Tips Sederhana Mengendalikan Kelas Yang Ribut
Guru Menulis | 2022-02-13 14:55:50Bagi para pendidik, bapak ibu guru yang memiliki passion ajar-mengajar, sudah barang tentu sangat mendambakan setiap pembelajaran yang dilaksanakannya berjalan kondusif. Dengan Pembelajaran yang kondusif memungkinkan target pembelajaran yang sudah dirancang, dapat tercapai dengan baik. Materi pelajaran yang dibawakan bapak ibu guru di kelas dapat tersampaikan kepada seluruh siswa tanpa ada gangguan yang berarti.
Untuk mendapatkan atmosfir kelas yang kondusif ini tentu saja diperlukan keterampilan dari guru dalam mengkrit iklim pembelajaran. Guru harus memiliki kecakapan manajemen kelas sehingga para siswa dapat mengikutinya dengan senang hati.
Iklim pembelajaran yang kondusif perlu dipersiapkan dan direkayasa dengan penuh perencanaan. Untuk itu guru perlu mengasah keterampilan mengajar serta terus belajar bagaimana mengorkestra para siswa sehingga para siswa dapat mengikuti setiap arahan yang diberikan oleh guru, sesuai dengan skenario pembelajaran yang terdapat dalam lesson plan. Dengan demikian kondisi kelas akan menjadi efektif untuk pembelajaran, para siswa tidak akan ribut pada saat dilaksanakannya pembelajaran.
Apa sebenarnya yang membuat para siswa sering ribut di kelas?.
Keributan yang terjadi di kelas sebenarnya tidak akan menjadi masalah jika itu merupakan setingan dari guru yang merancang pembelajaran sedari awal, yang menghendaki suasana belajar ribut, meriah, semarak namun ceria. Seperti yang dilakukan guru-guru dalam memberikan games-games pembelajaran yang menghendaki kelas menjadi ribut, itu salah satu indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran. Keributan yang dipermasalahkan dalam kontek ini adalah keributan yang bukan setingan dalam pembelajaran. Keributan yang terjadi karena para siswa banyak melakukan tindakan-tindakan yang tidak dikehendaki guru, misalnya, ngobrol, bercanda, saling lempar benda diantara mereka atau tindakan-tindakan siswa lainnya yang tidak dikehendaki guru.
Hal-hal yang membuat para siswa ribut saat pembelajaran berlangsung.
Hal-hal yang membuat para siswa ribut yang tidak dikehendaki saat pembelajaran berlangsung bisa terjadi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya;
- Siswa tidak tertarik dengan materi pelarajan yang disampaikan oleh bapak ibu gurunya.
- Kurangnya media pembelajaran dari guru sehingga tidak banyak menarik perhatian siswa.
- Metoda mengajar gurunya yang tidak menarik sehingga siswa menjadi kurang perhatian terhadap pembelajaran yang berlangsung.
- Guru tidak memberikan AMBAK(apa manfaat bagiku) dan tidak memberikan afirmasi kepada para siswa.
- Kurang diselingi dengan kegiatan seperti games belajar, cerita menarik, visualisasi yang menarik dan kegiatan lainnya yang menarik perhatian siswa.
- Tidak ada kontrak belajar antara guru dan para siswa sebelumnya.
Efek dari para siswa melakukan keributan yang tidak dikehendaki adalah konsentrasi belajar siswa lainnya menjadi tidak fokus, selain itu juga akan membuat bapak ibu guru menjadi jengkel, marah, yang pada gilirannya akan menyita waktu, habis untuk ngomentari para siswa sehingga pembelajaran pada saat itu menjadi tidak efektif lagi. Jika guru melakukan itu pada kondisi tertentu psikologis belajar siswa akan menjadi terganggu, tertekan, sehingga sulit menarik minat siswa terhadap pelajaran tersebut di pertemuan-pertemuan berikutnya.
Tips sederhana untuk menghindari kelas yang ribut
Nah, apa yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk mengantisipasi agar para siswa tidak ribut saat belajar?... Berikut, tips sederhana yang bisa bapak ibu guru lakukan di kelas agar kelas dapat dikendalikan dengan baik.
1. Buat kesepakatan belajar atau kontrak belajar.
Pada saat pertama kali bapak ibu guru memulai pembelajaran, lakukan lah kesepakatan belajar dengan para siswa. Kesepakatan belajar ini sangat efektif untuk mengendalikan agar kelas pada saat belajar. kapan saja, tidak mendjadi ribut. Caranya, luangkan sekitar beberapa menit sebelum belajar (baiknya dari awal belajar tahun ajaran baru) guru dan siswa melakukan kesepakatan belajar. Beberapa contoh kesepakatan belajar atau kontrak belajar yang dilakukan antara guru dan para siswa diantaranya[I1] ;
- Saat guru masuk kelas, para siswa sudah harus dalam keadaan siap belajar, dan semuanya berada di kelas. Jika tidak, ada konsekuensinya, misalnya siswa yang datang terlambat ke kelas {biasanya sistim moving class) harus mengucapkan permohonan maaf di depan kelas dengan posisi kedua telapak tangannya menempel di depan dada sebagai tanda penghormatan kepada seluruh yang hadir di kelas.
- Tidak mengobrol dengan temannya saat belajar sedang berlangsung, konsekuensinya misalnya yang kedapatan mengobrol harus maju ke depan kelas untuk bernyanyi di depan kelas.
Kesepakatan belajar ada baiknya diajukan datang dari para siswa bukan dari guru. Caranya, dengan guru memancing pertanyaan kepada para siswa. Misalnya, dengan mengajukan pertanyaan “Siapa diantara kalian yang ingin mengusulkan kesepakatan belajar?”, Hal ini dilakukan agar membuat siswa komitmen terhadap apa yang disepakatinya.
2. Persiapkan segala sesuatunya sebelum memulai pembelajaran.
Banyak siswa yang melakukan keributan saat belajar mungkin dikarenakan guru tidak melakukan persiapan secara matang apa yang harus dilakukan para siswa saat belajar sehingga tidak terantisipasi hal – hal yang mungkin terjadi di kelas. Jika guru menyiapkan dengan baik, Insya Allah tidak akan terjadi keributan di kelas. Jadi, sebelum memulai pembelajaran guru harus menyiapkan segala sesuatunya, diantaranya: membuat Rencana Persiapan Pengajaran{RPP}, menyiapkan media belajar, latihan teknik mengajar, metoda mengajar, menyiapkan soal pre test, post test dan lainnya yang dibutuhkan saat pembelajaran.
3. Memberikan games belajar.
Sediakan waktu untuk bermain games bersama siswa, games bisa dilaksanakan maksimal selama 10 menit. Tujuannya adalah untuk relaksasi, mengurangi tingkat stress pada siswa saat belajar. Games bisa dilakukan untuk materi-materi tertentu yang membutuhkan penyegaran dalam penyampaiannya. Games tidak direkomendasikan di setiap pertemuan pembelajaran. Kecuali games yang ada hubungannya dengan konteks pembelajaran pada saat itu.
4. Gunakan kata kunci untuk refresh suasana. Misalnya dengan guru mengatakan kata ‘semut’ siswa menjawabnya dengan kata ‘keciiil’, guru mengatakan kata ‘kereta’ siswa dengan menjawab dengan kata ‘panjaaang’ atau guru mengatakan kata ‘hai’ dijawab oleh siswa dengan kata ‘hallo’, guru mengatakan kata ‘merah’ siswa menjawab dengan tepuk tangan sekali, guru mengatakan kata ‘hijau’ siswa menjawab dengan tepuk tangan dua kali dan sebagainya. Hal ini bisa dengan segera menghentikan kegaduhan di kelas yang tidak dikehendaki.
5. Teriakan yel-yel kelas.
Yel-yel kelas bisa direcall (diucapkan kembali) saat keadaan para siswa tidak kondusif dalam belajar atau dalam keadaan ribut, untuk mengembalikan kondisi belajar siap kembali. Yel-yel bisa sebelumnya dibuat oleh para siswa saat dibentuknya kelompok-kelompok belajar siswa. Misalnya guru teriak” mana yel-yelnyaa ?,” para siswa spontan menjawab “ fisika fisika fisika ugh!!!... Cara ini efektif menghentikan suasana kelas yang ribut. Para siswa akan berhenti dari keributannya yang kemudian guru segera masuk pada Langkah pembelajaran selanjutnya.
6. Buat afirmasi untuk para siswa.
Afirmasi adalah pernyataan positif buat sugesti ke dalam pribadi kita. Siswa bisa diajarkan untuk menanamkan sugesti positif kepada dirinya. Guru bisa meminta satu persatu siswa untuk menyampaikan afirmasi. Sangat baik jika penerapan afirmasi ini berhubungan dengan konteks belajar pada saat itu. Misalnya, guru bertanya, “sebutkan sebuah kata yang bisa kalian dapatkan dari pembahasan materi pelajaran mengenai pahlawan diponogoro ini?,” berikutnya, tiap – tiap siswa dapat menyampaikan satu kata afirmasi. Seorang siswa yang bernama asep umpamanya menjawab satu kata“jujur pak...”, setelah itu guru bisa melanjutkan dengan pertanyaaan, “mengapa kamu memilih kata jujur sep,,,?” asep menjawab , “karena jujur adalah sifat dari seorang pahlawan yang bernama diponogoro, dia dipercaya oleh banyak orang pak, sehingga layak dipandang sebagai pahlawan.” Selanjutnya gurunya bisa memberikan apresiasi “ bagus sekali asep ini..., yuk kita kasih applaus buat asep” demikian seterusnya dan seterusnya.
7. Buat display aturan di kelas.
Display dibuat dengan tujuan untuk dibaca kemudian diinternalisasi dan diimplementasikan oleh seluruh siswa. Visualisasi aturan kelas ini bisa dibuat bersama antara guru dan para siswa untuk menumbuhkan rasa bertanggung jawab atas aturan yang telah dibuatnya. Aturan kemudian dibuat dalam bentuk display dan ditandatangani oleh seluruh siswa sebagai bentuk komunike bersama.
Demikian beberapa tips sederhana cara mengendalikan kelas agar tidak ribut saat pembelajaran berlangsung. Dengan suasana belajar yang tidak ribut, target belajar akan tercapai juga akan menjadi kebahagiaan tersendiri yang dirasakan bagi para gurunya. Namun sebaliknya bapak ibu guru dapat merasakan bagaimana tekanan yang dihadapi berikut ketidakpuasan, jika para siswa banyak ribut saat pembelajaran berlangsung. Semoga bermanfaat. Terima kasih.
Ditulis Oleh Agus Nurihsan, Guru Fisika SMART Ekselensia Indonesia-Dompet Dhuafa.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.