Monk Fruit (Buah Biksu) sebagai Pengganti Gula
Gaya Hidup | 2024-10-30 20:30:59Buah biksu (monkey fruit) umumnya dikenal sebagai Luo Han Guo, merupakan tanaman merambat tahunan yang berasal dari bagian selatan Tiongkok, Monkey fruit menghasilkan buah hijau bulat yang mengandung pulpa manis, berdaging, dan telah digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional Tiongkok selama lebih dari 300 tahun (Gong et al., 2019).
Buah biksu sebagai pengganti gula diolah dengan cara mengestraksi air dari buah tersebut. Kandungan rasa manis yang dihasilkan oleh buah biksu berasal dari mogrosida (C. Liu et al., 2018). Mogrosida merupakan pemanis alami yang berasal dari buah biksu dan memiliki rasa 250 kali lebih manis dibandingkan sukrosa (Itkin et al., 2016). Hasil ekstraksi dari buah biksu dapat dibuat menjadi bubuk maupun cairan pemanis.
Mogrosida memiliki berbagai jenis, yaitu mogrosida-III (MIII), mogrosida-IVA (MIVA), mogrosida-IV (MIV), mogrosida-V (MV), iso-mogrosida V (IMV), 11-oxomogrosida-V (OMV) dan siamenosida I (SI), mogrosida IIIE (MG IIIE), dll (Shivani et al., 2021). Mogrosida V merupakan mogrosida termanis dan komponen paling utama pada buah biksu (Younes et al., 2019).
Duan et al. (2023); Huang et al. (2024) menemukan bahwa buah biksu mengandung asam amino bebas seperti asam glutamat dan asam aspartat yang berguna untuk sintesis protein, pensinyalan sel, metabolisme, dan kesehatan. Buah biksu juga mengandung mineral, seperti kalium, kalsium, magnesium, dan selenium yang tinggi serta vitamin B1 (thiamin), B2 (riboflavin), dan asam askorbat (vitamin C). selain itu, buah biksu mengandung flavonoid yang disebut kaempferol dan quercetin; flavonoid bersifat antioksidan dan dapat mengurangi risiko terkena penyakit infeksi, diabetes melitus, dan kanker.
Manfaat Ekstrak Buah Biksu untuk Kesehatan
Anti Inflamsi
Ekstrak buah biksu telah terbukti efektif dalam mengurangi peradangan paru-paru. Hal ini terbukti dalam penelitian tikus yang mengalami penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Setelah diberikan ekstrak buah biksu, ditemukan pengurangan jumlah sel T aktif, sel B, dan neutrofil, serta mengurangi infiltrasi faktor inflamasi di jaringan paru-paru (Kim et al., 2023). Dikatakan juga oleh (Gong et al., 2021) bahwa ekstrak buah biksu dapat mengobati peradangan yang berkaitan dengan nefropati diabetik.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Liu et al., 2021), pemberian mogrosida V komponen yang terdapat dalam buah biksu, kepada tikus asma menunjukkan efek anti inflamasi terhadap paru-paru. Selain itu, (Y. Liu et al., 2021) menyebutkan mogrosida V dapat menghambat kerusakan pada struktur atau fungsi sistem saraf yang disebabkan oleh paparan agen kimia, biologis, atau fisik.
Antioksidan
Zhu et al. (2020) menemukan bahwa kandungan mogrosida yang terdapat pada buah biksu dapat menurunkan radikal bebas yang mengandung oksigen, persentase sel yang dapat menghancurkan dirinya sendiri yang terjadi secara alami, serta dapat menurunkan kematian jaringan tubuh yang tidak terprogram atau disengaja. Penelitian yang dilakukan oleh Xue et al. (2020) menunjukkan bahwa mogrosida IIIE (MG IIIE) dapat mengurangi inflamasi dan stres oksidatif yang disebabkan oleh konsumsi glukosa yang tinggi pada sel yang berfungsi dalam penyaringan plasma darah. Pada Gong et al. (2019), yang mempelajari efek flavonoid dari daun buah biksu kepada tikus yang berolahraga berat, hasilnya tikus tersebut mengalami peningkatan konsumsi oksigen dan metabolit beracun. Flavonoid yang terkandung dalam ekstrak buah biksu dapat secara efektif menghilangkan metabolit beracun dan meningkatkan sirkulasi darah akibat olahraga yang berat.
Antidiabetes
Buah biksu bisa digunakan sebagai alternatif pengganti gula yang tidak berkalori bagi para penderita diabetes melitus tipe 2, untuk mengurangi konsumsi karbohidrat sebab tidak meningkatkan kadar gula darah setelah makan serta dapat menahan nafsu makan (Lavalle González et al., 2023).
Beberapa penelitian (H. Liu et al., 2019a dan H. Liu et al., 2019b) menemukan bahwa pemberian ekstrak kaya mogrosida pada tikus diabetes selama 5 minggu menunjukkan penurunan yang signifikan pada glukosa darah puasa, serum glikasi (GSP), dan insulin serum Pada (Zhang et al., 2020) ditemukan bahwa ekstrak buah biksu dapat menghambat enzim maltase usus halus pada tikus dan memberikan efek anti-hiperglikemik. Mogrosida juga dapat menunjukkan efek anti hiperlipidemia pada tikus dengan diabetes tipe 2, serta mengatur sekresi insulin dengan meningkatkan peptida mirip glukagon 1 (GLP-1).
Anti Kanker
Haung et al. (2023) menemukan mogrosida yang diberikan dalam bentuk cair maupun dalam bentuk bubuk dapat secara signifikan mengobati kanker prostat dan kanker kandung kemih Selain itu pemberian mogrosida telah terbukti dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker prostat, kanker hati, kanker paru-paru, dan sel karsinoma nasofaring. Serta, memberikan efek antitumor dengan mempercepat proses kematian sel terprogram yang terjadi secara alami ketika sel menghancurkan diri sendiri (Fu et al., 2016).
Selain Manfaat yang Banyak Terdapat pada Buah Biksu, Apakah Buah Biksu Aman Dikonsumsi?
Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 2010 telah mengakui ekstrak buah biksu “Umumnya Diakui Aman” (GRAS) untuk digunakan dalam berbagai makanan dan minuman, setelah lulus uji toksikologi dan keamanan pangan (GRAS Notices, n.d.). Penelitian (C. Liu et al., 2018) pada hewan menunjukkan tidak ada efek samping toksik setelah pemberian S. grosvenorii mogrosides pada dosis tinggi. Diperkuat oleh (Xu et al., 2005) pada enam pria sehat berusia 19-25 tahun yang berpuasa semalaman dan kemudian mengonsumsi 200 mg/kg ekstrak buah biksu yang dilarutkan dalam air; setelahnya, selama 3 hari mereka hanya mengonsumsi air. Pada dua hari tersebut, sampel darah diambil pada 0, 1, 2, 3, dan 6 jam setelah pemberian, dan didapatkan hasil bahwa tidak terdapat efek buruk yang terjadi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.