Pertumbuhan Ekonomi Mimpi Indah atau Mimpi Buruk untuk Rakyat?
Agama | 2024-11-02 16:07:31Indonesia kerap menjadi sorotan berkat pertumbuhan ekonominya yang konsisten dengan rata-rata di atas 5% dalam beberapa tahun terakhir. Angka ini, yang diukur melalui Produk Domestik Bruto (PDB), memberi kesan positif dan sering dipandang sebagai indikator keberhasilan. Namun, kenyataan di lapangan tidak selalu semanis statistik di atas kertas. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat kemiskinan masih berada di angka 9,03% pada tahun 2024 (Profil Kemiskinan Di Indonesia Maret, 2024), sebuah pengingat bahwa kesejahteraan rakyat tidak bisa diukur hanya dari satu sisi saja. Hal ini menimbulkan pertanyaan penting: Apakah pertumbuhan ekonomi yang tinggi sudah cukup untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh?
Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kapasitas produksi suatu negara dari waktu ke waktu, sering diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Indikator lain yang sering digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi termasuk investasi, konsumsi, dan ekspor. Namun, meskipun pertumbuhan ekonomi sering dianggap sebagai indikator keberhasilan suatu negara, hal ini tidak selalu mencerminkan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Dalam konteks Indonesia, penting untuk mengeksplorasi lebih dalam mengenai hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
Pertumbuhan Ekonomi sebagai Indikator Kesejahteraan
Pertumbuhan ekonomi yang diukur melalui peningkatan PDB sering kali dianggap sebagai lambang kesuksesan suatu negara. Tingginya PDB seakan menggambarkan adanya kenaikan kapasitas produksi, pendapatan masyarakat, dan perbaikan infrastruktur. Namun, apakah angka tersebut benar-benar mencerminkan kesejahteraan yang merata? Perlu disadari bahwa pertumbuhan ekonomi hanya satu dari sekian banyak aspek yang menentukan kualitas hidup masyarakat. Berbagai indikator lain seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM), ketimpangan pendapatan (koefisien Gini), serta tingkat pengangguran juga sangat penting untuk memahami kualitas hidup masyarakat. Di Indonesia, misalnya, meskipun ada pertumbuhan ekonomi, ketimpangan dan kemiskinan masih menjadi tantangan serius.
Mengapa Pertumbuhan Ekonomi Belum Membawa Kesejahteraan Merata?
1. Distribusi Pendapatan yang Tidak Merata
Distribusi pendapatan yang tidak merata menjadi salah satu penghambat utama perbaikan kesejahteraan. Menurut pernyataan (Rodani Agus, 2023) dari DJKN Kalimantan Barat, ketika sebagian kecil populasi menguasai sebagian besar kekayaan, masyarakat di kelas bawah terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang sulit ditembus. Pertumbuhan ekonomi yang dinikmati oleh kelompok tertentu pada akhirnya tidak berdampak signifikan bagi masyarakat yang berada di level bawah, yang justru berjuang untuk sekadar bertahan hidup. Distribusi pendapatan yang lebih adil bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga tentang keadilan sosial.
2. Kualitas Pertumbuhan: Keberlanjutan dan Inklusivitas
Tidak semua pertumbuhan ekonomi memiliki kualitas yang sama. Pertumbuhan yang mengandalkan eksploitasi sumber daya alam tanpa memikirkan dampak jangka panjang hanya akan menghasilkan keuntungan sesaat, sementara masyarakat yang terdampak justru menanggung beban lingkungan yang rusak. Di sisi lain, pertumbuhan inklusif yang memprioritaskan keberlanjutan serta dampak bagi semua lapisan masyarakat adalah solusi yang lebih berkelanjutan. Ketika pemerintah fokus hanya pada peningkatan angka tanpa mempertimbangkan dampaknya, kesejahteraan masyarakat justru menjadi korban dari pembangunan yang tidak bertanggung jawab.
3. Kebijakan Pemerintah yang Belum Optimal
Pemerintah memiliki peran sentral dalam menciptakan kesejahteraan yang merata. Kebijakan yang berpihak pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) misalnya, dapat membantu mendistribusikan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi kepada masyarakat bawah. Selain itu, investasi dalam pendidikan dan kesehatan adalah kunci untuk menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan sejahtera. Meski program seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan sosial sudah berjalan, efektivitasnya masih perlu dievaluasi. Kebijakan yang berfokus pada sektor produktif, seperti subsidi untuk petani dan nelayan, juga harus diperkuat agar mereka dapat turut merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi.
Brasil dan India adalah contoh negara yang menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan kesejahteraan yang merata. Di Brasil, meskipun pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, ketimpangan yang tajam membuat kelompok miskin semakin tertinggal. Demikian pula di India, di mana sektor teknologi dan industri mengalami kemajuan pesat, tetapi sebagian besar masyarakat masih bergelut dengan kemiskinan. Indonesia memiliki kesempatan untuk menghindari jebakan yang sama dengan cara lebih serius memikirkan aspek pemerataan dalam kebijakan ekonomi.
Lalu, bagaimana Indonesia dapat memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi menjadi lebih dari sekadar angka? Beberapa langkah yang dapat diambil adalah:
1. Memperkuat Program Perlindungan Sosial
Program seperti PKH dan Kartu Prakerja bisa diperluas agar benar-benar menyentuh seluruh masyarakat yang membutuhkan. Evaluasi rutin perlu dilakukan untuk memastikan bantuan tersebut tepat sasaran dan memiliki dampak nyata pada kehidupan masyarakat.
2. Mendorong Pembangunan di Daerah Terpencil
Pembangunan yang terpusat di kota besar menciptakan ketimpangan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Investasi dalam infrastruktur pedesaan, seperti akses jalan, fasilitas kesehatan, dan pendidikan, dapat membantu masyarakat di wilayah terpencil merasakan dampak dari pertumbuhan ekonomi.
3. Meningkatkan Akses Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan keterampilan adalah fondasi untuk menciptakan tenaga kerja yang produktif. Program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri harus ditingkatkan, sehingga masyarakat dapat memperoleh pekerjaan yang lebih layak dan berpenghasilan stabil.
Pada akhirnya, pertumbuhan ekonomi tidak seharusnya menjadi mimpi buruk bagi sebagian besar rakyat. Jika dilakukan dengan bijak dan mengutamakan keadilan sosial, pertumbuhan ekonomi dapat menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus berkolaborasi dalam menciptakan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia bukan hanya angka statistik, tetapi benar-benar mencerminkan kesejahteraan rakyat di seluruh negeri.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.