Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Maghfirahima Ghaniyyahusna Prasiefa

Bukan Tukang Masak! Pahami Tupoksi Ahli Gizi dalam Dunia Kesehatan

Edukasi | 2024-11-20 10:27:54

“Tugasnya hanya memasak dan menyiapkan makanan di dapur ya?” Sering kali, begitulah pemahaman keliru masyarakat jika ditanya terkait tugas pokok dan fungsi (tupoksi) para ahli gizi. Di dalam benak mereka, ahli gizi menghabiskan waktunya hanya di dapur dan berkutat dengan kegiatan masak-memasak. Padahal faktanya, tugas pokok dan fungsi ahli gizi jauh lebih luas daripada itu.

Instalasi Gizi di Rumah Sakit Universitas AIrlangga - Dokumen Pribadi
Instalasi Gizi di Rumah Sakit Universitas AIrlangga - Dokumen Pribadi

Bagian dari prioritas pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah upaya perbaikan gizi yang berbasis pada sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal (R Hapsara Habib Rachmat, 2018). Ahli Gizi berperan untuk melakukan konseling, penyuluhan, dan asuhan gizi untuk masyarakat. Di dunia kesehatan, ahli gizi mengambil peran di berbagai bidang mulai dari gizi klinik, industri, masyarakat, olahraga, dan sebagainya.

Salah satunya di bidang olahraga, tugas ahli gizi mengacu pada hasil konsensus dari Academy, DC, dan ACSM. Dalam menunjang performa atlet, ahli gizi bertugas melakukan pengukuran antropometri dan komposisi tubuh, mengevaluasi pemeriksaan performa secara laboratorium berkaitan dengan status gizi, memberikan edukasi gizi, menyusun strategi intervensi gizi, melakukan penyelenggaraan makan, hingga melaksanakan penelitian di bidang gizi dan olahraga (Thomas et al., 2016; Andersen et al., 2018). Namun secara umum, tugas pokok dan fungsi ahli gizi di berbagai bidang tetaplah sama: pemberian pemahaman gizi kepada pasien atau sasaran.

Terdapat berbagai macam program gizi yang disesuaikan dengan pasien atau target sasarannya masing-masing. Mulai dari ibu hamil, balita, lansia, masyarakat umum, atlet ataupun orang dengan kondisi kesehatan tertentu yang membutuhkan konsultasi dan evaluasi. Ahli gizi akan mengumpulkan beragam data tentang target sasaran itu, mulai dari masalah & kebutuhan gizi, data vitamin, status gizi, data anemi, dan lain sebagainya.

Saat melaksanakan tugasnya, ahli gizi perlu membangun hubungan saling percaya dengan pasien. Ahli gizi berperan sebagai konselor dan selama sesi konseling berlangsung, mereka berperan mendengarkan keluhan pasien, memberikan empati, dan dilanjut dengan memberikan saran, feedback serta evaluasi. Ketika pasien melaksanakan apa yang diperintahkan, artinya mereka sudah memiliki rasa percaya dan hal ini sangat dibutuhkan demi mencapai target yang ditentukan.

Tantangan yang dihadapi oleh ahli gizi salah satunya saat komunikasi dengan pasien. Beberapa faktor dari tantangan ini yaitu tingkat pendidikan pasien, kurangnya pengetahuan, dan rendahnya tingkat motivasi masyarakat. Solusi untuk menghadapi hal tersebut ialah dengan evaluasi dan mengulang kembali informasi yang sudah disampaikan. Kemudian menekankan pemahaman terkait informasi yang disampaikan dan membuat kesepakatan dengan pasien untuk melaksanakan arahan yang diberikan.

Dalam beberapa kondisi, diperlukan pula media pendukung berupa leaflet berisi informasi gizi yang ingin disampaikan. Tak lupa juga diperlukan untuk menjalin komunikasi yang baik dan terjaga dengan memberikan kontak ahli gizi untuk memastikan pasien mencapai target kebutuhan gizi yang telah ditentukan. Kemudian menyampaikan kebutuhan gizi sang pasien kepada keluarga/sanak saudara terdekat untuk turut mengingatkan dan mengawasi. Tak hanya itu, saat di lapangan juga diperlukan peran dari lintas sektor untuk melakukan pemantauan bersama.

Tugas pokok dan fungsi ahli gizi memiliki cakupan yang luas demi mencapai kebutuhan gizi yang diperlukan oleh pasien. Tahapan dan proses yang dilalui untuk mencapai kebutuhan gizi itu pun memerlukan pengawasan secara berkala dan continuity. Selain itu, tantangan yang dihadapi oleh ahli gizi juga beragam macamnya. Berbagai rintangan dan peran yang harus dijalankan oleh ahli gizi pantas untuk diberikan apresiasi dan dukungan. Mari kita pahami dan dukung peran ahli gizi demi mencapai Indonesia emas 2045!

REFERENSI

Zulfiani, E., & Fuadah, L. L. (2024). Peran Gizi dan Ahli Gizi Dalam Upaya Pembangunan Nasional Di Indonesia. Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO), 6(01), 211-217.

Pitri, A. D., Ismail, S., & Erawati, M. (2019). Eksplorasi Peran Perawat dan Ahli Gizi dalam Pemberian Nutrisi pada Pasien Kritis. Jurnal Perawat Indonesia, 3(2), 109-116. https://doi.org/10.32584/jpi.v3i2.316

Penggalih, M. H. S. T., Trisnantoro, L., Sofro, Z. M., Kusuma, M. T. P. L., Dewinta, M. C. N., Niamilah, I., ... & Susila, E. N. (2021). Analisis kebijakan penempatan ahli gizi sebagai tenaga keolahragaan Indonesia. Jurnal Keolahragaan, 9(2), 178-192. 10.21831/jk.v9i2.38193

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image