Dampak Negatif Fomo, Buah dari Sistem Liberal-Kapitalis
Politik | 2024-11-04 23:37:00Oleh Yuliani
(Aktivis Muslimah)
FOMO atau fear of missing out adalah gejala sosial yang timbul ketika seseorang tidak ingin ketinggalan dan tidak mau sendirian. Semua kesenangan dunia sesaat mendominasi dan menjadi prioritas utama dan juga pengaruh teknologi dan media sosial yang membuat informasi menyebar begitu cepat. Generasi Z, yang tumbuh besar di era digital, sering kali merasa harus terus mengikuti perkembangan agar tidak merasa tertinggal.
FOMO yaitu sebuah fenomena psikologis yang menggambarkan kecemasan seseorang karena merasa tertinggal atau tidak terlibat dalam suatu aktivitas sosial atau tren. Media sosial menjadi salah satu penyebab utama munculnya FOMO, karena setiap saat kita bisa melihat aktivitas teman-teman, selebriti, atau bahkan orang asing yang sedang menikmati momen tertentu. Ketika melihat orang lain mengoleksi barang–barang edisi terbatas, liburan ke tempat yang eksotis, atau menonton konser, sebagian orang merasa harus melakukan hal sama agar tidak ketinggalan tren.
FOMO yang berlebihan dapat memengaruhi kesehatan mental, membuat seseorang merasa cemas, tidak puas, merasa kesal, gelisah dalam hati, selalu ingin mencari kesenangan dari hal-hal yang sifatnya sementara dan juga narsistik. Di mana seseorang merasa dirinya lebih dari orang lain dan kerap menunjukkan kehidupan dan kelebihannya di media sosial. Munculnya FOMO ini tidak terlepas dari sistem liberal kapitalis demokrasi. Sistem rusak ini mengakibatkan gen-Z bergaya hidup bebas, hedonistik dan konsumerisme.
Adapun dalam Islam, telah dijelaskan di dalam Al-Quran itu sendiri, bahwa Allah Swt. memerintahkan kita untuk selalu merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang dimiliki. Rasa qana’ah membantu seseorang untuk tidak terjebak dalam perlombaan duniawi yang tidak ada habisnya.
Sebagaimana Allah Swt. berfirman, “Dan janganlah engkau panjangkan pandanganmu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia Tuhanmu adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Taha: 131).
Selain itu juga Islam mengajarkan untuk sederhana dalam menjalani kehidupan, tidak berlebihan dalam hal duniawi, memperkuat rasa syukur atas nikmat–nikmat yang telah Allah berikan, memprioritaskan ibadah, melakukan kegiatan–kegiatan yang lebih bermanfaat untuk dunia dan akhirat.
Islam memandang Pemuda memiliki potensi luar biasa dan kekuatan yang dibutuhkan umat terlebih sebagai agen perubahan menuju kebangkitan Islam. Islam memiliki sistem terbaik untuk melejitkan potensi gen Z, mengarahkan hidupnya sesuai dengan tujuan penciptaan dan mempersembahkan karya terbaik untuk umat dan Islam. Potensi ini dibutuhkan untuk membangun kembali peradaban gemilang yang pernah dicapai umat Islam pada masa lalu dalam naungan Khilafah Islamiyah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.