Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Auf Naufal Rhoedal

Bagaimana Pengaruh Ideologi Timur Tengah ke Partai Islam di Indonesia?

Politik | 2024-11-21 18:43:05
pks.net

Pendahuluan
Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Tidak heran kalau ideologi dari Timur Tengah punya pengaruh besar di sini, terutama dalam partai-partai politik Islam. Salah satu contohnya adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Artikel ini akan membahas bagaimana ideologi dari Timur Tengah, seperti yang dibawa Ikhwanul Muslimin (IM), memengaruhi PKS, termasuk apakah mereka benar-benar punya hubungan langsung.


Sejarah Awal
Hubungan antara Indonesia dan pemikiran Islam dari Timur Tengah sudah ada sejak zaman dulu. Salah satu tokoh penting yang berperan dalam memperkenalkan ideologi Timur Tengah ke Indonesia adalah Muhammad Natsir, pendiri Partai Masyumi. Pada masa itu, Natsir menjalin hubungan dengan para pemikir dan ulama di negara-negara seperti Mesir, Arab Saudi, dan Pakistan. Ia terinspirasi oleh pemikiran Islam modern yang berkembang di kawasan tersebut, seperti ide-ide Ikhwanul Muslimin di Mesir.
Masyumi sendiri sempat menjadi wadah bagi berbagai organisasi Islam di Indonesia. Partai ini menyatukan suara Muslim untuk memperjuangkan nilai-nilai Islam di dunia politik. Namun, masa kejayaan Masyumi berakhir ketika Orde Lama mulai membatasi aktivitas politik Islam, terutama setelah partai ini dibubarkan karena dituduh terlibat dalam pemberontakan PRRI. Walaupun Masyumi dibubarkan, ide-ide Natsir tetap hidup dan diteruskan oleh para pengikutnya.
Masuk ke era Orde Baru, ekspresi politik Islam semakin ditekan. Pemerintah melarang partai politik berbasis agama. Akibatnya, umat Islam tidak bisa langsung membawa nilai-nilai keislaman ke dunia politik. Namun, para tokoh Islam menemukan cara lain, yaitu dengan mendirikan yayasan dakwah dan lembaga sosial. Melalui organisasi seperti Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), ideologi Islam tetap disebarkan, meskipun tidak dalam bentuk partai politik.
Selama era Orde Baru, Indonesia sebenarnya menjadi "ladang subur" untuk ideologi Islam dari Timur Tengah. Banyak santri dan mahasiswa Indonesia dikirim belajar ke Timur Tengah, terutama ke Mesir, Arab Saudi, dan negara-negara Teluk lainnya. Mereka pulang membawa ide-ide baru yang kemudian diterapkan di berbagai organisasi Islam. Ideologi seperti Wahabisme dari Arab Saudi dan Ikhwanul Muslimin dari Mesir menjadi sangat populer di kalangan aktivis dakwah dan lembaga pendidikan Islam.
Setelah jatuhnya Soeharto di tahun 1998, era Reformasi membuka keran demokrasi. Kebebasan politik ini memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok Islam untuk kembali membentuk partai politik. Salah satu yang muncul pada waktu itu adalah Partai Keadilan, yang kemudian berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai ini didirikan oleh para aktivis dakwah yang sebelumnya aktif di kampus-kampus dan lembaga dakwah. PKS dikenal mengadopsi banyak pemikiran dari Timur Tengah, terutama dari Ikhwanul Muslimin, meskipun mereka tidak mengaku memiliki hubungan langsung.


PKS dan Ikhwanul Muslimin (IM)
Ikhwanul Muslimin adalah organisasi Islam besar dari Mesir yang didirikan Hasan Al-Banna. PKS sering dianggap punya hubungan dengan IM karena keduanya membawa ide "Islam sebagai solusi." Tapi penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan tersebut cuma sebatas kesamaan pemikiran. PKS dan IM secara organisasi tidak punya ikatan formal. Tokoh PKS juga bilang bahwa kesamaan mereka lebih karena prinsip-prinsip Islam yang universal.


Ideologi Timur Tengah di PKS
PKS punya strategi yang disebut Musyarakah Siyasiah. Ini adalah cara berpolitik di negara yang tidak sepenuhnya menggunakan ideologi Islam. Tujuannya supaya nilai-nilai Islam tetap diperjuangkan. PKS juga sering mendukung isu-isu Timur Tengah, seperti perjuangan Palestina. Penyebaran ideologinya dilakukan melalui pondok pesantren, masjid, dan kampus. Banyak kader PKS adalah lulusan Timur Tengah.


Syariat Islam di Indonesia
PKS mendukung penerapan syariat Islam, tapi mereka ingin melakukannya secara bertahap. Mereka tidak hanya fokus pada hukum seperti rajam atau qisas, tapi juga hal-hal moral seperti larangan korupsi dan keadilan sosial. Contohnya adalah dukungan PKS terhadap penerapan hukum Islam di Aceh dan daerah-daerah lain yang ingin mengadopsi aturan syariat.


Peluang dan Tantangan PKS
PKS adalah salah satu partai Islam yang berhasil mempertahankan suara mereka di pemilu. Salah satu alasannya adalah karena mereka lebih terbuka, bahkan mengakomodasi kader non-Muslim. Tapi, tantangan mereka juga besar. Ada aturan yang melarang partai politik di Indonesia punya hubungan dengan organisasi internasional. Kalau ini diterapkan, PKS bisa terkena dampaknya, meski tidak ada bukti resmi hubungan mereka dengan IM.


Kesimpulan
Ideologi dari Timur Tengah, terutama dari Ikhwanul Muslimin, memang memengaruhi cara PKS bergerak di dunia politik. Meski tidak ada bukti hubungan formal, banyak nilai dan isu yang diangkat PKS mirip dengan IM. Tantangan mereka sekarang adalah bagaimana tetap mempertahankan nilai-nilai Islam sambil menyesuaikan dengan demokrasi di Indonesia.
Dengan pendekatan yang lebih santai, PKS menunjukkan bahwa politik Islam masih bisa relevan di negara yang beragam seperti Indonesia.

 

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image