Teknisi AC
AC Inverter Cepat Rusak? Mitos atau Fakta?
Gaya Hidup | 2024-10-17 15:35:12
Banyak orang masih ragu untuk menggunakan AC Inverter, alasannya karena rawan rusak. Artikel ini akan fokus membongkar mitos yang sering beredar mengenai AC Inverter, khususnya terkait kerentanan terhadap kerusakan dan harga spare part yang mahal. Kita akan mengupas tuntas asal-usul stigma negatif ini dan mengapa beberapa teknisi lebih menyukai AC non-inverter.
Tidak seperti AC lainnnya, AC inverter arusnya berjalan searah, jadi ketika cuci ac, blower indoor dan outdoor harus ditahan. Jika tidak ditahan ketika disemprot, maka komponennya akan berbalik arah, sehingga lama-kelamaan atau kedepannya komponennya bisa bermasalah atau rusak, hal inilah yang membuat biaya perbaikan lebih mahal.
Baik teknisi atau kebanyakan orang berasumsi kalau AC inverter gampang rusak dan spare partnya mahal, padahal ini cuma stigma negatif yang dibangun oleh beberapa oknum teknisi, karena tidak semua teknisi mengerti perbaikan AC inverter.
Akibat dari teknisi yang tidak mengerti AC inverter, sehingga perlu dipelajari dulu kerusakannya. Ketika ada troubleshooting, waktu yang dihabiskan lebih lama, sehingga membuat potensi lokasi ataupun unit yang dikerjakan jadi lebih sedikit, cuan yang didapatkan jadi berkurang dari biasanya.
Karena itulah mereka membangun stigma negatif agar user menggunakan ac non inverter, yang notabene nya sudah mereka kuasai semuanya.
Jangan sampai ragu lagi, kalau kamu pengen pake AC inverter gapapa kok, yang penting ketika cuci dan perawatan AC, kamu harus Informasikan terlebih dahulu sama teknisinya.
Kamu bisa cobain deh jasa cuci dari Simply Cool AC yang bisa melayani berbagai jenis AC, dan mempunyai beragam jenis cuci yang sesuai dengan kebutuhan kamu.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
