Marak Begal Surabaya Timur, Benarkah Krisis Ekonomi?
Info Terkini | 2024-11-04 18:21:08Masalah krisis ekonomi merupakan salah satu masalah yang tidak akan luput dari kehidupan. Krisis ekonomi memiliki artian dimana kondisi pada suatu negara memilik ipenurunan pendapatan ekonomi, kondisi tersebut menjadi hal berat yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Masalah krisis ekonomi apabila tidak teratasi dengan baik oleh pemerintah akan mengakibatkan maraknya tindak kejahatan yang meresahkan dan mengusik keamanan masyarakat. Krisis ekonomi yang dialami masyarakat dapat berupa penurunan pendapatan, masalah utang, dan naiknya kebutuhan pokok untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Warga Surabaya Timur dihebohkan dengan berita begal dan copet yang terjadi pada tanggal 12 September 2024 di Keputih dan Kertajaya. Kejadian yang sungguh tak terduga dialami oleh 2 mahasiswa baru di Univeritas dan Institut terbaik di Surabaya. Dengan adanya seseorang memiliki keberanian dalam melakukan tindak kejahatan dengan melakukan begal dan copet yang disebabkan oleh krisis ekonomi yang sedang dialami pelaku. Mayoritas pelaku tindak kejahatan begal dan copet yakni orang yang sedang mengalami krisis ekonomi dan hanya memikirkan bagaimana caranya agar mendapat uang tanpa melakukan usaha atau kerja keras.
Begal dan copet mulai bermunculan di area sekitar kampus yang menargetkan korban yakni mahasiswa perempuan. Pelaku telah mengincar korban dan melakukan aksi begal dan copet saat korban sedang lengah. Keterkaitan krisis ekonomi dengan munculnya begal dan copet yang erat benar adanya karena saat seseorang mulai berpikir ingin mendapatkan sesuatu dengan cara yang instan, pelaku akan melakukan tindak kejahatan bersama teman atau komplotannya. Dengan adanya kemunculan begal dan copet yang membuktikan bahwa krisis ekonomi dapat meningkatkan atau memicu kriminalitas pada suatu daerah salah satunya Surabaya Timur.
Kondisi sulit yang dialami pelaku akibat krisis ekonomi seperti kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan ekonomi dapat mendorong seseorang melakukan tindak kejahatan demi memenuhi kebutuhan hidup. Dalam membahas hubungan krisis ekonomi dengan munculnya begal dan copet yang mengincar korban perempuan karena dianggap lemah dan para pelaku merasa dirinya hebat dapat merampas barang berharga milik korban hanya dengan menodongkan pisau atau golok. Pengaruh krisis ekonomi yang berdampak negatif yang menganggu kenyamanan warga Surabaya Timur. Dengan munculnya begal dan copet mengakibatkan warga Surabaya Timur menjadi ketakutan dan cemas saat melakukan aktivitas di area Surabaya Timur.
Permasalahan krisis ekonomi yang terjadi di wilayah Surabaya Timur dalam konteks ekonomi yang berdasarkan potensi keuntungan yang akan didapat oleh pelaku begal dan copet saat melakukan aksi di wilayah Surabaya Timur. Tindakan kriminalitas yang terjadi di Surabaya Timur mengalami peningkatan yang signifikan pada bulan September 2024. Para pelaku melakukan aksi atau tindak kejahatan dengan mengancam menggunakan senjata tajam yakni pisau atau golok. Menurut sumber A yang menjadi korban pencopetan di lampu merah Kertajaya mengatakan bahwa ia terkejut karena pada saat itu posisi di lampu merah terdapat banyak orang, namun pelaku copet tidak segan menodong pisau kepada korban, untungnya saat kejadian tersebut ada seorang bapak yang menolong sehingga pelaku copet tidak berhasil mengambil barang berharga milik korban tersebut. Setelah kejadian yang mengejutkan itu, sumber A sebagai korban merasa trauma saat berkendara di daerah Surabaya Timur.
Melalui permasalahan tindak kejahatan sudah seharusnya pemerintah lebih memperketat aparat negara seperti polisi dan tni. Tujuannya adalag untuk meminimalisir adanya tindak kejahatan yang terulang. Polisi seharusnya lebih aktif dalam patroli untuk memantau area jalan raya agar dapat sigap menolong saat terdapat suatu kejadian. Perlunya bantuan aparat negara ini untuk saling menjaga keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat satu sama lain.
Krisis ekonomi nyatanya berdampak hebat bagi tingkah laku yang mengalaminya. Apabila krisis ekonomi tidak segera teratasi, maka akan semakin meluas ke daerah-daerah lain. Tindak kejahatan begal dan copet merupakan hal yang keji dalam merugikan orang lain. Sebagai masyarakat perlunya waspada terhadap barang berharga milik pribadi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.