Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Noval Kurniadi

Kisah Inspirasi Marcus Fernaldi Gideon, Pebulutangkis Indonesia dengan Segudang Prestasi

Olahraga | 2022-02-12 00:02:45
Marcus Fernaldi Gideon, pebulutangkis andalan Indonesia (dok. PBSI)

Penggemar bulu tangkis pasti sudah tak asing dengan Marcus Fernaldi Gideon. Berpasangan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo di sektor ganda putra yang kemudian dikenal dengan nama Minions, ia telah memperoleh berbagai prestasi, baik tingkat individu ataupun beregu.

Penggemar bulu tangkis pasti sudah tak asing dengan Marcus Fernaldi Gideon. Berpasangan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo di sektor ganda putra yang kemudian dikenal dengan nama Minions, ia telah memperoleh berbagai prestasi, baik tingkat individu ataupun beregu.

Beberapa di antaranya adalah juara Indonesia Open, juara China Open, emas SEA Games 2015 serta emas Asian Games 2018. Yang terbaru, Marcus bahkan berhasil mengantarkan timnas bulu tangkis beregu putra meraih Piala Thomas 2020!

Berbagai pencapaian yang telah diraih patut kita apresiasi. Namun di balik itu semua, Marcus memiliki inspirasi yang dapat kita teladani. Inilah 3 di antaranya:

1. Pantang Menyerah

Salah satu inspirasi yang dapat kita pelajari dari Marcus adalah ia punya sikap pantang menyerah.

Pada tahun 2013, Marcus sempat punya masalah dengan PBSI. Akibat hal itu, ia memutuskan untuk keluar dari pelatnas kemudian beralih jadi pemain profesional.

Jika itu terjadi pada orang lain, mungkin ia akan menyerah. Namun tidak dengan Marcus.

Alih-alih angkat tangan, ia justru bangkit dan berusaha sekuat tenaga untuk membuktikan bahwa ia bisa jadi pebulutangkis yang sukses.

Terbukti, Marcus yang saat itu baru berpasangan dengan Markis Kido berhasil menggondol gelar French Open 2013. Pencapaian ini terbilang mengejutkan mengingat Marcus/Markis adalah pasangan yang baru.

Bersama Markis, Marcus menjadi kuda hitam pada era itu. Mereka tidak diprediksi untuk menang sama sekali namun mampu mengalahkan pemain-pemain unggulan, bahkan meraih gelar superseries!

Perjalanan kariernya tidak selamanya mulus. Marcus sering kalah dan gagal meraih gelar. Namun berkat mentalitas juara yang tergambar pada sikap pantang menyerahnya, ia akhirnya kembali menuai perhatian dari PBSI. Sekembalinya jadi atlet pelatnas pada 2015, ia dipasangkan dengan Kevin Sanjaya yang kemudian jadi gerbang kesuksesannya dalam meraih gelar-gelar bergengsi berikutnya.

2. Cinta Keluarga

Selain pantang menyerah, hal yang saya salut dari Marcus adalah ia termasuk pribadi yang cinta kepada keluarga.

Salah satunya ditunjukkan dengan hadirnya GOR Gideon Badminton Hall yang didedikasikan untuk sang ayah.

Marcus Fernaldi Gideon beserta ayahnya di GOR Gideon Badminton Hall (dok. tribunnews)

GOR yang dibangun Marcus Fernaldi Gideon ini terletak di Bogor, Jawa Barat. GOR ini diresmikan pada Jumat 28 Agustus 2020 lalu.

Di sana terdapat 10 lapangan yang terdiri atas 4 lapangan VIP dan 6 lapangan reguler. Tak cukup di situ, GOR Badminton Marcus juga menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang lengkap, baik di dalam ataupun di luar lapangan.

Marcus rela membangun GOR tersebut demi mewujudkan impian sang ayah, Kurniahu Gideon. Hal itu dikarenakan sang ayah hobi sekali bermain bulu tangkis.

"Pertama bikin buat bokap awalnya, soalnya bokap hobi juga jadi seneng banget bulutangkis, ya udah lah kita bikin," kata Marcus Gideon seperti dilansir dari kanal Youtube Bellaterix Manuputty Official.

3. Berani Bermimpi

GOR Gideon Badminton Hall bukan semata tanda cinta Marcus untuk sang ayah, melainkan juga pertanda bahwa ia adalah sosok yang berani bermimpi.

Marcus sadar bahwa ia tak selamanya menjadi atlet bulu tangkis. Melalui GOR tersebut, ia bermimpi untuk menjaring talenta bulu tangkis sebanyak-banyaknya dari berbagai penjuru Indonesia.

IndiHome, jaringan internet cepat yang concern dengan prestasi bulu tangkis Indonesia, pun ambil bagian. Internetnya Indonesia itu kemudian berkolaborasi dengan Gideon Badminton Academy, demi melahirkan sebuah program bernama IndiHome Gideon Badminton Academy (IGBA).

IGBA sendiri adalah program pemberian beasiswa akademi selama satu tahun bagi anak-anak berbakat dalam bidang bulu tangkis di berbagai daerah di Indonesia.

Syaratnya mudah. Anak-anak, baik laki-laki ataupun perempuan dengan usia maksimal 16 tahun bisa ikut bergabung di akademi ini.

Cukup dengan unggah satu video berdurasi maksimal lima menit di channel youtube masing-masing peserta yang berisi motivasi mengikuti IGBA serta memperlihatkan gerakan dasar bermain bulutangkis seperti servis, smes, backhand dan forehand berdurasi maksimal tiga menit, tiap anak ikut IGBA.

Dari berbagai tahapan yang ada, nantinya 50 orang terbaik akan dipilih untuk melaju ke babak semifinal. Pada babak ini, mereka akan saling berkompetisi kembali demi memperebutkan 12 pemenang peraih beasiswa IndiHome Gideon Badminton Academy selama setahun.

Asyiknya, akomodasi ditanggung, baik peserta Jabodetabek ataupun luar Jabodetabek. Kompetisi ini makin menarik karena peserta yang terpilih akan dites langsung oleh Marcus Gideon.

IGBA terdiri dari berbagai tahapan. Puncaknya, nanti akan dipilih 12 pemenang terbaik yang berhak mendapatkan beasiswa IndiHome Gideon Badminton Academy selama setahun.

Registrasi IndiHome Gideon Badminton Academy digelar selama 10 hari, yakni dari tanggal 4 Februari hingga 14 Februari 2022.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image