ChatGPT dalam Dunia Perkuliahan bagi Mahasiswa: Solusi atau Tantangan?
Teknologi | 2024-12-02 15:16:41Kemunculan inovasi teknologi berupa website berbasis AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan bernama ChatGPT telah membawa pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah aspek pendidikan.
Eksistensi & Kemampuan ChatGPT
Eksistensi ChatGPT meningkat signifikan hingga mampu menggemparkan dunia akademisi, baik dari kalangan dosen maupun mahasiswa. Bagaimana tidak, kehadirannya ibarat pedang bermata dua. Website AI ini mampu menjadi solusi atas dinamika permasalahan pembelajaran kuliah. Namun, ChatGPT juga hadir sebagai ancaman sebab dapat menurunkan integritas dan kualitas suatu sistem pendidikan.
ChatGPT memiliki kemampuan luar biasa dalam memberikan jawaban atas sekumpulan teks pertanyaan atau intruksi. Ia akan memproses intruksi berdasarkan ratusan gigabyte data dan didesain dalam bentuk chatbot. Hal tersebut membuat jawaban yang diberikan dapat koheren, mendalam, dan bahkan membuat pengguna merasa sedang berkomunikasi langsung dengan seorang manusia.
ChatGPT Sebagai Solusi
Manfaat yang diperoleh melalui penggunaan ChatGPT bagi mahasiswa diantaranya adalah mampu meningkatkan efisiensi pembelajaran. Dalam proses belajar kuliah, ChatGPT menjadi asisten untuk membantu memahami materi dengan kemampuannya menjelaskan konsep kompleks dalam bahasa sederhana, menyajikan berbagai tipe dan level soal latihan beserta jawabannya, dan membuatkan ringkasan atas penjelasan yang menumpuk.
Selain proses pemahaman materi, ChatGPT dapat membantu mahasiswa dalam mengerjakan berbagai penugasan kuliah maupun penelitian. Kemampuannya dapat membantu mahasiswa menggali ide (brainstorming), meningkatkan struktur penulisan, memperbanyak literatur relevan, hingga menjembatani hambatan linguistik. Aspek efisiensi waktu menjadi nilai plus besar dari penggunaan ChatGPT karena kemampuannya menghadirkan solusi secara responsif dan cepat.
ChatGPT Sebagai Tantangan
Namun, konsekuensi adalah keniscayaan yang mengikuti munculnya inovasi teknologi. ChatGPT berpotensi mengancam integritas dunia pendidikan dan tindak plagiarisme melalui beberapa hal, diantaranya adalah potensi ketidakakuratan jawaban, kredibilitas referensi yang diragukan, dan tidak mencantumkan sumber informasi.
Berbagai kemudahan yang ditawarkan ChatGPT mampu melenakan, membuat ketagihan, dan ketergantungan sehingga mahasiswa jauh dari representasi kemampuan berpikir kritis. Pelanggaran etis berpotensi terjadi apabila mahasiswa menjadikan ChatGPT sebagai satu-satunya sumber rujukan atau hanya copy-paste tanpa proses parafrase, penambahan, maupun pengembangan melalui analisis mandiri. Aksi tersebut mencerminkan ketiadaan kontribusi atau aksi seorang pelajar sehingga mengarah pada tindak kecurangan.
Penyikapan Bijak terhadap Polemik ChatGPT
Polemik penggunaan ChatGPT adalah hal yang dapat diprediksi dan bukan hal mengejutkan karena adanya potensi dualitas dalam setiap perkembangan teknologi. Perlu kesadaran, tanggung jawab, dan penyikapan yang bijak dalam menghadapi polemik tersebut.
Seorang mahasiswa harus memposisikan ChatGPT sebagai alat bantu, bukan alat pengganti peran otak manusia. Nilai integritas, etika, dan privasi perlu diaplikasikan dalam penggunaan ChatGPT. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengoptimalkan manfaat alat revolusionaris ini dengan meminimalisir dampak negatif sehingga ChatGPT menjadi mitra baik dalam perjalanan akademiknya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.