Mindful Learning : Pilar Pertama Deep Learning
Didaktika | 2024-11-15 04:51:12Mindful Learning berfokus pada kesadaran dan perhatian penuh selama proses belajar, membantu siswa untuk lebih terlibat secara mental dan emosional dalam pembelajaran. Dengan mindful learning, siswa belajar untuk memahami dan mengapresiasi proses belajar itu sendiri, bukan hanya hasil akhirnya.
Beberapa perspektif pakar pendidikan dan referensi ilmiah terkait *Mindful Learning* dalam pendidikan:
1. Jon Kabat-Zinn: Pakar terkemuka dalam bidang *mindfulness*, Kabat-Zinn menjelaskan bahwa mindfulness dalam konteks pendidikan dapat meningkatkan kesadaran siswa akan proses belajar mereka sendiri. Dalam pendidikan, mindfulness membantu siswa fokus pada saat ini, yang meningkatkan konsentrasi dan keterlibatan mereka dalam pembelajaran (Kabat-Zinn, 1994).
2. Patricia Jennings dan Mark Greenberg: Dalam artikel "The Prosocial Classroom: Teacher Social and Emotional Competence in Relation to Student and Classroom Outcomes" (2009), Jennings dan Greenberg membahas bahwa *mindful learning* bagi siswa sering kali bergantung pada kompetensi emosional dan sosial guru. Mereka menemukan bahwa guru yang berlatih mindfulness lebih mampu mengelola emosi, sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendorong perhatian penuh siswa selama belajar.
3. Schonert-Reichl et al.: Dalam studi berjudul “Enhancing Cognitive and Social–Emotional Development Through a Simple-to-Administer Mindfulness-Based School Program for Elementary School Children: A Randomized Controlled Trial” (2015), Schonert-Reichl dkk. menemukan bahwa siswa yang dilatih mindfulness mengalami peningkatan perhatian, pengendalian diri, dan emosi positif. Ini menunjukkan bahwa mindfulness membantu siswa lebih fokus dan terlibat dalam proses pembelajaran mereka.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.