Di Balik Layar Rumah Sakit: Sehari dalam Kehidupan Dokter
Info Sehat | 2024-12-02 21:51:12Profesi dokter selalu lekat dengan citra pengabdian dan tanggung jawab yang besar. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh penulis pada hari Kamis, 7 November 2024 di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), pengabdian ini terlihat nyata dalam keseharian para dokter yang tidak hanya memberikan layanan kesehatan berkualitas kepada pasien, tetapi juga membimbing calon dokter melalui proses pendidikan klinis. Sebagai rumah sakit pendidikan, RSUA menghadirkan dinamika unik dalam interaksi antara dokter, pasien, mahasiswa, dan residen, menciptakan lingkungan belajar yang kaya akan pengalaman medis dan nilai-nilai kemanusiaan.
Hasil pengamatan langsung terhadap aktivitas di RSUA memperlihatkan betapa kompleksnya tugas seorang dokter. Hari dimulai dengan kunjungan ke Unit Perawatan Intensif (ICU), di mana dokter memeriksa kondisi pasien dengan cermat. Komunikasi antara dokter dan perawat menjadi kunci dalam memastikan semua prosedur medis berjalan sesuai standar. Pasien di ICU, seperti penderita pneumonia yang membutuhkan pengawasan ketat, diperiksa berdasarkan tanda-tanda vital, hasil laboratorium, hingga respons terhadap terapi yang diberikan. Di sisi lain, keluarga pasien hanya diperkenankan menunggu di luar ruangan demi menjaga kondisi steril ICU, meskipun mereka tetap mendapatkan informasi perkembangan pasien secara berkala. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa komunikasi yang baik antara tim medis dan keluarga pasien berkontribusi pada hasil perawatan yang lebih baik.
Setelah pemeriksaan, pengisian rekam medis dilakukan dengan teliti. Rekam medis menjadi bagian penting dalam setiap langkah perawatan pasien. Dokter mencatat perkembangan kondisi pasien sekaligus merancang rencana terapi lanjutan. Ketelitian sangat dibutuhkan, terutama dalam peresepan obat. Sebelum memutuskan resep, dokter meninjau data medis lampau pasien, seperti hasil elektrokardiogram (EKG) atau rontgen paru-paru. Langkah ini memastikan bahwa setiap obat yang diberikan tidak hanya efektif, tetapi juga aman bagi kondisi pasien.
Kegiatan visit ke kamar inap pun menjadi momen penting yang melibatkan komunikasi lebih luas. Selain berdialog dengan perawat dan pasien, dokter juga berbicara dengan keluarga untuk menjelaskan kondisi medis secara rinci. Dalam proses ini, dokter berusaha memberikan rasa nyaman dan kepercayaan, tidak hanya kepada pasien, tetapi juga kepada keluarganya. Rasa empati dan pendekatan humanis menjadi elemen penting dalam profesi ini, terlebih ketika harus menyampaikan kabar tentang kondisi pasien yang tidak selalu ideal.
Sebagai rumah sakit pendidikan, RSUA juga memberikan ruang bagi mahasiswa kedokteran dan residen untuk belajar langsung dari praktik klinis. Dalam beberapa situasi, seperti saat visit ke lantai empat gedung rumah sakit, rekam medis dan peresepan obat dilakukan oleh PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) sebagai bagian dari proses pembelajaran. Dokter senior hadir untuk mendampingi dan memberikan bimbingan, memastikan setiap prosedur berjalan sesuai standar medis. Pendekatan ini tidak hanya melatih keterampilan teknis mahasiswa, tetapi juga menanamkan nilai kerja sama dalam pengambilan keputusan medis.
Teknologi turut memainkan peran penting dalam pelayanan kesehatan di RSUA. Dokter memanfaatkan fasilitas website rumah sakit untuk mengakses informasi pasien secara cepat dan akurat sebelum melakukan visit. Sistem rekam medis elektronik yang terintegrasi memungkinkan data pasien diperbarui secara real-time, meminimalkan risiko kesalahan, dan mendukung pengambilan keputusan berbasis data. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan sistem rekam medis secara elektronik dapat meningkatkan akurasi dan efisiensi dalam pengelolaan data pasien. Dalam dunia medis yang semakin kompleks, efisiensi seperti ini menjadi solusi untuk menghadirkan layanan kesehatan berkualitas dalam waktu yang lebih singkat.
Meskipun profesi dokter kerap dipandang sebagai pekerjaan yang bergengsi, realitasnya penuh dengan tantangan. Jadwal kerja yang padat, tanggung jawab besar terhadap keselamatan pasien, hingga tekanan emosional dari menghadapi situasi darurat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun, banyak dokter memandang tantangan ini sebagai kehormatan. Salah seorang dokter yang diwawancarai menyebutkan bahwa tugasnya tidak hanya menyembuhkan pasien, tetapi juga menjadi pengharapan bagi mereka. Momen ketika pasien berhasil pulih dari sakit memberikan kebahagiaan yang tidak tergantikan, menjadi penyemangat di tengah segala kesulitan yang dihadapi.
Rumah Sakit Universitas Airlangga menjadi cerminan nyata bagaimana profesi dokter bukan hanya soal keterampilan medis, tetapi juga tentang dedikasi terhadap kemanusiaan. Kolaborasi antara pelayanan kesehatan, pendidikan klinis, dan adopsi teknologi menciptakan lingkungan yang tidak hanya mencetak dokter yang kompeten, tetapi juga memperkuat sistem kesehatan nasional. Melalui proses yang penuh perjuangan, para dokter di RSUA membuktikan bahwa profesi ini adalah panggilan hidup yang layak dihormati dan diapresiasi oleh seluruh lapisan masyarakat.
Penulis:
Nazira Aqilla Hirmadiani
Program Studi Kedokteran 2024
Universitas Airlangga
Referensi:
- Dornan, T., Mann, K., Scherpbier, A., & Spencer, J. (2011). Medical Education: Theory and Practice. Edinburgh: Elsevier.
- Fahmi, I., & Nurhayati, N. (2022). Impact of Simulation-Based Learning on Medical Students' Clinical Skills: A Systematic Review. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia, 10(1), 67-75.
- Hidayat, T., & Mardiana, R. (2021). The Role of Clinical Learning Environment in Medical Education: A Study at Medical Faculty of Universitas Airlangga. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia, 9(2), 145-152.
- Pengamatan langsung dan wawancara oleh penulis dengan dokter di Rumah Sakit Universitas Airlangga (2024).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.