Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ade Sudaryat

Laksana Keranda

Sastra | Wednesday, 09 Feb 2022, 09:50 WIB

panas yang membahang bukan halangan

debu pekat yang mengepul tak menjadi rintangan

lelah bukan alasan untuk tidak melangkah

aku rindu memasuki rumah-Mu yang megah

seratus ribu pahala ingin kudapat

shalat berjamaah di rumah-Mu yang hebat

Masjidil Haram nan menjadi tujuan umat

untuk menjemput jutaan curahan rahmat

sungguh agung rumah-Mu

tempat berkumpulnya beragam umat

mereka satu tujuan berkeliling tawaf

merendahkan diri sambil zikir dilumat

rasa dekat dengan-Mu tak dapat aku bilang

tapi sayang, setelah hamba-Mu pulang

dari tanah haram nan penuh kasih sayang

penyakit kumat hamba kembali menyerang

hamba-Mu bisu, mulut terkunci rapat

tak mampu menyahut ajakan iqamat

kaki terkunci, ke rumah-Mu nan suci tak berangkat

untuk menunaikkan berjamaah shalat

di kampung hamba, rumah-Mu nan suci,

selalu kosong, sudah dianggap tak lagi hebat

hamba-Mu sudah sering lali

akan besarnya rahmat dan pahala berjamaah shalat

di kampung hamba, nasib rumah-Mu nan suci,

laksana sebuah keranda nan selalu sepi

nan hanya disapa ketika sang nyawa

berpamitan kepada sang raga

Ilustrasi : Menggotong Mayat di Keranda (sumber gambar : detiknews.com)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image