Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Maria Putriana

Mengapa Warna Buah Naga Menempel di Kulit? Ini Penjelasannya!

Edukasi | 2024-11-26 11:24:09

Pernahkah Anda memotong buah naga, lalu warna merah cerahnya menempel di tangan atau pakaian? Fenomena ini sebenarnya berkaitan dengan kandungan pigmen alami dalam buah naga, yang dikenal sebagai antosianin dan betasianin.

Namun mari fokus pada antosianin, pigmen utama dalam daging buah naga merah. Pigmen ini tidak hanya membuat buah naga memiliki warna yang menarik, tetapi juga memiliki sifat tertentu yang membuatnya mudah melekat pada permukaan seperti kulit manusia.

Apa Itu Antosianin?

Antosianin adalah pigmen alami yang termasuk dalam kelompok flavonoid, yaitu senyawa kimia yang umumnya ditemukan pada tanaman. Pigmen ini bersifat larut dalam air dan ditemukan pada berbagai jenis buah, sayuran, dan bunga yang memiliki warna merah atau ungu. Warna yang dihasilkan oleh antosianin sangat dipengaruhi oleh pH di sekitar lingkungan, sehingga pada kondisi asam, antosianin cenderung berwarna merah, sedangkan pada lingkungan yang lebih basa, warna pigmen ini bisa berubah menjadi keunguan. Selain berperan penting dalam memberikan warna khas pada tanaman, antosianin juga memiliki peran dalam menarik perhatian penyerbuk atau hewan lain yang dapat membantu proses reproduksi tanaman tersebut.

Sifat kimia antosianin dan cara kerjanya berperan besar dalam fenomena ini. Berikut penjelasannya:

1. Sifat Polar yang Larut Air

Antosianin adalah molekul polar yang berarti larut dalam air, sehingga mudah berpindah dari daging buah ke kulit saat disentuh. Kelembapan alami kulit seperti keringat, dapat memicu penyebaran pigmen ini sehingga menyebabkan warnanya melekat pada permukaan kulit.

2. Interaksi dengan Protein dan Lipid Kulit

Kulit manusia memiliki lapisan luar yang kaya akan protein seperti keratin, yang bersifat larut dalam air. Antosianin dapat berikatan dengan protein di kulit, terutama di area kulit yang kering atau rusak, karena permukaan kulit yang lebih kasar memungkinkan pigmen lebih mudah menempel.

3. Efek pH Kulit

Kulit manusia memiliki pH alami sekitar 4,5 - 5,5 (cenderung asam). Antosianin stabil dan tampak lebih merah cerah pada pH ini, sehingga warnanya terlihat mencolok saat menempel di kulit. Kondisi pH kulit ini juga mendukung antosianin untuk mempertahankan warnanya lebih lama dibandingkan jika berada di lingkungan dengan pH netral atau basa.

4. Stabilitas Pigmen dalam Lingkungan Tertentu

Meski antosianin dapat berubah warna atau terdegradasi jika terpapar cahaya, panas, atau udara dalam waktu lama, pigmen ini cukup stabil di lingkungan normal. Sehingga ketika menempel di kulit, warnanya bisa tetap terlihat jelas untuk beberapa waktu, apalagi jika pigmen tersebut tidak langsung dicuci dengan sabun atau air.

Menghilangkan Warna Antosianin

Jika warna dari buah naga menempel di tangan Anda, berikut beberapa cara mengatasinya:

- Cuci dengan Sabun dan Air Hangat

Sabun dengan kandungan surfaktan dapat membantu melepaskan pigmen antosianin dari kulit. Surfaktan bekerja dengan mengurangi tegangan permukaan air, sehingga pigmen yang menempel pada permukaan kulit lebih mudah terangkat saat dibilas.

- Gunakan Larutan Asam Ringan

Larutan seperti air lemon atau cuka dapat membantu melarutkan pigmen karena sifat asamnya dapat memutus ikatan pigmen dengan kulit.

Manfaat Antosianin dalam Buah Naga

Selain memberikan warna yang menarik, antosianin memiliki berbagai manfaat kesehatan. Pigmen ini dikenal sebagai antioksidan yang kuat, mampu melawan radikal bebas dalam tubuh yang dapat merusak sel. Konsumsi makanan kaya antosianin seperti buah naga merah, dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis seperti kanker, diabetes, penyakit kardiovaskular dan neurodegeneratif seperti Alzheimer. Antosianin juga berperan dalam meningkatkan kesehatan otak, melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV, mendukung kesehatan mata dengan memperbaiki sirkulasi di retina, dan memperkuat sistem imun melalui efek antiinflamasi.

Referensi

Fojas, S. I. T., Hubahib, S. T., Jaravata, K. O., Mojica, C. A. R., dan Recto, A. L. A. V. 2020. The Coloring Component of Betacyanin of Hylocereus polyrhizus (Red Dragon Fruit) Flesh Extract as an Alternative Counter Stain for Semen Smear. European Journal of Molecular & Clinical Medicine. Vol. 7(2): 4221-4226.

Mattioli, R., Francioso, A., Mosca, L., dan Silva, P. 2020. Anthocyanins: A Comprehensive Review of Their Chemical Properties and Health Effects on Cardiovascular and Neurodegenerative Diseases. Molecules. Vol. 25(17): 3809.

Patil, P. D., Dehankar, S. P., Desai, P. D., Bhujbal, Y. D., dan Patil, V. P. 2019. Extraction and Characterisation of Betacyanin as a Dye Pigment from Dragon fruit: A review. Journal of Emerging Technologies and Innovative Research (JETIR). Vol. 6(1): 480-485.

Sambasevam, K. P., Yunos, N., Mohd Rashid, H. N., Baharin, S. N. A., Suhaimi, N. F., Raaov, M., dan Shahabuddin, S. 2020. Evaluation of Natural Pigment Extracted from Dragon Fruit (Hylocereus polyrhizus) Peels. Scientific Research Journal. Vol. 17(2): 34-43.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image