Diskusi Interaktif untuk Tingkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Info Terkini | 2024-11-22 14:59:16Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan (BEM FEB UAD) sukses menggelar Role Play Discussion pada Minggu, 27 Oktober 2024, di Ruang Auditorium Kampus III UAD. Kegiatan ini dirancang untuk melatih kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, berbicara di depan umum, serta memahami berbagai sudut pandang dalam menyelesaikan isu tertentu.
Haziq Shidik, ketua BEM FEB UAD, menjelaskan bahwa program ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan analitis dan komunikasi mereka melalui diskusi interaktif. “Peserta diberikan skenario khusus dengan perspektif berbeda, seperti aktivis, akademisi, legislatif, birokrat, dan korporat. Mereka memainkan peran sesuai dengan perspektif yang ditentukan dan menyampaikan pendapat terhadap satu isu yang diangkat,” jelasnya.
Latar belakang kegiatan ini berakar dari kebutuhan pengembangan soft skill mahasiswa untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks. “Kemampuan berpikir kritis, komunikasi, dan kerja sama tim menjadi keterampilan yang sangat dibutuhkan saat ini. Kami berharap, melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat lebih percaya diri dalam menyampaikan ide mereka dan memiliki wawasan yang lebih luas tentang isu-isu terkini,” tambah Haziq.
Acara dimulai dengan pemaparan materi umum dari perwakilan JAKFI (Jaringan Akuntan dan Keuangan Indonesia), memberikan peserta pemahaman dasar mengenai isu yang akan dibahas. Selanjutnya, peserta dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan perspektif yang ditentukan. Diskusi berlangsung dinamis dengan berbagai argumen dan perdebatan yang muncul, menciptakan suasana kolaboratif yang hidup.
Peserta datang dari berbagai fakultas di UAD, menambah keragaman pandangan dalam diskusi. Setiap kelompok dipandu oleh fasilitator berpengalaman, seperti Ketua HMPS Akuntansi untuk perspektif akademis, Korwil Kopma untuk korporat, hingga Ketua Serikat Mahasiswa Indonesia Cabang Yogyakarta untuk perspektif aktivis. “Kehadiran fasilitator sangat membantu peserta menyusun argumen yang tajam dan terstruktur,” ujar Haziq.
Ia juga berharap Role Play Discussion dapat dilaksanakan lagi dengan skala lebih besar dan dukungan lebih luas dari berbagai pihak. “Program ini memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif bagi mahasiswa, terutama dalam melatih kepercayaan diri dan wawasan mereka. Dengan dukungan yang solid, kami yakin kegiatan ini bisa menjadi agenda rutin yang memberikan manfaat nyata bagi pengembangan diri mahasiswa,” tutupnya. (eka)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.