Generasi Z Beralih ke TikTok: Inilah Alasan Mengapa Google Tak Lagi Menjadi Mesin Pencari Favorit
Teknologi | 2024-11-07 10:58:53Generasi Z, atau lebih sering disebut Gen Z, telah menunjukkan perubahan perilaku yang cukup mencengangkan terkait bagaimana mereka mencari informasi secara daring. Jika dahulu Google adalah raja tak terbantahkan dalam dunia pencarian internet, kini ada pesaing baru yang tak terduga: TikTok. Aplikasi berbasis video pendek ini semakin digemari oleh generasi muda, bahkan menjadi mesin pencari favorit mereka. Apa yang membuat Gen Z lebih memilih TikTok daripada Google untuk mencari informasi? Berikut penjelasan mendalam tentang fenomena yang menarik ini.
TikTok Menggeser Google Sebagai Mesin Pencari Populer
Sebagai aplikasi yang dikenal dengan konten video pendek yang mudah dicerna, TikTok secara bertahap beralih dari sekadar platform hiburan menjadi sumber informasi yang dianggap lebih efektif oleh generasi muda. Menurut Mark Shmulik, analis internet dari Bernstein Research, Gen Z dan bahkan Generasi Alpha lebih memilih TikTok ketika mereka mencari informasi. Shmulik bahkan mengatakan bahwa Google saat ini bukan lagi andalan bagi generasi muda.
Survei terbaru dari Adobe mendukung pernyataan ini. Hasil survei menunjukkan bahwa dua dari lima orang Amerika Serikat menggunakan TikTok sebagai mesin pencari informasi. Hal ini membuktikan bahwa TikTok berhasil menciptakan cara baru dalam memberikan akses informasi kepada penggunanya. Hampir 40 persen dari anak muda di AS sekarang menggunakan TikTok sebagai platform untuk mencari jawaban atas berbagai pertanyaan mereka.
Lalu, apa alasan utama yang membuat TikTok lebih disukai oleh Gen Z untuk kebutuhan pencarian informasi? Berikut adalah lima alasan utama mengapa aplikasi ini berhasil merebut hati mereka.
1. Informasi yang Cepat dan Relevan
Bagi Gen Z, kecepatan adalah segalanya. TikTok memungkinkan mereka menemukan konten yang relevan dengan sangat cepat. Cukup dengan mengetikkan kata kunci di menu pencarian, pengguna dapat menemukan banyak video yang membahas topik yang mereka butuhkan. Tidak seperti artikel yang panjang di situs web, video TikTok biasanya singkat dan langsung ke inti permasalahan.
Algoritma TikTok yang cerdas juga memungkinkan pengguna untuk menemukan konten yang sangat cocok dengan preferensi mereka. Sebagai generasi yang tumbuh di era digital, Gen Z menginginkan informasi yang cepat, padat, dan tidak berbelit-belit, dan TikTok mampu memenuhi harapan tersebut dengan baik.
2. Konten yang Personal dan Sesuai Kebutuhan
Hal lain yang membuat TikTok unggul adalah cara platform ini menyajikan konten yang personal bagi penggunanya. Berbeda dengan mesin pencari konvensional yang menampilkan artikel berdasarkan relevansi dan SEO, TikTok memberikan rekomendasi video melalui fitur For You Page (FYP). Video-video ini dipilih berdasarkan algoritma yang mempertimbangkan minat dan perilaku pengguna, sehingga sangat personal.
Video yang muncul di FYP biasanya berasal dari kreator yang tidak dikenal oleh pengguna, namun algoritma TikTok memberikan "apresiasi" terhadap video yang dianggap menarik oleh banyak orang. Inilah yang membuat pengguna merasa konten yang mereka lihat sangat relevan dengan minat mereka, menjadikan pengalaman mencari informasi lebih menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan.
3. Format Video yang Lebih Menarik
Alasan utama lain mengapa Gen Z lebih memilih TikTok adalah karena format kontennya yang berbentuk video singkat. Dibandingkan dengan membaca artikel panjang di website, video memberikan pengalaman yang lebih menyenangkan dan menarik secara visual. Dengan menonton video, Gen Z merasa mereka mendapatkan informasi secara audio-visual, yang lebih mudah dicerna dan dipahami.
Tidak hanya itu, video di TikTok biasanya dibuat dengan cara yang kreatif, menggunakan elemen grafis, musik, dan narasi cerita yang menarik. Ini membuat konten menjadi lebih engaging, bahkan bagi mereka yang pada awalnya tidak tertarik dengan topik tertentu. Bukan hanya Gen Z, generasi yang lebih tua seperti Baby Boomer pun mulai tertarik dengan cara TikTok menyajikan informasi dalam bentuk cerita yang dinamis.
4. Kemudahan Menjangkau Pelanggan untuk Bisnis
Selain menjadi sumber informasi, TikTok juga semakin populer di kalangan pebisnis sebagai platform untuk menjangkau pelanggan. Bagi bisnis, TikTok memberikan akses yang unik ke generasi muda yang menjadi target pasar mereka. Lebih dari setengah pemilik bisnis yang disurvei menggunakan TikTok untuk mempromosikan perusahaan mereka, dengan rata-rata memposting sekitar 9 konten per bulan.
TikTok memberikan peluang bagi bisnis untuk terhubung dengan audiens mereka melalui konten yang lebih kasual dan menyenangkan. Algoritma TikTok yang mampu menemukan target audiens dengan baik juga menjadi salah satu alasan mengapa platform ini begitu diminati oleh para pemasar. Dengan menyasar audiens yang tepat, konten promosi menjadi lebih efektif dan berpotensi viral, memberikan exposure yang lebih luas bagi produk atau layanan yang ditawarkan.
5. Membentuk Perilaku Pencarian Baru
Fenomena TikTok sebagai mesin pencari ini bukan hanya tentang mengganti platform, tetapi juga menciptakan perilaku pencarian baru. Di era ini, generasi muda cenderung mencari informasi dengan cara yang berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka tidak hanya ingin mendapatkan informasi, tetapi juga ingin merasa terhubung dengan konten yang mereka lihat.
Dengan mengamati apa yang disukai oleh pengguna, TikTok mampu memberikan rekomendasi yang lebih personal dan relevan. Video yang menimbulkan banyak reaksi dan interaksi pengguna memiliki peluang lebih besar untuk muncul di FYP, yang artinya, informasi yang disajikan adalah yang dianggap paling menarik oleh komunitas. Ini menciptakan sebuah ekosistem pencarian informasi yang lebih interaktif dan berbasis komunitas.
Tantangan TikTok Sebagai Mesin Pencari Informasi
Namun, meskipun TikTok menjadi semakin populer, bukan berarti tidak ada tantangan yang harus dihadapi oleh platform ini. Salah satu kekhawatiran terbesar adalah terkait keakuratan informasi. Karena sifatnya yang lebih mengutamakan konten yang menarik daripada informasi yang terverifikasi, TikTok berpotensi menjadi sumber disinformasi. Pengguna cenderung tidak melakukan verifikasi atas informasi yang mereka dapatkan, yang dapat menyebabkan penyebaran informasi yang tidak akurat.
Selain itu, meskipun Gen Z menyukai cara TikTok memberikan informasi dalam format yang singkat dan menarik, tidak semua informasi dapat disampaikan secara memadai melalui video berdurasi satu menit. Untuk topik-topik yang membutuhkan penjelasan mendalam atau detail yang lebih kompleks, TikTok mungkin bukan pilihan yang paling ideal.
Google vs TikTok: Mana yang Lebih Baik?
Google dan TikTok memiliki pendekatan yang berbeda dalam hal penyediaan informasi. Google, sebagai mesin pencari terbesar di dunia, memiliki keunggulan dalam hal cakupan informasi yang sangat luas dan mendalam. Pengguna dapat menemukan artikel, jurnal, dan berbagai sumber tepercaya untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Google juga menawarkan fitur-fitur tambahan seperti Google Scholar untuk mencari penelitian akademis, yang tentu saja tidak bisa ditemukan di TikTok.
Di sisi lain, TikTok menawarkan pengalaman pencarian yang lebih interaktif. Dengan video-video singkat yang langsung menunjukkan solusi atau memberikan tutorial, TikTok lebih cocok untuk informasi yang bersifat praktis dan bisa dipraktikkan segera. Sebagai contoh, jika seseorang ingin mencari tahu bagaimana cara membuat resep masakan tertentu, TikTok menawarkan video yang langsung memperlihatkan langkah-langkahnya dengan jelas.
Kesimpulan
Perubahan perilaku pencarian informasi di kalangan Generasi Z menunjukkan bahwa TikTok telah menjadi pesaing serius bagi Google dalam hal penyediaan informasi. Dengan pendekatan yang lebih interaktif, personal, dan berbasis video, TikTok mampu menarik perhatian generasi muda yang menginginkan informasi cepat dan relevan. Namun, tantangan terkait keakuratan informasi dan keterbatasan dalam penyampaian detail menjadi hal yang perlu diperhatikan.
Meskipun demikian, Google tetap menjadi pilihan utama untuk informasi yang membutuhkan kedalaman dan kepercayaan sumber. Kedua platform ini sebenarnya saling melengkapi, dan pilihan di antara keduanya sangat bergantung pada jenis informasi yang dicari serta preferensi pribadi pengguna. TikTok mungkin menjadi raja baru dalam pencarian praktis, tetapi Google tetap tak tergantikan dalam pencarian pengetahuan mendalam dan tepercaya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.