Pengaruh Tayangan CoC Terhadap FoMO Gen Z dalam Mengerjakan Soal Cryptarithm
Eduaksi | 2024-11-20 14:34:07Di zaman yang serba modern ini di mana gadget dan media sosial adalah kebutuhan wajib bagi setiap individu apalagi di kalangan Gen Z, hal ini yang akan menyebabkan dasar terjadinya fenomena FoMO atau disebut Fear of Missing Out. Fenomena FoMO begitu marak terjadi apalagi pada Gen Z, karena yang kita tahu generasi sekarang memiliki rasa keinginan tinggi untuk mengikuti tren yang ada atau dengan kata lain tidak mau ketinggalan tren.
Saat ini yang tengah ramai diperbincangkan oleh khalayak umum apalagi Gen Z yaitu tayangan Coc Clash of Champions, tayangan ini berawal dari tayangan Korea Selatan yang berjudul University War. Indonesia mengadopsi ide tersebut dengan konsep sama namun dengan tantangan berbeda. Tayangan ini mengumpulkan mahasiswa dari seluruh Indonesia baik yang sedang studi di dalam negeri maupun luar negeri yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata, lalu akan diadu dalam satu kompetisi. Mayoritas peserta CoC berasal dari rumpun jurusan sains dan teknologi (saintek) seperti ilmu murni saintek, teknik sipil, teknik komputer, dan kedokteran. Mereka sangat menguasai persoalan matematika, deduksi, dan hafalan yang diberikan pihak penyelenggara.
Kita ambil contoh persoalan atau babak Cryptarithm War, Cryptarithm diartikan sebagai tipe soal dalam matematika di mana digit-digit di dalamnya diganti dengan elemen simbol tertentu, seperti huruf (Tantomi 2024). Tujuan dari populernya “game puzzle aritmatika” ini adalah untuk mencari jawaban dari nilai digit yang ada dalam simbol tersebut. Nah, adapun nilai dari masing-masing digit sendiri berada di rentang angka 0 sampai 9. Contoh untuk Cryptarithm SEND + MORE = MONEY adalah: S = 9; E = 5; N = 6; D = 7; M = 1; O = 0; R = 8; Y = 2, dengan menggantikan huruf-huruf dengan angka-angka tersebut, penjumlahan SEND + MORE akan menghasilkan angka yang tepat untuk MONEY, yaitu 9567 + 1085 = 10652 (Tantomi 2024).
Babak ini mampu menyita perhatian publik apalagi Gen Z, dikarenakan salah seorang peserta yang bernama Sandy berasal dari National University of Singapore sangat lihai dalam mengerjakan soal tersebut dalam kurun waktu kurang dari satu menit. Dan Sandy juga mengaku bahwasanya dia telah menguasai materi ini sejak Sd, pernyataan ini mampu membuat CoC babak Cryptarithm War semakin viral. Warganet semakin tercengang, karena mereka merasa saat Sd belum menerima materi tersebut. Melihat fenomena viral ini Gen Z berbondong-bondong atau bisa dikatakan FoMO untuk mencoba mengerjakan soal tersebut, karena melihat Sandy sangat mudah dalam mengerjakannya.
Jika kita perhatikan lebih teliti, tayangan CoC babak Cryptarithm War ini memberi dampak besar terhadap Gen Z. Dengan mereka FoMO mengerjakan soal Cryptarithm kemampuan pemahaman dasar matematika mereka meningkat dan kemampuan berpikir kritis mereka juga ikut meningkat. Cryptarithm memerlukan pemikiran kreatif dan berbagai konsep matematika untuk mengidentifikasi hubungan antara huruf dan angka (Hariyanto 2024).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.