Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ida Lulu Hidayah, Mahasiswa S2 MARS UMY

Sinergi Digital: Optimalisasi Sistem Informasi Rumah Sakit untuk Kolaborasi Tenaga Kesehatan

Teknologi | 2024-11-21 20:39:04
kolab

Kolaborasi antar tenaga kesehatan merupakan inti dari pelayanan rumah sakit yang berkualitas. Dalam lingkungan yang kompleks seperti rumah sakit, komunikasi dan koordinasi yang lancar antara dokter, perawat, farmasi, laboratorium, dan unit lainnya sangat diperlukan. Namun, kolaborasi ini kerap terhambat oleh berbagai kendala seperti kesalahan komunikasi, keterlambatan informasi, atau tumpang tindih tugas. Di sinilah peran Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) menjadi sangat krusial.

SIRS adalah sebuah sistem terintegrasi yang dirancang untuk mengelola data dan informasi di rumah sakit. Sistem ini tidak hanya mencakup pengelolaan rekam medis elektronik, tetapi juga proses administratif dan operasional lainnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 82 Tahun 2013 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit, SIRS menjadi elemen wajib yang harus dimiliki oleh setiap rumah sakit untuk mendukung pelayanan yang efektif dan efisien. Dengan sistem ini, tenaga kesehatan dapat saling berbagi informasi secara real-time, memastikan bahwa setiap keputusan medis didasarkan pada data yang akurat dan terkini.

Di era digital, rekam medis elektronik menjadi tulang punggung kolaborasi tenaga kesehatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 24 Tahun 2022 tentang Elektronik Rekam Medis, pemerintah menetapkan bahwa semua rumah sakit harus menggunakan rekam medis elektronik sebagai standar utama dalam pengelolaan data pasien. Implementasi ini memungkinkan dokter untuk mengakses riwayat kesehatan pasien dengan cepat, sementara perawat dapat langsung melihat rencana perawatan yang telah ditentukan. Selain itu, farmasi juga dapat mengunggah informasi terkait obat-obatan langsung ke dalam sistem, sehingga seluruh tim medis memiliki akses yang sama terhadap informasi yang relevan.

Meski demikian, implementasi SIRS bukan tanpa tantangan. Sebagian besar rumah sakit menghadapi kendala dalam hal biaya implementasi, pelatihan staf, dan resistensi terhadap perubahan. Tenaga kesehatan yang terbiasa dengan sistem manual sering kali merasa kesulitan beradaptasi dengan teknologi baru. Namun, tantangan ini dapat diatasi melalui pendekatan bertahap dan pelatihan intensif. Keputusan Menteri Kesehatan HK 01.07/Menkes/1128/2022 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit bahkan menetapkan bahwa penggunaan SIRS menjadi salah satu indikator penting dalam penilaian akreditasi rumah sakit. Dengan dorongan ini, semakin banyak rumah sakit yang mulai melihat manfaat jangka panjang dari implementasi SIRS.

Pada akhirnya, SIRS bukan sekadar alat teknologi, tetapi sebuah investasi strategis yang membantu rumah sakit mencapai standar pelayanan yang lebih tinggi. Dengan mendukung kolaborasi yang lebih baik antar tenaga kesehatan, sistem ini memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang aman, cepat, dan berkualitas.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image