Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sugie Pryharto

Tips Mengelola Bisnis UMKM di Tengah Ancaman Resesi Global

Bisnis | Friday, 11 Feb 2022, 18:31 WIB

International Monetary Fund (IMF) atau lembaga Dana Moneter Internasional mengatakan kepada publik pada awal Novemver 2021 lalu lalu bahwa ekonomi dunia akan mengalami resesi akibat pandemi Covid-19.

Resesi adalah suatu kondisi dimana adanya penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dan berlangsung umumnya selama tiga bulan. Biasanya, yang kerap dijadikan sebagai indikator terjadinya resesi adalah penurunan Produk Domestik Bruto (PDB), penurunan secara drastis pada nilai pendapatan riil, meningkatnya jumlah pengangguran akibat kurangnya lapangan kerja, nilai penjualan bisnis ritel yang menurun, hingga merosotnya industri manufaktur.

Hal ini tentunya menjadi momok yang paling menakutkan bagi seluruh pelaku usaha, khususnya Usaha Mikro Mecil dan Menengah (UMKM) dalam negeri.

Kenapa? Karena usaha UMKM diklaim sebagai usaha yang sangat rentan terkena goncangan ekonomi. Buktinya, hantaman pandemi Covid-19 saja sudah memukul kondisi ekonomi mereka, terlebih lagi jika dibombardir dengan resesi global.

Jika Anda adalah salah satu pengusaha UMKM tersebut, maka Anda harus tetap berjuang menghadapinya. Jadi, sebaiknya Anda terus bekerja dan belajar menciptakan strategi dan inovasi baru agar bisnis UMKM Anda tetap terjaga utuh.

Hal terpenting dan yang paling utama agar bisnis bisa tetap bertahan terhadap ancaman resesi adalah berusaha menjaga performa laba bisnis, dan tentu Anda membutuhkan laporan laba rugi yang proper dalam bisnis.

Secara sederhana, laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menunjukkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan. Ini juga menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan laba atau rugi untuk periode tertentu.

Komponen utama dalam laporan tersebut adalah harga pokok penjualan, pajak, biaya, penyusutan dan bunga.

Sementara itu, poin-poin yang terdapat di dalam laporan laba rugi adalah nilai pendapatan usaha, beban usaha, laba atau rugi operasi, laba atau rugi kotor, laba atau rugi bersih, laba atau rugi sebelum adanya pajak, biaya keuangan serta beban pajak.

Jadi, jika dilihat dari komponen utama laporan laba rugi tersebut, tips dibawah ini bisa membantu Anda dalam menjaga laba perusahaan agar bisa bertahan di tengah ancaman resesi global akibat pandemi Covid-19.

sumber gambar: google.com

1. Pilih Supplier dengan Harga dan Bahan Baku Terbaik

Dalam ancaman badai resesi, supplier atau pemasok adalah rekan terpenting untuk menakar kekuatan bisnis usaha Anda agar bisa tetap bertahan. Usaha Anda akan memiliki kekuatan tambahan jika supplier Anda terbukti bagus, baik dalam segi harga maupun bahan bakunya.

Kenapa? Karena ketika ekonomi semakin sulit dan tingkat persaingan usaha semakin ketat, maka mendapatkan supplier dengan kualitas bahan baku terbaik dan harga yang terjangkau adalah komponen terpenting untuk meningkatkan persaingan bisnis Anda. Oleh karena itu, Anda harus meningkatkan pengetahuan Anda tentang supplier yang Anda perlukan untuk suatu proses produksi.

Pada umumnya, supplier dengan banyak konsumen akan menjadi pengendali harga bahan baku pasokannya. Jika posisi penawaran Anda rendah, maka Andapun akan sulit dalam mendapatkan pasokan bahan baku yang berkualitas dan harga terjangkau, bahkan kemungkinan penigiriman stok Anda akan menjadi tersendat.

Jika kondisi itu terjadi, maka tentunya akan ada pembengkakan biaya produksi dan raihan laba juga akan menyusut. Oleh karenanya, cobalah untuk lebih memilih dan memerhatikan supplier yang memiliki harga dengan bahan baku terbaik.

Jika rekan supplier Anda saat ini sudah dinilai tepat, maka Anda harus menjaga hubungan baik Anda dengan supplier tersebut agar usaha Anda bisa tetap bertahan di tengah ancaman resesi. Pada intinya, supplier harus dijadikan rekan terbaik dalam melawan ancaman resesi.

sumber gambar: google.com

2. Memaksimalkan Biaya Produksi

Langkah kedua yang harus Anda lakukan agar tetap bisa bertahan di tengah ancaman badai resesi global adalah memaksimalkan biaya produksi. Biasanya, biaya produksi adalah biaya yang erat kaitanya dengan suatu proses produksi, seperti upah karyawan, biaya bahan baku, biaya pendukung operasional produksi, biaya sewa sarana dan prasarana lainnya.

Dari segi bahan baku, besarnya biaya bahan baku selalu mengikuti kapasitas bahan baku. Jadi, biaya bahan baku akan semakin lebih murah jika kapasitas produksi semakin banyak.

Tapi di saat kondisi krisis, pastinya permintaan pasar akan cenderung menurun, sehingga Anda harus bisa lebih cermat dalam memilih bahan baku dengan kualitas terbaik namun dengan harga yang terjangkau.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah mencari supplier yang lokasinya tidak jauh dari lokasi produksi agar biaya distribusi bisa lebih ditekan.

Selain itu, Anda juga harus bisa memastikan metode ketersediaan bahan baku yang terbaik agar proses produksi bisa tetap bertahan walau dalam keadaan krisis. Dengan begitu, Anda akan bisa memperkirakan permintaan produk di masa depan.

Dari segi tenaga kerja atau karyawan, terdapat beberapa pilihan yang masih bisa Anda lakukan. Pilihan pertama adalah dengan memaksimalkan gaji pokok karyawan sesuai aturan pemerintah atau dengan memotong jam kerja karyawan.

Pilihan ini bisa Anda jalankan jika kondisi ekonomi perusahaan sudah tidak mendukung, namun dengan risiko menurunnya produktivitas serta pasrah dengan performa penjualan yang pasti akan menurun.

Pilihan kedua adalah tetap membayar gaji karyawan secara penuh namun menuntut mereka agar bekerja lebih keras dan lebih giat dari biasanya agar omzet perusahaan bisa meningkat. Kondisi ini tentunya dilakukan dengan tetap mengikuti peraturan pemerintah tentang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

sumber gambar: google.com

3. Lebih Agresif dalam Menjual Produk

Tidak bisa dipungkiri bahwa ancaman resesi membuat seluruh pengusaha khawatir dengan kondisi bisnis mereka di masa depan. Akan tetapi, rasa khawatir tidak akan bisa menyelamatkan usaha yang sudah Anda rintis dari nol. Tugas pengusaha pada kali ini adalah dengan tetap berusaha lebih keras lagi.

Anda dan karyawan harus bisa meningkatkan omzet di luar cara yang biasanya Anda lakukan. Strategi diluar kebiasaan dan mencari sedikit celah peluang agar bisnis tetap bertahan harus bisa Anda pikirkan dan lakukan. Bahkan bila memang diperlukan, Anda bisa mengubah fokus bisnis Anda.

Selain itu, hal yang mungkin bisa dijadikan solusi dalam meningkatkan efisiensi sekaligus meningkatkan omzet adalah dengan memanfaatkan teknologi yang tepat sasaran dalam menjalankan proses produksi dan penjualan.

Seperti menjual makanan dan minuman via online, pengusaha makanan atau minuman kemasan bisa menjual produknya dalam kemasan ekstra agar bisa dikirim ke rumah konsumen secara langsung. Para pengusaha ritel dan teksil juga bisa memanfaatkan peluang lain dalam bidang digital agar bisa menutupi penurunan permintaan pasar.

sumber gambar: google.com

4. Memantau Performa Laporan Laba Rugi Setiap Waktu

Poin yang tidak kalah penting selanjutnya dalam mengelola bisnis UMKM di tengah ancaman resesi global adalah selalu memperhatikan laporan keuangan perusahaan setiap waktu.

Dengan Anda memeriksa performa keuangan perusahaan, khususnya beban dan laba perusahaan, maka Anda akan mengetahui kondisi sebenarnya yang sedang terjadi pada perusahaan dan pangsa pasar Anda. Sehingga, Anda akan bisa menentukan keputusan yang paling bijak untuk dilakukan ke depannya.

Mengelola dan memantau performa laporan keuangan bisnis saat ini bisa Anda lakukan dengan software akuntansi canggih yang sekarang banyak tersedia di pasar. Bahkan saat ini juga tersedia software akuntansi gratis yang memiliki fitur yang cukup lengkap, seperti Kledo yang bisa Anda gunakan melalui desktop dan juga bisa diakses melalui smartphone dengan mengunh aplikasi tersebut di Playstore.

Kenapa harus menggunakan software akuntansi? Karena dengan menggunakan aplikasi akuntansi, Anda akan menjadi lebih mudah dalam melakukan pemantauan dan pengelolaan performa laporan keuangan dan kemudahan pencatatan administrasi, sehingga Anda bisa lebih fokus dalam mengembangkan bisnis Anda.

Jadi, pastikan Anda mengetahui dengan jelas keuangan usaha Anda agar terhindar dari ancaman resesi tahun ini. Dengan pengetahuan keuangan yang baik, kami pastikan bisnis Anda juga akan baik-baik saja.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image