Mencari Arti Kehidupan
Sastra | 2024-10-31 07:57:19Di sebuah desa, hiduplah keluarga kecil anggotanya Ayah, Ibu, Anak pertama bernama Andi, anak kedua bernama Della, dan Anak ke tiga bernama Lala. Della seorang remaja ber usia 13 tahun dan masih bersekolah di bangku SMP. Sedangkan Andi berumur 20 tahun seorang atlet lari. Lala berumur 5 tahun. Della adalah seorang gadis pendiam dan jarang berinteraksi dengan orang lain kecuali keluarganya sendiri. Saat umur Della 16 tahun ia merasa seperti terjebak dalam labirin kebingungan. Ia bertanya-tanya siapa dirinya,apa yang ingin ia lakukan dalam hidup, dan apa yang membuatnya bahagia.
Suatu hari saat Della berjalan pulang dari sekolah menuju ke rumah, ia mendengar suara yang sangat merdu terdengar dari toko barang antik yang rumor nya toko tersebut milik Kakek tua yang menakutkan dan memakan anak-anak. Della pun tetap berjalan mengabaikan suara tersebut padahal ia sangat ingin mengetahui sumber suara tersebut.
Keesokan harinya di saat Della melewati toko barang antik tersebut ia mendengar suara itu lagi, dan kali ini ia memberanikan diri untuk mengetahui suara tersebut. Della pun masuk ke toko tersebut. Saat Della masuk ia terkejut ternyata suara merdu tersebut berasal dari gitar seorang Kakek tua berbadan kekar, tinggi, dan berambut putih panjang. Tetapi karena rasa penasarannya Della memberanikan diri untuk mendekat kepada Kakek tua tersebut. Setelah Della bertemu Kakek tersebut ternyata Kakek itu tidak seperti cerita yang ia dengar, bahkan Kakek itu sangat baik kepadanya.
Beberapa hari setiap pulang sekolah Della mampir ke toko tersebut, Kakek itu menyukai Della dan ingin memberinya hadiah berupa gitar, tetapi dengan satu syarat, Della harus bisa memainkan nada yang di buat sendiri dan menunjukkan nya pada hari yang di tentukan Kakek. Tiba hari dimana Della harus menemui Kakek untuk menunjukkan kemampuannya agar mendapat gitar. Tetapi ia melakukan ini semua tanpa pengetahuan keluarganya, saat itu Ayah, Ibunya pergi, dan Kakanya pun ada perlombaan, jadi Della di titipkan untuk menjaga adiknya di rumah. Della bingung bagaimana caranya agar dia bisa bertemu Kakek, akhirnya Della memutuskan untuk meninggalkan adik nya yang sedang tidur siang dan mengunci pintu dari luar. Saat Della pergi ada anak-anak yang sedang bermain petasan dan tidak sengaja melempar ke arah rumah Della dan menyebabkan kebakaran. Tetangga yang baru mengetahui kebakaran itu langsung bergegas memanggil pemadam. Di sisi lain Della berhasil mendapat hadiah gitar karena mampu menyelesaikan tugas dari sang Kakek. Saat Della pulang ke rumah ia sudah melihat rumah nya dalam keadaan hangus, dan Adik nya yang meninggal karena terlambat di selamatkan. Ayah Della sangat marah mengetahui alasan Della meninggalkan Adiknya sendirian di rumah dan mematahkan gitar tersebut. Della sangat kecewa dan menyalahkan diri nya atas kejadian tersebut.
Ayah Della menuntutnya agar fokus belajar dan tidak memikirkan hal lain yang akan mengganggu pelajarannya. Della merasa tertekan oleh harapan orang tuanya. Mereka menginginkan Della menjadi dokter, melanjutkan impian Ayah Della yang dulu tidak terwujud. Namun, Della tidak memiliki minat pada bidang kesehatan. Ia lebih tertarik pada seni, musik, menggambar, dan menulis cerita pendek.
Berbeda dengan kaka Della, Andi,ia adalah seorang atlet lari dan orang tuanya sangat bangga kepada kaka Della, Andi. Kaka Della, Andi selalu mendukung dan selalu memberikan semangat dan masukan untuk Della meskipun berbeda minat karena Andi adalah atlet lari.
Della merasa bingung antara keinginan untuk menyenangkan orang tuanya dan mengejar mimpinya sendiri. Ia takut mengecewakan orang tuanya, namun ia juga takut kehilangan kesempatan untuk mengejar passion-nya.
Suatu hari, Della dan Andi pergi ke sebuah pameran seni, Della bertemu dengan seorang seniman tua di sebuah pameran seni tersebut. Seniman itu bernama lbu Ama,melihat bakat Della dalam melukis Ibu Ama mendorongnya untuk mengejar mimpinya.Tetapi Della bimbang karena sejak dulu Ayah Della sangat menginginkan Della menjadi Dokter dan tidak setuju Della menjadi seniman karena kejadian dulu yang menewaskan Adik nya.
Della tidak ingin mengecewakan Ayah nya. Della pun termenung, ia memikirkan bagaimana jika aku mengecewakan orang tua ku yang sudah berharap lebih kepadaku.Ibu Ama pun menegur Della. "kenapa kamu nak"ucap Ibu Ama, "tidak apa apa Bu" jawab Della. "Jika ada yg mau di ceritakan silahkan siapa tau Ibu bisa membantu" ucap Ibu Ama kembali.Della pun terdiam lalu dia perlahan menceritakan tentang kebingungan nya kepada Ibu Ama, Sebenarnya Saya sedang bingung Bu Ama, keluarga saya menginginkan saya menjadi seorang Dokter dan tidak mendukung sayang menjadi seniman, tetapi saya ingin menjadi seniman,saya bingung apa yang harus saya lakukan.
Ibu Ama yang mendengar cerita tersebut lalu tersenyum dan berkata "Ibu dulu juga sama seperti itu nak,orang tua Ibu sangat menginginkan Ibu menjadi seorang Dokter tetapi Ibu menyukai seni dan Ibu tidak berani berucap kepada orang tua Ibu bahwa Ibu sangat menginginkan menjadi seniman,kerena itu yg membuat jati diri ibu bangkit tetapi ibu tetap menuruti ke inginan orang tua Ibu , Ibu pun menyesal karena tidak pernah membicarakan hal ini kepada orang tua Ibu. Della pun bertanya "lalu mengapa sekarang Ibu Ama menjadi seorang seniman?" Ibu Ama menjawab "setelah Ibu menjadi Dokter Ibu sambil belajar tentang seni seperti melukis, musik, dan seni sastra.Dan itu membuat ibu bahagia. Beberapa tahun setelah Ibu menjadi seorang Dokter, orang tua Ibu meninggal karena sakit.
"Jangan takut untuk mengejar apa yang membuatmu bahagia," kata Bu Ama. "Hidup terlalu singkat untuk hidup sesuai dengan harapan orang lain." Kata-kata Ibu Ama menggunggah semangat Della.Setelah mendengar cerita Ibu Ama tersebut Ia memutuskan untuk berbicara dengan orang tuanya tentang mimpinya. Ia menjelaskan bahwa ia ingin menjadi seniman, dan bahwa ia ingin mengejar passion-nya.
Sesampainya Della di rumah ia memutuskan untuk berhicara dengan Ibu dan Ayahnya.Awalnya ia takut,tetapi kaka Della meyakinkan nya untuk berbicara kepada orang tua mereka. ”Bolehkah aku membicarakan sesuatu,” ucap Della kepada orang tuanya yang sedang duduk di depan TV. “Tentu saja nak,” jawab Ayah kepada Della sambil tersenyum.”Sebenarnya aku tidak ingin menjadi seorang Dokter,aku ingin menjadi seniman,”ucap Della dengan gugup.Ayah Della awalnya terkejut dan tidak setuju,namun Ibu Della setuju dan mencoba untuk meyakinkan Ayahnya untuk mendukung Della.Ibu Della berkata kejadian dulu itu bukan murni kesalah Della dan kita tidak dapat menyalahkan Della sepenuhnya.Mendengar perkataan Ibu Della tersebut akhirnya Ayah Della setuju Mereka menyadari bahwa kebahagiaan Della lebih penting daripada keinginan mereka sendiri.
Della pun mulai belajar di studio seni dengan tekun. Ia mengikuti kelas melukis,belajar gitar,dan les bernyanyi. Ia menemukan jati dirinya dalam seni, dan ia merasa bahagia.
Della melangkah keluar dari studio seni,senyum bahagia terpancar di wajahnya.Ia baru saja menyelesaikan lukisan pemandangan pedesaan yang indah, sebuah gambaran dari tempat ia dibesarkan.Lukisan itu menjadi bukti perjalanan penemuan jati dirinya.
Di rumah, orang tuanya menyambutnya dengan hangat. Mereka telah melihat perubahan dalam diri Della. Della yang dulu pendiam dan murung kini tampak lebih ceria dan bersemangat.Kakanya, Andi yang selama ini selalu mendukung ikut tersenyum melihat Della.Mereka bangga melihat Della mengejar passion-nya, meskipun berbeda dari apa yang mereka harapkan.
"Della, Ibu dan Ayah sangat bangga padamu," kata Ibu Della. "Kamu telah menemukan jalanmu sendiri, dan itu yang terpenting."
Della memeluk Ibu,Ayahnya,dan Kakanya erat-erat. Ia merasa lega dan bahagia. Dukungan keluarga mendorongnya untuk terus maju.
Della pun mulai aktif mengikuti berbagai kegiatan seni. Ia bergabung dengan komunitas seni di kota, mengikuti lomba menyanyi, dan memamerkan karyanya di galeri kecil. Ia juga mulai menulis cerita pendek dan mengirimkan karyanya ke majalah lokal.
Suatu hari, Della mendapat kabar baik. Cerita pendeknya terpilih untuk dipublikasikan! Rasa bangga dan bahagia menyelimuti dirinya. Ia membuktikan bahwa ia mampu meraih mimpinya, meskipun jalannya tak selalu mudah.
Della menyadari bahwa menemukan jati diri adalah sebuah perjalanan panjang. Ia masih terus belajar dan berkembang, menemukan sisi-sisi baru dari dirinya. Namun, ia tak lagi merasa terjebak dalam kebingungan. Ia telah menemukan arah yang ingin ia tuju, dan ia siap untuk terus melangkah maju dengan penuh semangat.
Della belajar bahwa menemukan jati diri adalah proses yang panjang dan tak selalu mudah. Namun, dengan dukungan orang-orang yang dicintai dan dengan keberanian untuk mengejar mimpi, ia yakin bahwa ia dapat menemukan jalannya sendiri dalam hidup.
Della menatap langit senja yang mulai dihiasi bintang-bintang. Ia tersenyum, merasa bersyukur atas perjalanan yang telah ia lalui. Ia telah menemukan jati dirinya, dan ia siap untuk menulis cerita hidupnya sendiri, dengan penuh warna dan makna.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.