Gadis Kecil yang Broken Home
Sastra | 2024-11-28 10:11:06
Realitanya keluarga memang harta yang paling berharga,cinta yang paling tulus pun datang di keluarga Tidak ada yang bisa memberikan kasih sayang yang tak terhingga selain orang tua. Besarnya mengalahkan emosi jiwa dan saat itulah cinta sejati sesungguhnya terbentuk. Baginya hadiah terbesar dari Allah yang bermakna adalah sebuah keindahan, kebahagiaan dan keharmonisan sebuah keluarga. Tetapi apa jadinya jika keharmonisan itu tak pernah Ia rasakan. Itulah yang pernah dialami oleh seorang anak perempuan dari keluarga sederhana. Iya, menjadi seorang anak broken home setelah perceraian kedua orang tuanya.
perkenalkan aulia namanya.Gadis kelahiran 2007 yang saat ini baru saja masuk kekelas 11, di usia remaja nya Ia sudah harus merasakan bagaimana sakitnya merasakan perpisahan Ayah Ibunya. Entah karena alasan apa orang tuanya bisa mengambil keputusan untuk bercerai. Menerima kenyataan bahwa orang tuanya telah resmi berpisah sangatlah berat untuk dirinya.
Ia terpaksa harus memilih salah satu di antaranya, bersama siapa dia akan tinggal. Dan itu merupakan pilihan sulit untuk aulia, tapi sesulit apapun itu ia harus bisa mengambil keputusan. Keputusannya Ia memilih tinggal bersama sang ibu. Rasanya aulia memang tidak bisa jauh-jauh dari Ibunya. Baginya Ibu adalah segalanya, dirinya dan sang Ibu tidak akan bisa dipisahkan oleh apapun, kecuali kematian.
Tetapi, berpisah dari sang Ayah pun sangat berat dan menyakitkan untuknya. Ya bagaimana tidak, Ayah adalah cinta pertama untuk anak perempuannya. Bagi aulia Ayahnya adalah pahlawan dalam hidupnya. Malaikat pelindung untuknya, namun kali ini Ia bertanya-tanya apakah ayahnya masih bisa menjadi malaikat pelindung nya?
Sedangkan, Ia dan sang ayah saja tidak tinggal satu atap lagi. Bagaimana bisa ayah melindungi dirinya? Lantas siapa yang akan menjadi pelindung untuknya saat ini? Ya Ibu, tentu saja Ibu tapi apakah cukup. Bukankah seharusnya jika ada Ibu pasti ada sosok ayah. Karena mereka memang memiliki peran dan tanggung jawab nya masing-masing dalam sebuah keluarga. Sebagai orang tua mereka seharusnya saling melengkapi satu sama lain untuk membesarkan dan mendidik anak-anaknya. Bukan dengan lebih mementingkan egonya masing-masing.
Lalu, bagaimana jika mereka berpisah? Bagaimana dengan nasib anaknya?
Jika ditanya bagaimana perasaan aulia saat ini sudah pasti hatinya hancur sekali. aulia menjadi anak broken home. Di mana itu akan menjadi sesuatu hal yang akan terus membekas dalam hidupnya. Bahkan yang lebih mengerikan nya lagi itu akan menjadi trauma untuk dirinya.
Entah mengapa sampai saat ini aulia masih belum bisa menerima perceraian kedua orang tua nya. Dirinya masih terpuruk meratapi nasib menjadi anak broken home, yang sejujurnya tidak pernah Ia bayangkan sama sekali. Dia selalu berdoa dalam sujudnya. “Ya Tuhan apakah keluarga ku masih punya harapan untuk bersatu kembali? Jika memang masih Aku mohon tolong persatukanlah kembali ayah dan ibu ku agar kami bisa seperti dulu lagi, menjadi sebuah keluarga yang utuh & bahagia. Rasanya Aku tidak sanggup jika harus terus menyaksikan kehancuran keluarga ku. Aku benar-benar tidak sanggup. Tolong kasihanilah Aku Tuhan, kasihanilah keluarganya ku. Aku mohon kabulkan doa ku.” sebuah doa yang selalu dirinya panjatkan kepada sang pencipta. Dia masih memiliki harapan besar untuk keutuhan keluarganya. aulia sangat ingin agar Ibu dan Ayahnya bisa rujuk kembali. Ia merindukan suasana rumah yang hangat, lengkap dan penuh canda tawa.
Ada seorang anak wanita yang berumur 17 tahun dimana ia memiliki keluarga Broken Home. Dulunya ia tak pernah tau apa itu Broken Home? karna kala ia masih sangatlah kecil. Ia hanya masih tau bermain, tidur, tertawa bahagia, bukan malah perpisahan. Betapa sedih dan hancur hatinya saat ia tau bahwa ia akan di pisahkan oleh ayah kandungnya. Karna dimana ia masih sangat membutuhkan kasih sayang yang besar dari sosok seorang ayah.
Suatu hari sampailah gadis kecil itu ke sebuah desa yang kecil dimana desa itu adalah tempat tinggal dari keluarga ayahnya. Gadis itu selalu menangis, karna ia merasa bahwa ia harus tersakiti secepat itu. Ia tak tau harus apa dan bagaimana lagi agar bisa ketemu dengan ayahnya. Bertahun-tahun lamanya ia tinggal di desa tersebut bersama kakek dan neneknya. Emang sih kakek neneknya selalu memanjakan dan mendidiknya dengan benar. Karna itulah ia tak pernah merasakan sakit yang terlalu dalam lagi. Ia selalu bahagia, karna ia masih memiliki kebebasan bermain dan tertawa bahagia. Suatu saat pada waktu masuk Sekolah ia selalu iri pada teman-temannya,karna semua temannya dianter oleh ayahny sementara ia masih aja dianter oleh neneknya. Tapi ia tak pernah melihatkan kesedihannya. Karna ia tak pernah menginginkan neneknya untuk ikut bersedih juga
anak perempuan dari keluarga broken home yang memiliki harapan besar di dalam diri untuk sukses di masa depan. Aku adalah seorang anak perempuan di masa lalu yang mengalami percobaan paskibra yang gagal, aku adalah seorang anak yang selalu merasakan kesepian dan kurang akan perhatian. Kehidupanku mungkin tidak seindah kehidupan seorang anak perempuan yang lain. Kehidupanku penuh dengan kenangan yang buruk dan air mata tetapi masih ada kenangan indah yang tersisa yaitu ketika di masa di mana orang tuaku masih bersama, di situlah aku merasakan kasih sayang dan kebahagiaan yang tidak terhitung, aku tidak pernah menyangka bahwa kebahagiaan tersebut cepat berakhir.
Terkadang hal-hal kecil bagi anak perempuan lain merupakan hal – hal yang sangat sulit kurasakan. Aku mengira bahwa setelah orang tuaku berpisah aku akan baik-baik saja, tapi ternyata aku salah. Aku pun merasakan sakit kedua kalinya ketika ayahku menikah lagi tanpa meminta persetujuanku, dan ayahku lebih memilih tinggal bersama istrinya dan anak tirinya sehingga aku tinggal bersama nenekku dan ibuku. Selain itu, padahal aku sangat ingin berbagi cerita dengannya mengenai kehidupan sekolahku. Di masa SMP aku lebih suka di luar rumah dibandingkan di rumah karena di rumah hanya akan membuat air mataku jatuh dan tidak merasakan kebahagiaan, tapi seiring berjalannya waktu aku pun semakin ikhlas dengan menerima semua ini dan selalu berdoa bahwa masih ada kebahagiaan di depan sana yang kelak aku rasakan.
Di masa SMA aku pun berubah menjadi anak yang lebih pendiam dan lebih suka belajar dan menghibur diri dengan bermain game. aku bertemu dengan sosok lelaki yang sederhana dan menjadi alasanku untuk bisa bahagia hingga saat ini. Walaupun ia bukan sosok lelaki yang mapan, tetapi bagiku dia adalah hadiah yang terindah dari Tuhan.
Aku masih bisa merasakan kasih sayang yang tulus. Dia adalah alasanku untuk berubah menjadi lebih baik dan melupakan kenangan buruk. Kini, aku selalu mencoba lebih bersyukur dan mencintai diriku sendiri karena aku ingin membuktikan kepada semua orang bahwa anak broken home bisa sukses di masa depan.
-TAMAT-
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
