Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Bitcoin, Solusi dari Inflasi yang Menyiksa Rakyat Kecil

Edukasi | 2024-12-02 17:06:20
Ilustrasi mengenai inflasi

Inflasi merupakan kondisi menurunnya nilai suatu mata uang dikarenakan bertambahnya jumlah suplai mata uang tersebut. Kecepatan bertambahnya suplai mata uang sangat berpengaruh terhadap angka inflasi yang terjadi. Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. (BI, 2024). Inflasi menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) berada pada angka Year-on-Year Agustus 2024 sebesar 2,12%. Data ini ditarik dari bulan Agustus 2023 sampai dengan bulan Agustus 2024 dan dianggap dapat merepresentasikan angka inflasi di Indonesia. Namun, kenyataan di lapangan sangat berbeda dengan data yang disajikan oleh BPS tersebut.

Harga beras contohnya, jika ditarik dari bulan Agustus 2023 sampai dengan bulan Agustus 2024, maka persentase kenaikan beras yang terjadi di pasaran berada pada kisaran angka 10,04%-18,21%. Angka ini sangat jauh berbeda dibandingkan dengan data yang disajikan oleh BPS. Inflasi yang tinggi ini tidak hanya terjadi pada harga beras saja, namun banyak sektor juga terkena imbasnya, seperti biaya pendidikan, biaya pengobatan rumah sakit, biaya BBM, properti, dan lain-lain.

Inflasi memang sesuatu yang tidak bisa dihindari di kehidupan modern saat ini. Munculnya virus COVID-19 lima tahun lalu juga sedikit banyak berdampak pada kondisi makro maupun mikro baik secara global maupun di Indonesia. Untuk itu, agar aset kita terjaga dari inflasi yang tinggi, dibutuhkan suatu investasi yang memiliki CAGR di angka yang menyamai bahkan melebihi dari inflasi di Indonesia. Dari semua jenis investasi yang ada di pasar saat ini, Bitcoin masih menjadi pemimpin dengan CAGR di angka 103%, sangat jauh jika dibandingkan dengan aset lain seperti emas dengan CAGR 8%.

Ilustrasi mengenai Bitcoin

Di sisi lain, Bitcoin merupakan revolusi terbaik di dekade ini. Latar belakang dimunculkannya Bitcoin adalah karena beberapa problem yang ada pada sistem finansial tradisional. Salah satunya adalah masalah tingginya inflasi. Inflasi sebenarnya merupakan vektor bukan skalar, seperti contohnya biaya pendidikan yang naik 15% per tahun, berbeda dengan beras yang naik 10% per tahun. Inflasi yang sebenarnya berada pada kisaran angka 10%-15%. Hal ini berarti bahwa dalam 3 tahun uang yang kita miliki nilainya akan menjadi setengah dari nilai sebelumnya. Jika dibandingkan dengan fiat, Bitcoin merupakan aset yang jauh lebih superior di hampir semua lingkup di zaman modern ini.

Fiat sendiri berasal dari bahasa latin “Let it be done” yang berarti ‘biarkan itu dilakukan’. Hal itu berarti bahwa fiat dapat diprint dari angin, sesuai dengan keinginan dan agenda para bankir dunia. Fakta yang mungkin belum diketahui banyak orang mengenai fiat adalah bahwa 40% USD yang ada di peredaran dunia saat ini, dicetak saat pandemi COVID-19 terjadi. USD merupakan mata uang yang paling kuat nilainya saat ini. USD sendiri kehilangan 90% nilainya dalam 100 tahun terakhir. Jika USD yang dibacked by US dan paling kuat nilainya saja kehilangan sebegitu banyaknya dalam kurun waktu yang tergolong singkat, apalagi dengan IDR yang merupakan mata uang milik Indonesia yang digolongkan sebagai negara berkembang.

Solusi dari inflasi adalah supply cap. Berbeda dengan fiat, Bitcoin memiliki fixed supply diangka 21 juta BTC. Dengan adanya suplai yang tetap maka suatu aset tidak akan mengalami inflasi dan dapat membuat aset tersebut malah menjadi sesuatu yang langka. Fungsi lain dari Bitcoin adalah sebagai cross border payment. Contoh yang terbaru yaitu Ukraina yang meminta donasi dengan BTC. Untuk memindahkan dana dengan bitcoin hanya dibutuhkan waktu yang sangat singkat. Bisa juga dengan memanfaatkan banyak ekosistem blockchain lain seperti jaringan Ethereum, Solana, Sui, Aptos dan masih banyak lagi. Bitcoin sendiri tidak akan pernah mati karena dijaga oleh ribuan node yang tersebar di seluruh dunia. Salah satu yang terbesar yaitu Wall of Encypted Cyber Energy yang merupakan Bitcoin mining terbesar di Rusia.

Revolusi akan terjadi sangat cepat dan tidak dibutuhkan waktu lama bagi IPTEK untuk semakin berkembang di skala yang tidak terbayangkan seperti zaman munculnya mobil, pesawat terbang, internet, E-mail. Bitcoin merupakan revolusi yang akan mendorong arak market global menjadi lebih baik. Bitcoin memiliki prospek yang sangat baik terutama dalam jangka waktu yang lama. Nilai dari Bitcoin juga sangat undervalue jika dibandingkan dengan nilai kegunaannya. Dan dengan mengadopsi Bitcoin, inflasi bukan lagi suatu hal yang perlu ditakuti.

DAFTAR PUSTAKA

Nakamoto, S. (2008). “Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System” [Online],

https://bitcoin.org/bitcoin.pdf, 27 November 2024.

BI. (2024). “Inflasi” [Online],

https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/inflasi/default.aspx., diakses 27 November 2024.

BPS. (2024). “Inflasi Year-on-Year (y-on-y) Agustus 2024 sebesar 2,12 persen. Inflasi

provinsi y-on-y tertinggi terjadi di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 5,05 persen dan inflasi kabupaten/kota y-on-y tertinggi.” [Online], https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2024/09/02/2307/inflasi-year-on-year--y-on-y--agustus-2024-sebesar-2-12-persen--inflasi-provinsi-y-on-y-tertinggi-terjadi-di-provinsi-papua-pegunungan-sebesar-5-05-persen-dan-inflasi-kabupaten-kota-y-on-y-tertinggi-.html., diakses 27 November 2024.

BPS. (2024). “Nilai Tukar Petani (NTP) Agustus 2024 sebesar 119,85 atau naik 0,20 persen.

Harga Gabah Kering Panen di Tingkat Petani turun 1,15 persen dan Harga Beras Premium di Penggilingan turun 1,19 persen.” [Online], https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2024/09/02/2331/nilai-tukar-petani--ntp--agustus-2024-sebesar-119-85-atau-naik-0-20-persen--harga-gabah-kering-panen-di-tingkat-petani-turun-1-15-persen-dan-harga-beras-premium-di-penggilingan-turun-1-19-persen-.html., diakses 27 November 2024.

Timothy Ronald. (2023, 6 Juni). Keluar Dari Sistem Perbudakan Fiat [Video]. Youtube.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image