Hubungan Antara Kebiasaan Merokok dan Penyakit Paru di Kalangan Remaja
Edukasi | 2024-12-02 13:20:14
Kebiasaan merokok di kalangan remaja telah menjadi masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia. Menurut data, sekitar 9,1% remaja di Indonesia merokok, dan angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun.Merokok tidak hanya berdampak pada kesehatan individu yang merokok, tetapi juga mempengaruhi kesehatan orang-orang di sekitarnya, terutama dalam hal penyakit paru-paru. Sikap merokok yang dilakukan oleh anak muda mempunyai pengaruh kurang baik terhadap kesehatan serta kebugaran. Kanker paru serta penyakit paru kronik ialah sebagian contoh yang kerap dialami oleh perokok.
Kebiasaan merokok memiliki pengaruh yang kurang baik terhadap kesehatan paling utama pada organ pernafasan. Berbagai penyakit paru mencuat akibat rokok antara lain kanker paru serta penyakit paru obstruktif kronik. Untuk perokok, sistem saraf akan mudah tercemari toksin ataupun isi rokok yang sangat mengusik pertumbuhan kesehatan serta mental semacam gampang risau serta tekanan mental (Bakara, Moningka,& Lintong, 2016).
Kebugaran jasmani ialah salah satu aspek yang mempengaruhi untuk kesehatan remaja. Umur remaja dengan rata- rata 19 tahun memerlukan tingkatan kebugaran jasmani yang besar/ baik. Rata-rata nilai kapasitas vital paru perokok remaja dalam penelitian ini sebesar 3705,50 dan dapat dimasukkan dalam kategori sedang. Sedangkan pada remaja bukan perokok rata-rata nilai kapasitas vital parunya sebesar 4263,40 dan dapat dikategorikan baik sekali.
Tak hanya menghentikan perkembangan paru-paru, merokok pada usia remaja juga dapat menyebabkan kerusakan sistem peredaran darah yang akan berangsur semakin parah saat ia tumbuh dewasa. Perbedaan yang ditemukan yaitu pada hasil angka yang menunjukkan bahwa kadar hemoglobin pada perokok remaja lebih tinggi dari pada bukan perokok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan merokok memiliki dampak terhadap kadar hemoglobin seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Bakara et al., (2016) dan Zukefeli, (2010) sama-sama menunjukkan adanya hubungan antara kebiasaan merokok dengan kadar hemoglobin yang dimiliki.
Remaja yang memiliki kebiasaan merokok memiliki pengaruh terhadap kapasitas vital paru yang dimiliki dimana perokok remaja nilai kapasitas vital paru lebih rendah dibandingkan pada remaja yang bukan perokok. Bagi remaja yang memiliki kebiasaan merokok dianjurkan untuk mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi perhari dan diusahakan untuk berhenti merokok. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya merokok dan menerapkan program pencegahan yang efektif untuk mengurangi angka perokokan di kalangan remaja. Upaya ini harus melibatkan pendidikan kesehatan yang komprehensif serta dukungan dari lingkungan sosial untuk menciptakan perubahan positif dalam perilaku remaja terkait kebiasaan merokok.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.