Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

PTM, Menuntut Ilmu Dengan Menghadapi Pandemi

Lomba | Wednesday, 09 Feb 2022, 20:18 WIB

Ada hal yang tak bisa terbantahkan oleh kita, siswa yang belajar pada jenjang apapun telah menemukan titik kejenuhan setelah sekian lama melaksanakan sistem pembelajaran daring. Hal itu patut dimaklumi karena semua siswa butuh suasana baru dan sosialisasi bertemu dengan guru, teman-temannya serta lingkungan sekolah yang sudah lama mereka tinggalkan karena ada pembatasan selama ini.

Persoalan pendidikan ini tak sepenuhnya pada titik yang dimaksud, melainkan pula sekolah yang dilaksanakan pada kondisi yang tidak biasa alias dapat dikatakan darurat. Kini COVID 19 varian omicron mulai mengganas dan menyebabkan banyak orang yang terpapar termasuk hal ini terjadi pula menimpa siswa. Di beberapa kota setelah melalui tes dan tracing didapati sejumlah siswa dinyatakan positif yang tentu saja hal ini menandakan jika PTM yang dilakukan memiliki ancaman nyata dan memang seperti itu realitanya. Ada yang terpapar di luar ada juga yang menimbulkan klaster sekolah.

Guru sedang memberikan materi ajar kepada siswa saat PTM. Wihdan Hidayat/Republika

Memang saat ini kembali muncul silang pendapat. Sebagian ada yang meminta PTM dihentikan dan ada pula yang meminta PTM dilanjutkan hanya prosentase siswa dan jamnya saja yang dikurangi. Tetapi tak mengapa PTM tetap dilanjutkan karena sebagian besar siswa dan guru sudah divaksinasi. Belum lagi penyediaan sarana prasarana sesuai protokol kesehatan yang berlaku sudah disiapkan sepenuhnya hingga menjadi sebuah jaminan bahwa proses pembelajaran tatap muka dilaksanakan.

Tentu saja ini memang bukan kondisi ideal bagi para siswa yang notabene anak-anak kita untuk bersekolah. Namun demikian, asalkan kita selaku orangtua mampu mengingatkan anak-anaknya tentang kehati-hatian terhadap terpapar virus yang satu ini seperti dengan membekali anak makanan, masker, hand sanitizer, tidak jabat tangan dan selalu menjaga jarak bisa dianggap upaya edukasi orangtua terhadap anak mereka dan kemungkinan besar di sekolah pun mereka akantetapi diingatkan oleh pihak sekolah tentang bahaya COVID 19 ini.

Karena jika melepas anak ke sekolah, khawatir sih boleh asal jangan parno. Memang tak dipungkiri virus ini bisa menyebar di mana saja tetapi jika anak-anak kita yang belajar dis ekolah selalu disiplins terhadap protokol kesehatan yang ada pastinya mereka dapat meminimalisir bahaya yang akan menimpa mereka. Mengibaratkan seperti serdadu, anak-anak kita yang melakukan PTM dalam kondisi apapun harus siap untuk menghadapi musuh besar yang disebut virus. Mereka dituntut belajar sebaik mungkin di tengah pandemi terjadi.

Pastinya tak ada satupun para orangtua ingin anaknya terpapar virus COVID 19 ini. Tetapi pada sisi lain, ketika PTM ini harus dilakukan tentu mau tidak mau setiap siswa harus tetap bertangkat ke sekolah. Karenanya ini memang tantangan bagi anak-anak kita yang masih bersekolah. Pada satu sisi merteka harus belajar secara baik namun di sisi lain mereka harus bia menghidnari ancaman yang ada di depan mata. Anak-anak kita dapat dikatakan anak hebat karena masih mau belajar di tengah pandemi yang terjadi.

Karenanya, pihak sekolah pun harus bisa membuat para orangtua tenang,aman dan nyaman ketika PTM tetap dilaksanakan. Dengan kondisi seperti ini maka para orangtua tidak akan khawatir ketika anak mereka bersekolah karena ada semacam jaminan dari pihak sekolah tentang protokol kesehatan yang dilakukan. Kendati demikian orangtua tetap harus mengingatkan kepada anak-anaknya tentang kewaspadaan tentang bahaya virus yang bisa menyebar di mana-mana.

Seorang guru sedang memertiksa suhu tubuh seorang siswa dalam rangka PTM. Thoudy Badai/Republika

Jika demikian adanya, selayaknya para guru dan para orangtua tetap bersinergi secara baik dalam pelaksanaan PTM ini. Sehingga semuanya dapat berjalan lancar dan PTM tetapi bisa dilaksanakan di tengah pnademi yang belum pasti kapan akan berakhirnya. Anak-anak kita bisa tetap belajar dan dijauhkan dari terpaparnya virus yang membahayakan ini. Semoga saja.***

#lombanulis #nasibptm #ptm

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image