Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image PKRS RSKO Jakarta

Hari Menopause Sedunia 2024, Terapi Hormon Menopause

Edukasi | 2024-10-18 16:10:30
Ilustrasi Menopause I Sumber Foto : freepic

Jalan hidup seorang Wanita akan menemui fase menstruasi dari usia akil baliq hingga siklusnya berakhir. Siklus ini harus dihadapi oleh setiap Wanita dari berbagai ras, tanpa bisa ditolak.

Ketika siklus menstruasi berhenti secara permanen, berarti wanita tersebut sudah tidak lagi mengalami hamil secara alamiah.

Menurut pengertiannya, Menopause adalah fase alami dalam kehidupan wanita yang terjadi ketika ovarium berhenti memproduksi hormon estrogen dan progesteron secara signifikan, yang mengakibatkan berhentinya siklus menstruasi secara permanen.

Menopause umumnya terjadi pada wanita berusia 45 hingga 55 tahun atau dapat dikatakan sudah menopause bila tidak lagi mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut.

Namun, usia menopause bisa berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan, gaya hidup, dan riwayat medis.

Gejala fase menopause umumnya seperti merasa panas atau gerah (hot flashes), keringat berlebih di malam hari, perubahan suasana hati, hingga masalah tidur, yang dapat berdampak pada kualitas hidup seorang wanita.

Selain itu, menopause juga dapat meningkatkan risiko penyakit terkait penurunan estrogen, seperti osteoporosis dan penyakit jantung.

Salah satu pendekatan yang sering digunakan untuk mengatasi gejala menopause adalah Terapi Hormon Menopause (THM).

Pada Hari Menopause Sedunia yang diperingati setiap 18 Oktober, tema tahun ini menyoroti pentingnya Terapi Hormon Menopause dalam membantu wanita menjalani masa transisi ini dengan lebih nyaman.

Terapi Hormon Menopause (THM) menjadi salah satu intervensi medis yang bertujuan untuk mengurangi berbagai gejala menopause seperti hot flashes, keringat malam, dan perubahan suasana hati yang drastis.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), terapi ini terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas hidup wanita, meski penggunaannya harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan individu.

Terapi ini melibatkan pemberian hormon estrogen dan progesteron untuk mengimbangi penurunan hormon alami dalam tubuh wanita.

Terapi hormon harus diberikan berdasarkan kebutuhan individu, dengan mempertimbangkan manfaat dan risiko.

Sebagaimana dijelaskan oleh Kementerian Kesehatan RI, THM harus diberikan di bawah pengawasan tenaga medis karena terdapat risiko, seperti peningkatan kemungkinan terkena kanker payudara atau penyakit jantung pada sebagian wanita.

Oleh karena itu, setiap wanita yang ingin menjalani terapi ini harus berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan apakah terapi hormon cocok dan aman bagi mereka.

Dengan adanya Hari Menopause Sedunia dengan tema Terapi Hormon Menopause (THM) ini, diharapkan semakin banyak wanita yang mendapatkan edukasi tentang manfaat dan risiko terapi hormon menopause, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai perawatan kesehatan mereka selama masa menopause. (Tere/AM)

Referensi:

Kemenkes RI. (2022). Menopause. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/475/menopause

Kemenkes RI. (2024). Pengetahuan Persiapan Sebelum Menopause. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3374/pengetahuan-persiapan-sebelum-menopause

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image