Kenapa Shalat Dijalankan, Tapi Zakat Dilupakan?
Eduaksi | 2024-10-18 16:02:42Sudah menjadi hal yang umum bagi umat Muslim untuk melaksanakan shalat lima waktu, namun mengapa kewajiban zakat sering terabaikan? Padahal, zakat memiliki kedudukan yang sama wajibnya seperti shalat, yaitu bagian dari rukun Islam. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT menegaskan bahwa shalat dan zakat adalah dua amalan pokok yang tak terpisahkan. Misalnya, dalam Surat Al-Baqarah ayat 277: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shalih, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhan mereka..." (QS. Al-Baqarah: 277). Meski demikian, mengapa masih banyak yang meninggalkan zakat maal? Ada perbedaan yang signifikan antara kesadaran umat tentang shalat dan zakat, padahal keduanya sama-sama wajib .
Zakat: Wajibnya Setara dengan Shalat
Dalam Islam, zakat adalah rukun ketiga yang diikuti setelah kewajiban mendirikan shalat. Zakat merupakan bentuk ibadah sosial yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat, menjadikan zakat tak hanya sebagai amal ibadah pribadi, tetapi juga alat untuk membangun kesejahteraan umat. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, "Islam didirikan atas lima perkara: bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan melaksanakan haji jika mampu" (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan kata lain, zakat memiliki kedudukan yang sama pentingnya dengan kewajiban lain seperti shalat .
Membedakan Zakat Maal dan Zakat Fitrah
Kebanyakan umat Muslim lebih akrab dengan zakat fitrah yang wajib ditunaikan setiap akhir bulan Ramadan. Namun, zakat maal (zakat harta) kerap terlupakan atau tidak disadari. Zakat maal mencakup segala jenis kekayaan yang dimiliki seorang Muslim, seperti emas, hasil perdagangan, hasil pertanian, hingga pendapatan dari investasi. Zakat ini harus dikeluarkan setiap tahun jika harta telah mencapai nisab (batas minimal harta yang wajib dizakati). Di sisi lain, zakat fitrah adalah zakat yang lebih sederhana, yakni sekitar 2,5 kilogram makanan pokok, yang wajib dikeluarkan sebelum shalat Idul Fitri .
Kisah Abu Bakar dalam Memerangi Penolak Zakat
Pentingnya zakat terlihat jelas dalam tindakan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Setelah wafatnya Rasulullah SAW, sebagian kaum Muslimin enggan membayar zakat, menganggapnya tak lagi wajib. Abu Bakar dengan tegas menindak kaum ini dan menyatakan perang kepada mereka. Baginya, zakat adalah kewajiban yang tak boleh dilalaikan, dan penolakan terhadap zakat sama dengan menolak Islam itu sendiri. Kisah ini memperlihatkan betapa seriusnya kewajiban zakat dalam kehidupan umat Muslim .
Mengapa Berzakat Itu Sangat Penting?
Zakat bukan hanya kewajiban yang melekat pada harta, tetapi juga instrumen yang menjaga keseimbangan sosial. Allah SWT berfirman, "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka..." (QS. At-Taubah: 103). Zakat membersihkan jiwa dari sifat kikir dan egois, serta menjadi jalan untuk memperbaiki hubungan dengan Allah SWT melalui pengabdian pada sesama.
Bagi penerima zakat, manfaatnya sangat besar. Zakat membantu meringankan beban kaum fakir dan miskin, dan bahkan dapat mengangkat mereka dari kemiskinan. Lembaga amil zakat sering mengelola dana zakat untuk mendukung program-program pemberdayaan ekonomi. Misalnya, banyak lembaga zakat yang menggunakan dana zakat untuk membuka lapangan pekerjaan bagi kaum dhuafa, memberikan pendidikan gratis, dan menyediakan bantuan modal usaha . Seiring berjalannya waktu, penerima zakat ini bisa bertransformasi menjadi pemberi zakat, menciptakan lingkaran kebaikan yang berkelanjutan.
Seperti yang dilakukan Laznas Dewan Dakwah. Melalui dana zakat yang dihimpun, Laznas Dewan Dakwah mengembangkannya ke banyak program santunan dan pemberdayaan bagi masyarakat miskin dan membutuhkan. Seperti beasiswa pendidikan, program makan siang gratis, program sembako gratis, borong sayur petani, pelatihan dan pemberdayaan ekonomi umat bahkan dari zakat itu juga mendukung dakwah dai-dai Dewan Dakwah di pedalaman Nusantara yang mengajarkan agama Islam di pelosok-pelosok Indonesia. Itu baru yang dilakukan Laznas Dewan Dakwah sudah bisa sebesar itu, apalagi jikga digabungkan dengan program-program lembaga zakat lainnya angkanya akan semakin massif lagi dan manfaat yang terlahirkan sangat luar biasa sekali.
Mengapa Banyak yang Mengabaikan Zakat?
Salah satu faktor utama yang menyebabkan zakat kerap dilupakan adalah kurangnya edukasi. Banyak yang belum memahami sepenuhnya kewajiban zakat maal, atau merasa bahwa harta mereka belum cukup untuk dizakati. Sebagian lainnya mungkin juga merasa bahwa zakat hanya wajib bagi orang kaya, padahal Islam telah menentukan nisab sebagai batas minimal kekayaan yang harus dizakati.
Kurangnya pemahaman tentang perhitungan zakat maal juga menjadi penghambat. Berbeda dengan zakat fitrah yang cukup sederhana, perhitungan zakat maal memerlukan pemahaman lebih mendalam tentang aset yang dimiliki, pendapatan, dan harta lain. Tak jarang, kesulitan ini membuat banyak orang enggan atau menunda untuk berzakat.
Apa Dampaknya Jika Zakat Diabaikan?
Meninggalkan zakat bukanlah hal sepele. Allah SWT memberikan peringatan keras bagi mereka yang enggan membayar zakat. Dalam Al-Qur’an, disebutkan bahwa orang yang menimbun harta dan tidak menunaikan zakat akan mendapatkan azab yang pedih. Firman Allah, "Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukan kepada mereka azab yang pedih". (QS. At-Taubah: 34).
Selain ancaman dari sisi spiritual, kelalaian menunaikan zakat juga memiliki dampak nyata di dunia. Ketimpangan sosial dan ekonomi akan semakin tajam ketika harta hanya berputar di tangan orang-orang kaya. Zakat adalah mekanisme yang Allah tetapkan untuk memastikan distribusi kekayaan yang adil di tengah umat Islam. Tanpa zakat, kaum miskin akan semakin terpinggirkan, dan potensi konflik sosial menjadi lebih besar.
Solusi: Tingkatkan Edukasi dan Manfaatkan Teknologi
Agar umat Muslim semakin sadar akan pentingnya zakat, edukasi mengenai zakat harus diperkuat. Sosialisasi melalui khutbah Jumat, majelis taklim, dan media sosial bisa menjadi cara yang efektif untuk menyebarkan kesadaran ini. Masyarakat juga perlu lebih banyak diberikan informasi tentang cara menghitung zakat maal dan pentingnya mendukung program-program sosial melalui zakat.
Selain itu, perkembangan teknologi dapat mempermudah umat Islam dalam menunaikan zakat. Saat ini, banyak aplikasi dan platform zakat online yang menyediakan kalkulator zakat dan memfasilitasi proses pembayaran zakat secara cepat dan aman. Zakat melalui aplikasi ini memungkinkan muzakki menunaikan kewajibannya dengan lebih mudah dan transparan, serta memantau penyaluran dana zakat kepada yang membutuhkan.
Laznas Dewan Dakwah sebagai lembaga amil zakat nasional sudah menguatkan system penerimaan zakatnya. Sekarang, bayar zakat tidak perlu lagi datang ke konter zakat karena sudah bisa diakses melalui website laznasdewandakwah.or.id . Di sana pun sudah disediakan kalkulator zakat untuk mempermudah calon muzakki (pembayar zakat) untuk menghitung berapa besaran zakat yang harus ia bayarkan dari seluruh hartanya. Setelah dihitung akan dihantarkan langsung ke fitur bayar zakat. Bayar zakat di Laznas Dewan Dakwah bahkan semakin mudah dengan banyaknya pilihan metode pembayaran. Jika masih butuh bantuan, customer service siap melayani para muzakki 24/7. Dengan begitu zakat tidak takut telat lagi karena semakin mudah, gampang dan amanah lembaganya.
Kesimpulan: Jangan Abaikan Zakat
Zakat adalah ibadah wajib yang memiliki dampak luar biasa bagi pemberi maupun penerimanya. Selain menjadi jalan penyucian harta, zakat juga menjadi instrumen penting dalam menciptakan keseimbangan sosial dan ekonomi. Dengan menunaikan zakat, kita dapat mencegah ketimpangan sosial dan membantu kaum dhuafa untuk keluar dari kemiskinan. Oleh karena itu, jangan sampai zakat dianggap sebagai ibadah sekunder yang bisa diabaikan. Zakat sama wajibnya dengan shalat, dan keutamaannya pun sama besar bagi umat Islam.
Jangan biarkan kelalaian dalam menunaikan zakat menjadi penghalang untuk mendapatkan ridha Allah. Mari kita tingkatkan kesadaran akan pentingnya zakat, demi kesejahteraan umat dan kebaikan di dunia serta akhirat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.