Memahami Aspek dan Keindahan Bahasa I'jaz Al-Qur'an
Agama | 2024-11-06 13:33:53Memahami I'jaz Al-Quran Secara linguistik, istilah "i'jaz" (إعجاز) secara etimologis berasal dari kata kerja "a'jaza" (أعجاز) yang menunjukkan perbuatan melemahkan atau melumpuhkan. Istilah ini mewakili kata
Karya turunan yang berasal dari istilah “ajaza” (ujjaz) yang menunjukkan kelemahan, berbeda-beda
dengan istilah “qadara” (qadr)) yang berarti kekuatan atau kemampuan. Dalam Keajaiban
'Ulum al-Qur'an karya Dawud Al-Aththar, i'jaz menjelaskan mempunyai
konotasi kebahasaan “kebodohan” atau sesuatu yang menghindari kemampuan seseorang.
1. Keindahan bahasa I'jaz Al-Qur'an
Keindahan bahasa Al-Qur’an merupakan salah satu aspek utama yang menunjukkan kemukjizatannya (i’jaz), yaitu suatu keistimewaan dan keistimewaan yang menakjubkan yang tidak dapat ditiru oleh manusia. Dalam konteks ini, beberapa unsur penting keindahan bahasa Al-Qur’an yang memperkuat aspek i’jaz adalah sebagai berikut:
a) Keteraturan dan Kesempurnaan Bahasa
Bahasa Al-Qur'an sangat indah, meski disajikan dengan struktur gramatika yang kompleks dan kaya akan makna. Ayat-ayat tersebut mempunyai kesinambungan yang harmonis, dengan penggunaan bahasa yang tidak pernah bertentangan dengan maknanya. Keindahannya terlihat dari susunan kata, pilihan diksi, dan pengulangan tertentu yang menciptakan irama unik tanpa kehilangan makna. Meskipun Al-Qur'an terdiri dari banyak ayat yang diturunkan pada waktu yang berbeda-beda, namun tetap menjaga konsistensi struktur dan gaya bahasanya.
b) Kedalaman Makna Dibalik Diksi Sederhana
Al-Qur'an seringkali menggunakan kata-kata yang sederhana, namun maknanya sangat dalam dan mencakup berbagai aspek kehidupan manusia. Misalnya dalam satu kalimat, kata-kata tertentu dapat mempunyai beberapa penafsiran dan implikasi yang dapat dipahami dalam berbagai tingkatan, baik dari sisi hukum, moral, maupun filosofis. Kedalaman maknanya menjadikan Al-Qur’an tetap relevan sepanjang masa dan mampu memberikan hikmah baru dalam setiap bacaannya.
c) Gaya Bahasa yang Menggugah dan Menyentuh
Al-Qur'an mempunyai gaya bahasa yang sangat kuat dalam menggugah perasaan dan hati pembacanya. Dapat memberikan rasa tenang, motivasi, bahkan pengingat yang halus namun mendalam. Misalnya ketika berbicara tentang surga dan neraka, Al-Qur'an mampu menanamkan harapan dan ketakutan melalui deskripsi yang kuat dan menggambarkan situasi yang penuh makna simbolis.
d) Keseimbangan antara Kata dan Makna
Salah satu keajaiban Al-Qur'an adalah bagaimana ia mencapai keseimbangan antara jumlah kata dan makna. Misalnya, penggunaan kata-kata tertentu dalam ayat-ayat Al-Qur'an tidak hanya menyampaikan informasi tetapi juga menyeimbangkan gaya sastra dan pesan utama. Beberapa kata yang digunakan mempunyai makna ganda dan memberikan makna yang sangat kontekstual sehingga memperkaya pemahaman pembaca.
2. Aspek I'jaz
Al-Quran Selama ini para akademisi masih berbeda pendapat tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan hikmah yang terkandung dalam kitab suci tersebut. Meskipun demikian, aspek-aspek penting Al-Qur'an dapat disusun dalam empat kelompok berbeda: bahasa, pengetahuan ilmiah, wahyu misterius, dan indikasi empiris.
Berikut beberapa aspek i'jaz Al-Qur'an;
A. Aspek linguistik
Dalam Al-Misbah, Quraish Shihab menjelaskan pemilihan kata yang cermat dalam Al-Qur'an, menyoroti pentingnya huruf hijaiya "wāwu" sebelum "futiḥat" dalam ayat tujuh puluh tiga surah al-Zumar. Penyebutan gerbang surga yang terbuka bagi mereka yang berada di neraka menunjukkan perhatian terhadap detail dalam teks. Sebaliknya, tidak adanya huruf “wāw” pada ayat 71 surat al-Zumar menunjukkan adanya perbedaan pilihan ungkapan bahasa. Al-Qur'an memikat hati pembacanya dengan asal-usul Arabnya, menghadirkan gaya bahasa yang mengejutkan dan menggugah minat orang Arab. Kekayaan sastranya terlihat jelas, menjaga suasana misterius sekaligus menjamin aksesibilitas bagi semua orang. Gaya bahasa Al-Qur'an yang unik lebih dari sekadar kata-kata, meninggalkan dampak abadi bagi yang membaca ayat-ayatnya. Transformasi Umar bin Khattab dari penentang setia Rasulullah menjadi seorang yang beriman Islam menggarisbawahi betapa dalamnya pengaruh bahasa Al-Qur'an, karena hanya beberapa ayat saja yang cukup untuk menginspirasi perubahan hati (Nurkhatiqa , 2022).
B. Aspek pengetahuan
Al-Qur'an berbicara tentang fenomena ilmiah dengan cara yang sederhana dan mendalam, mengisyaratkan pengetahuan yang belum ditemukan dan menunjukkan keterbukaan terhadap penemuan ilmiah baru. Misalnya, Al-Qur'an menyinggung topik awan, menggambarkan bagaimana pergerakan lembut angin menyebabkan terciptanya awan tebal. Proses ini dijelaskan secara indah dalam ayat, “Tidakkah kamu memperhatikan (bagaimana) Allah menggerakkan awan, lalu lalai menjadikannya satu (sebagian), lalu menjadikannya menimbun, lalu kamu melihat hujan keluar dari awan? " celah (dari awan).
C.Berita supranatural atau Berita gaib
Menurut Quraish Shihab, ada dua bagian rahasia turunnya Al-Qur'an. Bagian pertama berisi tentang nubuatan yang belum terungkap pada saat Al-Qur’an ditulis, sedangkan bagian selanjutnya berkaitan dengan wahyu peristiwa masa lalu yang telah dibuktikan akurat dalam surat al-Rum [30] ayat 2-4 yang menjelaskan. kemenangan Romawi atas Persia, dengan Persia sendiri menjadi ilustrasi ramalan masa depan yang tidak terpenuhi pada saat turunnya Al-Qur'an Pada tahun 615 M, raja Persia Kisra Aboriz melancarkan serangan terhadap Heraclius Muda dari Byzantium, merebut Antiochia, Damaskus , dan Yerusalem. Ayat 2-4 Surah al-Rum (Shihab, Kaidah Tafsir) menggambarkan kemenangan luar biasa Heraclius pada tahun 622 M setelah tujuh tahun dominasi Persia di Armenia. Al-Qur'an berisi narasi kebenaran tersembunyi yang terungkap sepanjang sejarah. Kisah bagaimana jenazah Firaun terawetkan setelah ditenggelamkan di Laut Merah diceritakan dalam Yunus ayat 92; Ini adalah pelajaran bagi generasi mendatang. Meski sejarah mengakui kematian Firaun di Laut Merah, namun sisa-sisa utuh Firaun yang dipajang di Museum Nasional Peradaban Mesir dari ujung kepala hingga ujung kaki menjelaskan kelangsungan tubuhnya (Nasruddin, 2022).
Definisi menurut para ahli :
1. Al-Zarkasyi : Menurut Al-Zarkasyi dalam Al-Burhan fi I'jaz al-Qur'an, I'jaz al-Qur'an berarti kemampuan Al-Qur'an untuk menantang umat manusia dalam segala aspek, baik dari segi bahasa, keindahan sastra, maupun kedalaman makna yang tidak dapat ditiru atau disamai oleh siapapun.
2. Al-Suyuti : Dalam bukunya Al-Itqan fi 'Ulum al-Qur'an, Al-Suyuti menyatakan bahwa I'jaz al-Qur'an mengacu pada sifatnya yang mengandung keajaiban dari segi keindahan bahasa dan keindahannya. kedalaman makna yang tidak dapat dijangkau oleh siapapun meskipun memiliki kemampuan bahasa Arab yang tinggi.
3. Sayyid Qutb : Dalam Fi Zilal al-Qur'an, Sayyid Qutb menekankan bahwa I'jaz al-Qur'an adalah bukti kekuasaan Tuhan yang melampaui kemampuan manusia. Dijelaskannya, Al-Qur'an tidak hanya memiliki keindahan linguistik, namun juga ampuh mengubah hati dan pikiran manusia.
Penulis : Scendy Magribi Lailatul Khotijah, Rita Meida Santi Mahasiswa Semester 1 BKI Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.