Maraknya Cyberbullying di Era Digital
Eduaksi | 2024-12-06 21:31:58Dampak Cyberbullying
Cyberbullying adalah bentuk perundungan yang terjadi melalui media digital, seperti media sosial, pesan teks, dan platform online lainnya. Dampak dari cyberbullying sangat serius dan dapat memengaruhi kesehatan mental, emosional, dan sosial korban . Berikut adalah beberapa dampak yang sering dialami oleh korban:
- Dampak Psikologis: Korban sering mengalami depresi, kecemasan, dan stres yang berkepanjangan. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang menjadi korban cyberbullying memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan mental (Kowalski et al., 2014).
- Penurunan Prestasi Akademik: Banyak korban mengalami penurunan nilai dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi di sekolah akibat tekanan emosional yang mereka alami (Hinduja & Patchin, 2018).
- Isolasi Sosial: Korban sering merasa terasing dari teman-teman dan lingkungan sosial mereka, yang dapat memperburuk kondisi mental mereka.
Cara Mengatasi Cyberbullying
Untuk mengatasi cyberbullying, diperlukan pendekatan yang melibatkan semua pihak, termasuk korban, pelaku, dan saksi. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:
- Bagi Korban:Hentikan Interaksi: Korban sebaiknya menghindari kontak dengan pelaku dan tidak membalas pesan yang bersifat bullying.Simpan Bukti: Penting untuk menyimpan bukti-bukti seperti tangkapan layar atau pesan yang diterima untuk dilaporkan kepada pihak berwenang.Berbicara dengan Seseorang: Korban harus mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional untuk membantu mengatasi perasaan mereka.
- Bagi Pelaku:Menyadari Dampak: Pelaku perlu memahami bahwa tindakan mereka dapat memiliki konsekuensi serius bagi korban.Mencari Bantuan: Pelaku sebaiknya mencari bantuan untuk mengatasi perilaku mereka, baik melalui konseling atau program rehabilitasi
- Bagi Saksi:Melaporkan Tindakan Bullying: Saksi harus berani melaporkan tindakan bullying kepada pihak berwenang atau orang dewasa yang dapat membantu.Memberikan Dukungan: Saksi dapat memberikan dukungan kepada korban dengan cara menunjukkan empati dan membantu mereka merasa tidak sendirian.
Dalam pandangan saya, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang cyberbullying dan dampaknya. Pendidikan tentang etika digital dan empati harus dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Menurut penelitian oleh Kowalski et al. (2014), intervensi yang tepat dapat mengurangi prevalensi cyberbullying di kalangan remaja. Selain itu, Hinduja dan Patchin (2018) menekankan pentingnya kerjasama antara sekolah, orang tua, dan komunitas untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak.
Daftar Pustaka
- Kowalski, R. M., Giumetti, G. W., & Schroeder, A. N. (2014). Bullying in the digital age: A critical review and meta-analysis of cyberbullying research among youth. Psychological Bulletin, 140(4), 1073-1137.
- Hinduja, S., & Patchin, J. W. (2018). Cyberbullying: An update and synthesis of the research. Cyberbullying Research Center.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.