mengikuti apa yang ada di konten yang disuguhkan. Mulai dari membeli baju, aksesoris yang sedang trend, dan mencoba memasak kue yang sedang viral. Kegiatan-kegiatan ini memberikan dampak positif, namun disisi lain lama kelamaan dapat merusak cara berpikir kita. Membeli barang-barang yang sedang trend menjadi salah satu kewajiban untuk dapat masuk pada kehidupan sekarang.
Algoritma Mengubah Prioritas dan Keputusan Konsumtif
Dampak yang ditimbulkan dari kecanduan TikTok yaitu perubahan prioritas kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari kita. Kita tidak lagi memikirkan apa yang perlu dibeli, kita akan condong membeli barang-barang yang sedang trending di TikTok. Sebagai contoh, kita sering menemukan produk kecantikan, gadget, peralatan rumah tangga, bahkan aksesoris dengan harga selangit muncul di halaman fyp. Semua ini mendorong kita untuk membeli produk-produk tersebut agar tetap relevan dalam kehidupan sosial kita. Hal-hal seperti beli secara spontan tanpa memikirkan kelanjutan dari produk-produk diatas merupakan kepuasan pada diri sendiri, namun kepuasan ini hanya sesaat dimana sejalan dengan tren yang terjadi dengan cepat. Cara berpikir seperti ini hanya akan mempengaruhi cara kita melihat diri dan ekspektasi sosial.
Psikologi dibalik Algoritma TikTok
Sekarang TikTok tidak hanya sebagai media sosial, namun sebagai alat bagi para perusahaan untuk memasarkan produk mereka. Dengan memanfaatkan influencer dan konten kreator, kita dengan mudah terbawa dengan opini yang mereka bawakan. Ketika kita melihat orang lain terlihat bahagia dan suka terhadap produk tertentu menjadi dorongan psikologis yang kuat untuk membeli. Lama kelamaan kita akan terhanyut dalam dunia virtual, kita mulai melupakan dunia nyata yang penuh dengan hubungan sosial dan pengalaman hidup yang beragam. Rasa cemas dengan penilaian orang lain dan rasa takut tidak cukup baik akan standar yang ada di media sosial akan menghantui kita.
Mencari Keseimbangan
Sadar akan semua dampak, penting bagi kita untuk bijak dalam media sosial. Gunakan TikTok untuk mendapatkan inspirasi, mencari hiburan, hingga sebagai sarana pembelajaran. Kita harus sadar dan bijak agar tidak terhanyut dengan algoritma TikTok, jangan biarkan algoritma mengendalikan segalanya dalam hidup kita. Sudah saatnya kita selektif dengan apa yang kita konsumsi di Tiktok, tidak hanya mengikuti tren tanpa pertimbangan serta kita dapat menggunakan TikTok dengan cara yang lebih produktif dan mendapatkan manfaatnya.
Terakhir, meskipun TikTok dengan algoritmanya memberikan hiburan yang asik dan membuat ketagihan, kita harus selalu ingat bahwa hidup yang sebenarnya terjadi di luar layar. Jangan biarkan algoritma mengatur kehidupan kita.
Sakha’ Imtinan mahasiswi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook