Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Destria Salsabilla

Museum Kota Bandung: Tempat Mengenal Kota dari Sudut Pandang yang Berbeda

Sejarah | 2024-11-15 03:23:27

Di tengah hiruk-pikuk Kota Bandung, ada sebuah tempat yang menyimpan cerita lama dengan tampilan yang menarik perhatian mata. Museum Kota Bandung, meski belum sempurna dalam tatanannya, menyuguhkan potongan-potongan kecil tentang sejarah Bandung kepada para pengunjungnya. Terletak di bangunan kolonial tua yang masih kokoh berdiri, museum ini mengajak pengunjung untuk berjalan di antara kenangan masa lalu sambil membayangkan seperti apa Kota Bandung puluhan tahun silam.

https://news.detik.com/" />
Sumber: https://news.detik.com/

Berbeda dari museum pada umumnya, Museum Kota Bandung ternyata masih dalam tahap pengembangan, bahkan bisa dikatakan masih menjadi bagian dari Dinas Kebudayaan. Museum ini belum memiliki struktur organisasi yang terpisah dan dikelola di bawah bidang pengkajian kebudayaan. Visi dan misi khusus museum belum disahkan, tetapi pengelola memiliki semangat kuat untuk menjadikan museum ini sebagai pusat pembelajaran dan pelestarian budaya lokal. Saya sempat berbincang dengan salah seorang staf yang menjelaskan bahwa museum ini belum memiliki kepala museum atau struktur manajemen mandiri. “Museum ini masih bagian dari dinas, jadi kami memang belum sepenuhnya independen. Saat ini, kami lebih fokus mengaktifkan ruang dan memperkenalkan museum kepada masyarakat luas,” ujarnya dengan penuh semangat.

Saat masuk, saya disambut dengan berbagai foto dan visual yang menggambarkan sejarah Kota Bandung mulai dari kronologi awal berdiri hingga potret tokoh-tokoh Walikota Bandung dari masa ke masa. Tak ada koleksi besar atau artefak tua yang biasa kita temukan di museum pada umumnya. Koleksinya terbatas pada gambar-gambar dokumentasi, tapi di sini justru saya bisa merasa lebih dekat dengan Bandung seperti melihat kota ini dari sudut pandang yang personal dan penuh kenangan. Staf museum juga bercerita bahwa koleksi fisik museum ini belum lengkap karena masih dalam tahap awal pengembangan. “Perawatan yang kami lakukan pun cukup sederhana, hanya menjaga kebersihan ruangan dan merawat gambar-gambar yang ada,” ungkapnya. Namun, bagi saya, foto-foto dan visual ini berhasil membawa saya menjelajahi Bandung dalam ingatan yang beragam. Sehingga meskipun koleksinya sederhana, namun sarat makna.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Museum ini dihidupkan oleh sekitar 20 staf, termasuk petugas kebersihan dan keamanan yang hadir setiap hari untuk memastikan museum tetap nyaman dan aman bagi pengunjung. “Para pegawai lainnya baik PNS maupun honorer sebenarnya lebih fokus pada tugas-tugas di Dinas Kebudayaan. Tapi mereka selalu siap datang ke museum saat ada acara atau kegiatan khusus,” jelas staf tersebut. Saya bisa merasakan dedikasi para pengelola museum yang meski dengan sumber daya terbatas, berusaha memberikan yang terbaik bagi museum dan pengunjungnya. Salah satu program yang menarik perhatian saya adalah “Ngobrol di Museum.” Ini adalah acara bincang-bincang santai yang rutin diadakan setiap dua bulan sekali, membahas topik sejarah, budaya, dan kisah-kisah unik seputar Kota Bandung. Kegiatan ini rupanya disambut hangat oleh masyarakat Bandung yang antusias mengetahui lebih dalam tentang kota mereka. Selain itu, museum juga membuka diri untuk berbagai kegiatan komunitas, seperti pameran seni dan pertunjukan musik. Menariknya, ruang museum ini juga sering dipinjam oleh komunitas untuk berbagai acara, sehingga museum terasa lebih hidup dan akrab dengan masyarakat.

Dengan segala keterbatasannya, Museum Kota Bandung memanfaatkan Instagram sebagai media utama untuk mempromosikan kegiatan dan programnya. Lewat akun resmi, museum ini menyampaikan informasi kepada masyarakat, mengajak pengunjung untuk datang dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. Saya sempat membuka akun Instagram museum dan melihat berbagai unggahan yang menggambarkan suasana museum, kegiatan bincang-bincang, hingga kolaborasi dengan komunitas seni lokal. Museum ini terbuka untuk masyarakat umum setiap hari pukul 10.00 - 15.00, kecuali pada hari senin dan hari libur nasional. Lokasinya sendiri berada di Jalan Aceh No.47 Kota Bandung. Menariknya lagi, masuk ke Museum Kota Bandung tidak dikenakan biaya seningga pengunjung dapat masuk dan menikmati sajian sejarah kota tanpa perlu membayar tiket.

Sumber: https://www.instagram.com/museumkotabandung?igsh=MXUyZnAyd3FuYXJlMA==

Museum Kota Bandung ibarat buku sejarah yang masih ditulis, menawarkan pengalaman dalam sudut pandang yang berbeda. Namun, di balik kesederhanaan dan keterbatasan yang ada, museum ini sudah menunjukkan potensinya untuk menjadi tempat yang berarti bagi warga Bandung. Berkunjung ke sini seperti menelusuri jejak-jejak sejarah kecil yang tertinggal di balik bangunan bersejarah. Sebuah pengalaman sederhana, tapi menghangatkan hati bagi siapa saja yang ingin merasakan nostalgia dan cerita Bandung di masa lalu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image