Kepada Bangsaku
Sejarah | 2024-11-10 20:19:17Kepadamu para pemimpin negeri ini dan seluruh masyarakat bangsaku ...
Sadarilah, bahwa pada awalnya Tuhan telah menciptakan alam semesta, termasuk bumi dan seisinya ini adalah dengan sistem keseimbangan yang sempurna, Namun, akibat nafsu keserakahan dan kesewenang-wenangan manusia, maka pelbagai sistem keseimbangan di bumi mengalami kerusakan serius.
Apakah rusaknya keseimbangan alam, keseimbangan sosial, ekonomi maupun keseimbangan tatanan dunia. Dan, hal itu pada gilirannya berakibat pada semaraknya pelbagai bencana alam, konflik sosial hingga peperangan, serta merebaknya pelbagai wabah penyakit.
Semakin parah rusaknya keseimbangan di bumi, maka intensitas bencana juga akan semakin meningkat, tak terkecuali pelbagai bencana yang telah menimpa bangsa ini.
Gambaran pelbagai bencana telah disajikan di dalam kitab-kitab suci yang merupakan pedoman hidup umat manusia. Semua bencana tersebut secara langsung ataupun tidak, terjadi sebagai akibat ulah manusia (Ar-Rum 30:41, Asy-Syura 42:48).
Gambaran rentetan bencana dari yang teringan hingga yang terberat disajikan pada masa Musa yang menimpa bangsa Mesir dan tentunya juga pada bangsa-bangsa lain di dunia pada masa itu. Hanya, dalam Al-Quran digambarkan ada 7 rentetan bencana, sedangkan di Injil ada 10 rentetan bencana itulah yang menimpa bangsa Mesir. Semua rentetan bencana tersebut sangat berpotensi menimpa bangsa kita dalam waktu dekat ini.
Nah, bencana-bencana apa sajakah itu, dan bagaimana proses serta tanda-tandanya? Berikut ini ulasannya ...
Rentetan bencana yang berpotensi menimpa bangsa sebagaimana yang pernah menimpa bangsa Mesir pada masa Musa (Al-A'raf 7:130-137).
Bencana Krisis Pangan
Bahwa semua pemicu bencana adalah konflik antara manusia atau peperangan. Hal ini juga dinyatakan dalam Alkitab, bahwa perang besar akan berdampak pada krisis pangan dan bencana kelaparan yang tentunya juga bencana-bencana lainnya (Matius 24:67, Lukas 21:9-11) .
Diawali perang Rusia vs Ukraina yang menyeret NATO dan sekutu-sekutunya ikut terlibat meskipun tidak secara fisik. Ekonomi dunia yang mulai bangkit dari terjangan Covid-19, kembali akan terpurukdihantam konflik Rusia-Ukraina. Para ahli dan pemimpin dunia menyatakan bahwa diperkirakan pada tahun 2024-2025 dunia akan mengalami gejala awal krisis ekonomi yang hebat, krisis pangan serta kirisis energi.
Krisis pangan selain terjadi akibat dari dampak pemanasan global yang menimbulkan cuaca ekstreem , juga karena meningkatnya harga komoditi pangan dan melonjaknya harga pupuk dunia sebagai imbas dari perang Rusia-Ukraina. Perlu dipahami bahwa Rusia dan Ukraina selain sebagai produsen gandum terbesar dunia, juga sebagai produsen besar bahan baku pupuk.
Perang kedua negara tersebut telah menyebabkan terhambatnya pasokan gandum dan bahan baku pupuk. Sementara, mayoritas pertanian sangat bergantung pada penggunaan pupuk-pupuk kimia. Kondisi inilah yang akan menimbulkan terjadinya krisis pangan dunia.
Bahkan, Presiden Jokowi pada tahun 2022 sebagai presiden G20, telah menyempatkan diri menemui kedua kepala negara tersebut di tengah pertempuran yang masih berkecamuk guna membicarakan bagaimana meminimalisir dampak-dampak perang terhadap kondisi global, termasuk ketersediaan dan kelancaran pasokan bahan baku pupuk.
Beberapa negara sudah merasakan kondisi krisis pangan, dan para ahli memprediksi bahwa tahun 2023 krisis pangan akan semakin meluas dan cenderung memburuk sebagai bencana awal dan sebagai peringatan dari Tuhan terhadap bangsa-bangsa di dunia, termasuk terhadap bangsa kita ini. Dan, semoga para pemimpin bangsa ini tidak bersikap angkuh seperti Firaun yang tidak mengindahkan peringatan dari Tuhan.
Apabila para pemimpin negeri ini mengabaikan peringatan awal dari Tuhan sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Firaun, maka Tuhan akan mengirimkan serangkaian bencana-bencana selanjutnya, yakni sebagai berikut:
Bencana Banjir Besar
Indonesia yang merupakan negara kepulauan di wilayah tropis yang dikelilingi dua samudera tentunya mempunyai curah hujan yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain.
Namun, akibat pemanasan global seringkali menyebabkan curah hujan menjadi sangat ekstreem sehingga berpotensi mengakibatkan banjir besar dan tanah longsor dimana-mana. Banjir besar telah melanda banyak negara di dunia dan kemungkinan dalam waktu yang tak lama juga sangat berpotensi menimpa negeri ini.
Bencana Serangan Serangga (Hama Tanaman)
Meledaknya populasi hama terjadi sebagai akibat pola budi daya pertanian yang dipaksakan. Seharusnya, setiap puncak musim kemarau lahan mestinya diistirahatkan, karena hal ini akan memotong siklus perkembangbiakan hama dan penyakit tanaman.
Namun akibat keserakan manusia, lahan dipaksa berproduksi meskipun di saat puncak musim kemarau, akibatnya populasi hama selalu berkembang setiap tahun yang pada akhirnya akan terjadi ledakan populasi hama.
Apalagi dalam beberapa tahun terakhir musim semakin tidak menentu, kemarau berlangsung sangat singkat sehingga siklus perkembangan hama memungkinkan tidak sempat terputus dan potensi ledakan populasi hama sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat. Kondisi ini selain mengganggu kenyamanan juga akan memperparah terjadinya krisis pangan.
Wabah Penyakit (Kutu)
Wabah penyakit terjadi akibat lingkungan dan pola hidup masyarakat yang yang tidak sehat dan seimbang. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa dengan belum tuntasnya penanganan Covid-19 dalam artian masih menyisakan persoalan hingga saat ini, dunia akan dihadapkan pada kondisi krisis pangan dan pelbagai bencana alam yang akan merusak sanitasi lingkungan. Alahasil, kondisi fisik manusia menjadi semakin lemah dan sangat rentan terhadap serangan pelbagai penyakit. Pada gilirannya, dunia, termasuk bangsa ini akan berpotensi menghadapai kembali serangan pandemi yang lebih hebat dari pandemi Covid-19.
Banjir Darah
Bencana ini bisa saja terjadi akibat krisis multidimensional yang sangat berat yang diperparah oleh situasi dalam tahun politik. Masyarakat akan sangat mudah terprovokasi di tengah himpitan pelbagai kebutuhan ekonomi. Isu SARA akan semakin gencar dihembuskan, saling menjatuhkan dan menebar fitnah dimana-mana, situasi menjadi semakin memanas dan tak terkendali.
Pada gilirannya terjadi konflik sosial sehingga pertumpahan darah tidak terhindarkan. Ribuan manusia akan menjadi korban dan kondisinya akan jauh lebih parah dibandingkan dengan dampak krisis pada tahun 1998. Nah, sampai di sini Tuhan telah menaikkan level peringatannya. Namun, Firaun pada saat itu masih tetap kukuh dengan keangkuhannya.
Perang Dunia 3 (Perang Nuklir)
Begitu juga dengan para pemimpin bangsa ini, bila sampai terjadi konflik sosial dan pertumpahan darah dimana-mana, mereka tetap tidak mengindahkan peringatan Tuhan, maka akan tiba bencana yang merupakan puncak dari segala bencana yang pernah terjadi. Perang Rusia-Ukraina pada saatnya akan berkembang menjadi Perang Dunia 3 (perang nuklir) yang mengerikan.
Dampak dari perang nuklir, bumi akan gelap tertutup awan pekat, sebagian besar lapisan Ozon akan rusak dan menciptakan lobang yang sangat besar, meteor-meteor akan mampu menembus atmosfer, menghantam dan mengguncang bumi dengan sangat keras, memicu gempa-gempa tektonik megathrust dan mendorong gunung-gunung memuntahkan isinya.
Indonesia yang diapit oleh dua samudera besar akan dikepung Tsunami-Tsunami raksasa akibat tekanan tektonik dari bawah dan hempasan meteor-meteor yang jatuh ke samudera, serta dihujani debu dan batu-batu panas dari letusan gunung berapi.
Lengkap sudah kehancuran yang akan menimpa bangsa ini, kemajuan peradaban hasil pembangunan yang dibangga-banggakan dalam sekejap bakal hancur menjadi tumpukan sampah dimana-mana, berpadu dengan jutaan bangkai manusia dan hewan. Bau busuk yang sangat menyengat bertebaran dan berpotensi menciptakan wabah Kolera yang mematikan dan menjangkiti sebagian sisa-sisa manusia yang masih bertahan.
Sampai di sini Firaun pada akhirnya menyerah, memohon kepada Musa agar bangsa Mesir dibebaskan dari pelbagai bencana dan menyatakan siap beriman kepada Tuhan. Meskipun pada akhirnya ketika bencana telah berlalu, Firaun kembali mendurhakai Tuhan dan kembali melawan Musa, sehingga ditenggelamkanlah ke dasar lautan.
Jadi, bagaimana pemerintah akan menyikapi, mengantisipasi ataupun memitigasi ancaman pelabagai bencana yang tanda-tandanya sudah semakin dekat. Kita semua berharap semoga pemimpin bangsa ini, para penguasa ekonomi di negeri ini tidak menjadi Firaun ataupun Qarun jilid kedua abad 21, yakni sebagai penguasa-penguasa yang angkuh yang membawa bangsa ini ke dalam kehancuran yang mengerikan.
Semoga mereka mau membuka mata hati, mengindahkan seruan peringatan Tuhan, tergerak hati bersama segenap komponen masyarakat untuk melakukan taubat nasional, menghentikan pelbagai kebijakan yang merusak ciptaan Tuhan, dan merombak tatanan bangsa dengan menjunjung tinggi sistem keseimbangan, sistem berkeadilan di seluruh aspek kehidupan. Dengan demikian, semoga Tuhan akan menyelamatkan bagsa ini dari kehancuran peradaban bathil yang mengerikan.
*****
Kota Malang, November di hari kesepuluh, Dua Ribu Dua Puluh Empat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.