Potensi Konflik tak Berujung di Papua
Teror | 2024-12-03 20:09:51Papua sebagai pulau paling timur di Indonesia, telah menjadi medan konflik yang tak berkesudahan selama puluhan tahun. Sejak pertama kali bergabung ke Indonesia, berbagai macam konflik telah menjadi makanan kenyang bagi masyarakat di Papua. mulai dari konflik horizontal antar suku, konflik vertikal antara daerah dan pemerintah pusat, maupun konflik sosial-agama telah lama terjadi di Papua. Deretan konflik ini, menjadi bukti kurangnya fokus pemerintah pusat kepada Tanah Papua.
Pemerintah pusat harus mengganti cara dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di Papua. Selama ini, pemerintah pusat seringkali menggunakan cara yang berbanding terbalik dengan prinsip masyarakat Papua. Peningkatan siaga militer tanpa melakukan komunikasi terlebih dahulu, dapat meningkatkan resiko konflik. Dalam sejarahnya, pihak militer telah menyebabkan beberapa kasus pelanggaran HAM berat di Papua, seperti : kasus Wasior 2001, kasus Biak 1998, dan kasus Wamena 2003.
Konflik tak berujung ini, diperparah dengan tindakan pemerintah yang kurang memperhatikan peningkatan kualitas pendidikan, infrastruktur, perekonomian, dan kesehatan di Tanah Papua. Sehingga, Papua seakan-akan sengaja dirancang untuk menjadi daerah tertinggal.
Kurangnya fokus pemerintah ini, dapat menjadi bumerang yang dapat menyerang balik pemerintah Indonesia. Pendidikan yang buruk dapat menjadikan generasi muda Papua kurang memahami makna nasionalisme. Terbaru, setiap tanggal 1 Desember yang seringkali diyakini sebagai hari peringatan kemerdekaan Papua, ramai dirayakan oleh generasi muda. Kondisi ini dapat menyebabkan bertambah sulitnya pendekatan yang harus dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat Papua.
Pemerintah Indonesia harus mampu dan mau untuk melakukan musyawarah berbagi pendapat dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di masyarakat. Hal ini tidak hanya dilakukan dalam penyelesaian konflik Papua saja, tetapi juga di berbagai kejadian konflik di seluruh Indonesia. Sehingga konflik-konflik yang terjadi, tidak menjadi masalah yang terus berkembang dan berbahaya bagi keutuhan negara Indonesia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.