Indonesia mengajukan bergabung dengan BRICS pada era Presiden Prabowo Subianto
Update | 2024-11-08 13:49:04Indonesia mengajukan permohonan resmi untuk bergabung dengan BRICS pada tahun 2024 di bawah naungan Presiden Prabowo Subianto. BRICS merupakan lembaga untuk kerja sama antar negara yang berkembang sangat besar di internasional. Nama BRICS diambil dari inisial negara-negara anggotanya yang meliputi dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. BRICS adalah sebuah blok ekonomi yang didirikan pada tahun 2009, untuk menciptakan sistem keuangan dan pengetahuan global yang lebih adil. Anggota BRICS berusaha menurunkan ketergantungan pada sistem ekonomi barat dan bekerja sama dalam berbagai bidang, seperti perdagangan, investasi, teknologi, energi, dan perawatan kesehatan. BRICS ialah sebuah faktor pertumbuhan ekonomi, dengan basis populasi yang sangat besar serta pertumbuhan ekonomi yang relevan sehingga akan memiliki dampak besar terhadap perekonomian global.
Menteri Luar Negri Bapak Sugiono menjelaskan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Rusia mengenai langkah langkah untuk meningkatkan kerja sama antara BRICS dan negara-negara selatan, diantara nya ialah untuk memperkuat kerja sama atas pembangunan berkelanjutan, lalu menerapkan reformasi multilateral yang komprenshif, dan serta meningkatkan solidaritas dengan negara yang maju dan berkembang.
“Keanggotaan Indonesia di negara-negara BRICS merupakan perwujudan politik luar negri yang bebas dan aktif. Bukan berarti kita akan ikut kubu tertentu, tapi kita akan berpatisipasi aktif di semua forum,” tegasnya Bapak Sugiono yang dikutip di Jakarta, Jumat (25/10/2024)
Secara terpisah, Bapak Sugiono menjelaskan prioritas BRICS juga sesuai dengan rancangan Kabinet Merah Putih di era Pak Prabowo Subianto. Kesamaan ini bisa terlihat pada ketahanan pangan dan energi, pengentasan kemiskinan, serta permanfaatan sumber daya manusia. Pak Sugiono juga tidak lupa untuk meminta maaf kepada Presiden Rusia Vladimir Putin karena ketidak hadiran Presiden Prabowo Subianto di KTT BRICS. Ia mengatakan, Pak Prabowo berhalangan hadir karena alasan mendesak
Dengan melihat keanggotaan di BRICS Indonesia bisa menjadikan ini sebagai kesempatan atau peluang untuk memperluas pengaruh dan jangkauan ekonominya di Asia serta global. Adapun beberapa hal yang harus di perhatikan oleh Indonesia dalam merumuskan strategi yang tepat, diantaranya harus diperhatikan ialah mendiversifikasi kemitraan, penguatan dalam ekonomi domestik, dan serta diplomasi yang cerdas
Presiden Prabowo Subianto juga menilai bahwa Indonesia perlu memanfaatkan peluang ini untuk memperkuat perekonomian domestik melalui aliansi dengan negara berkembang lainnya, dengan penyesuaian kebijakan yang lebih baik, Indonesia juga ditawarkan oleh BRICS untuk berperan lebih besar dalam menentukan arah kebijakan global, khususnya di bidang perdagangan maupun keuangan.
Begitu demikian, Hikmahanto Juwana sebagai guru besar hukum Internasional di Universitas Indonesia. mengatakan juga, bahwa bergabungnya Indonesia dalam perkumpulan BRICS merupakan langkah yang sangat tepat, ia mengatakan Indonesia dapat mengurangi penguasaannya terhadap Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) yang berkembang hingga saat ini. Hikmahanto berpendapat bahwa pandangan Indonesia terhadap OECD jika dibandingkan saat ini kurang kuat dibandingkan dengan masa lalu. Oleh karena itu, dia menilai tidak ada salahnya Indonesia bergabung dengan negara-negara BRICS. Lalu ia menyimpulkan, semoga kekuatan pasar negara-negara BRICS diharapkan dapat mengimbangi kekuatan ekonomi negara-negara OECD
Dengan demikian bergabungnya Indonesia bersama BRICS dapat memperkuat perekonomian nasional, Indonesia diharapkan bisa memperluas pasar ekspor, meningkatkan investasi asing, dan memanfaatkan akses keuangan dengan baik. BRICS juga dapat memperluas akses ke negara-negara yang berkembang, seperti Tiongkok dan India. Hal ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengurangi ketergantungannya pada negara-negara Barat.
Melalui kerja sama teknologi prasarana, Indonesia juga dapat mempercepat pembangunan di berbagai unit, seperti pada unit energi, transportasi, dan telekomunikasi, yang merupakan salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto. Keanggotaan BRICS juga memberikan peluang bagi Indonesia untuk memainkan peran yang lebih kuat dalam antusias kebijakan global, khususnya pada ketegangan antar negara-negara internasional yang berkembang besar
Namun, keputusan ini juga disertai dengan beberapa tantangan. Bergabung dengan BRICS berarti Indonesia juga harus menyeimbangkan hubungan dengan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat dan Uni Eropa, yang memiliki hubungan ekonomi cukup besar dengan Indonesia. Adanya risiko bahwa beberapa negara Barat mungkin memandang langkah ini sebagai upaya menjauh dari pengaruh mereka.
Selain itu, BRICS sendiri mengalami tantangan internal yang begitu signifikan. Terjadinya perbedaan kepentingan antara anggota BRICS, terutama antara Tiongkok dan India, menjadi sebuah tantangan dalam mengembangkan kebijakan yang benar-benar efektif. Indonesia harus mampu berperan sebagai fasilitator yang memberikan manfaat, sekaligus memaksimalkan potensi mereka.
Upaya, Indonesia untuk mengajukan keanggotaan BRICS ini pada era Presiden Prabowo Subianto merupakan langkah strategis untuk mencapai sebuah tujuan utama Indonesia dengan menggunakan tindakan ini yang diambil sebagai bagian untuk memperkuat posisinya yang berbasis strategi di platform global dan memperluas perekonomian serta urusan dengan negara-negara yang maju dan berkembang. Indonesia kini lebih mandiri dan berpemerintahan sendiri di wadah internasional.
Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah untuk melakukan analisis atau mengkaji lebih detail mengenai hal ini sebelum mengambil keputusan akhir. Dengan pendekatan yang bijaksana, Indonesia dalam BRICS juga dapat menjadi peluang yang bermanfaat bagi perekonomian nasional di masa depan. Dengan bergabungnya Indonesia, negara-negara BRICS tidak hanya akan menjadi lebih kuat secara ekonomi, namun juga mencerminkan kepentingan negara-negara berkembang di seluruh dunia. Meskipun Indonesia penuh tantangan, keanggotaan Indonesia dalam BRICS diharapkan akan membuka peluang bagi pembangunan ekonomi dan diplomasi yang lebih luas dan bedaulat untuk kedepannya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.