Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mukaromah_MTsN 3 Bantul

Ketum JMQH Pusat, Tegaskan Jas Merah Agar Hafizah Semangat Berkiprah Untuk Indonesia Berkah

Info Terkini | Saturday, 12 Feb 2022, 18:41 WIB
Antusias Anggota JMQH Se-DIY dalam Menyaksikan Prosesi Pelantikan dan Pengukuhan JMQH DIY

Bantul (JMQH Bantul). Silaturrahim dan Pelantikan pengurus yang bersamaan dengan acara pengukuhan JMQH tingkat Wilayah DIY digelar pada Sabtu (12/02/2022) di Aula SMA Sains PP. Wahid Hasyim, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta.

Turut hadir di acara ini Hj. Maftuhah Minan ‘Abdillah (ketua umum JMQH Pusat) beserta jejaran, Hj. Faizah Juwaini (Ketua JMQH Kab. Bantul), Hj. Neli Umi Halimah (Ketua JMQH Kota Yogyakarta), Ny. Hj. Barokah Nawawi (PP. Nurul Ummah), Hj. Ida Rufaida (PP. Krapyak Yogyakarta), Hj. Durotun Nafisah (PP. Krapyak), serta 200 lebih anggota JMQH se-DIY perwakilan per kapanewon sebanyak 2 orang.

Ketua Umum JMQH Pusat, Hj. Maftuhah Minan ‘Abdillah dalam sambutannya menceritakan bagaimana asal mula berdirinya JMQH yang penuh dengan perjuangan dan air mata. Awalnya, JMQH berdiri pada 6 Shofar 1395 H/ 7 Februari 1975 di Dusun Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah. Pada saat itu, hanya terdiri dari 12 hafidzah. Seiring berjalannya waktu bertambah menjadi 25 hafidzah, namun belum bisa istiqamah hadir di setiap kegiatan JMQH, sehingga pengurus JMQH yang diinisiasi oleh Hj. Maftuhah Minan ‘Abdillah bermusyawarah untuk menggerakkan semua anggota agar memiliki kesadaran berkontribusi nyata di JMQH.

Meski sempat mengalami vacum karena defisit anggota, JMQH bangkit dan deklarasi pada 15 Rajab 1432 H/ 17 Juni 2011 karena beberapa hal, yakni; (1) banyak hafizah yang sibuk dengan urusan duniawi, sehingga mengesampingkan Al Qur’an. Implikasinya, hafalan Al Qur’an carut marut, sehingga hilang; (2) hafizah berkiprah hanya ketika dibutuhkan, bukan karena kesadaran sebagai penggerak syiar Al Qur’an; (3) hafizah memiliki pemikiran sempit, dan terkesan kolot karena kurang pengalaman dan interaksi sosial.

Dengan keuletan, kerja keras yang digenapkan dengan riyadlah dan tirakat oleh para pengurus JMQH pada saat itu, akhirnya JMQH semakin banyak diminati oleh para penghafal Al Qur’an sebagai wadah untuk berbagi ilmu, pengalaman, dan simaan Al Qur’an. Hingga pada akhirnya pada tahun 2019 mengadakan acara khataman di Masjid Agung Jawa Tengah yang dihadiri oleh ribuan hafizah yang tersebar di wilayah Jawa dan Madura. “Karena berhasil mengumpulkan hafizat yang sangat banyak, akhirnya JMQH berhasil mendapatkan rekor MURI yang bertajuk “Cerdas Ayat Hafizat Quran Terbanyak”, terang Hj. Maftuhah yang juga dilansir oleh Tribun, 2019.

“Adanya JMQH dapat menjadi media komunikasi antar para penghafal Al Qur’an, sehingga dapat menambah semangat para hafizah agar dapat menjaga hafalan Al Qur’an dengan baik, sehingga kelak Al Qur’an menjadi syafa’at bagi yang membaca dan menjaganya”, ujar Karomah sie bidang humas Kapanewon Sewon. (muk/sewon)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image