Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Neza Dwi Febrianti

Menyelami Isu Ekonomi Digital: Tantangan dan Peluang Ekonomi Digital di Indonesia

Bisnis | 2024-11-14 08:42:17
Neza Dwi Febrianti Universitas Airlangga, Indonesia [email protected]

Perkembangan ekonomi digital di Indonesia telah menjadi perbincangan yang hangat di berbagai kalangan, mulai dari akademisi, pebisnis, hingga pemerintah. Saat ini, ekonomi digital dianggap sebagai kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja di masa depan. Dengan mengadopsi teknologi yang semakin meluas dan meningkatnya jumlah pengguna internet, Indonesia berpotensi menjadi salah satu kekuatan ekonomi digital terbesar di dunia. Namun, seiring dengan peluang yang besar, ada pula tantangan signifikan yang perlu diatasi agar transisi ke era ekonomi digital dapat berlangsung inklusif dan merata.

Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan ekonomi digital (Dewi & Prasidya, 2023; AASYP, 2023). Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, perekonomian digital Indonesia diperkirakan dapat mencapai angka 146 miliar dolar AS pada tahun 2025. Tingginya adopsi teknologi di kalangan anak muda, serta semakin tingginya penggunaan platform digital untuk perdagangan, layanan finansial, dan layanan edukasi, maka kemajuan teknologi diharapkan dapat memberikan momentum yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi digital.

Dalam konteks perdagangan, e-commerce menjadi salah satu sektor yang paling menonjol. Platform seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada telah behasil menghubungkan jutaan penjual dan pembeli di seluruh Indonesia, yang membuat barang dan jasa lebih mudah diakses oleh masyarakat. Dengan adanya pandemi COVID-19 yang membatasi mobilitas fisik, masyarakat semakin bergantung dengan belanja online dan hal ini memicu peningkatan drastis dalam transaksi e-commerce.

Namun, di balik berbagai pencapaian yang terlihat, tantangan besar masih menghantui perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah kesenjangan digital. Walaupun penetrasi internet telah meningkat di perkotaan, banyak daerah terutama daerah 3T dan pedesaan yang memiliki masalah. Ketersediaan infrastruktur yang tidak merata menyebabkan akses internet yang lambat atau bahkan tidak ada di beberapa wilayah terpencil. Sehingga hal ini menghambat masyarakat di daerah tersebut untuk ikut merasakan manfaat dari ekonomi digital.

Keterampilan digital masyarakat juga menjadi masalah penting. Banyak pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang belum sepenuhnya memahami cara memanfaatkan platform digital untuk meningkatkan penjualan atau memperluas pasar mereka, padahal UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia, sehingga peningkatan literasi digital di kalangan pelaku UMKM harus menjadi prioritas untuk memperkuat peran mereka dalam ekonomi digital.

Untuk menjembatani kesenjangan yang terjadi, pemerintah telah mengambil langkah-langkah strategis, sepeti program Palapa Ring yang bertujuan untuk meningkatkan akses internet di seluruh wilayah Indonesia. Inisiatif ini merupakan fondasi yang penting agar semua lapisan masyarakat dapat terlibat dalam ekonomi digital. Dengan mengatasi kesenjangan akses internet, peluang bagi masyarakat di daerah terpencil untuk mengembangkan potensi mereka akan semakin terbuka. Selain itu, ekonomi digital juga membawa peluang besar dalam konteks ekonomi berkelanjutan. Dengan semakin banyaknya inisiatif berbasis digital, kita dapat mengurangi konsumsi, energi, dan sumber daya yang berlebihan. Misalnya, dengan berkembangnya layanan keuangan digital, transaksi tunai yang membutuhkan pengeluaran energi yang lebih banyak dalam pencetakan uang kertas bisa berkurang. Transformasi ini tidak hanya memberikan efisiensi, tetapi juga kontribusi terhadap kelestarian lingkungan.

Tidak kalah penting, kolaborasi antar pihak pemerintah, swasta, dan lembaga pendidikan, sangat dibutuhkan untuk mengakselerasi transformasi digital yang berkeadilan. Dunia pendidikan misalnya, memiliki peran besar dalam menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten di era digital. Universitas dan lembaga pelatihan harus bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi, juga memberikan pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja di masa depan.

Salah satu kekuatan terbesar Indonesia adalah besarnya populasi muda. Anak-anak muda inilah yang akan menjadi penggerak utama dalam ekonomi digital. Dengan daya adaptasi yang tinggi terhadap teknologi, generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang mempercepat transformasi digital di berbagai sektor.

Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, anak muda harus dibekali dengan kemampuan dan pengetahuan yang tepat. Pendidikan di bidang teknologi informasi dan komunikasi harus terus ditingkatkan, juga jiwa kewirausahaan yang perlu ditanamkan sejak dini, supaya generasi muda tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga menjadi inovator yang mampu menciptakan solusi dan peluang bisnis di era digital ini.

Dengan kerja sama yang baik antar berbagai pihak dan komitmen untuk terus berinovasi, ekonomi digital dapat mencapai kemakmuran yang lebih merata bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image