Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Setop Menjilat!

Politik | Monday, 07 Feb 2022, 18:29 WIB
Foto/Gambar: Istimewa

Hasil penjaringan pendapat beberapa narasumber yang tidak dapat dipublikasikan namanya disini disimpulkan ternyata perilaku menjilat saat ini sudah tergolong sebagai bagian dari jalan menuju sukses. Benarkah menjilat dapat membuat seseorang menjadi sukses?

Menjilat berasal dari kata dasar jilat. Menurut KBBI Web Id mengandung arti menjulurkan lidah untuk merasai (mencolet dan sebagainya). Misalnya Anjing menjilat pantat. Itu artinya anjing menjulurkan lidahnya menjilati pantat.

Namun jilat atau menjilat juga bisa sebagai kiasan. Jilat disini artinya bukan yang sebenarnya. Misalnya jilat pantat. Ini adalah bahasa kiasan. Yang artinya berbuat sesuatu supaya mendapat pujian (dinaikkan pangkat dan sebagainya); mencari muka.

Bahkan memuji seseorang secara berlebihan tanpa dasar atau tidak berdasarkan fakta bisa terindikasi bahwa dia sedang menjilat. Apalagi orang yang dipuji adalah seorang yang mampu memberikan imbalan (balasan). Misalnya seorang seorang mahasiswi memuji dosen secara berlebihan.

Indikator lain seseorang diduga sedang menjilat bisa dengan cara menjelek-jelekkan orang lain untuk tidak maksud tertentu agar terlihat dirinya lebih hebat didepan orang yang menjadi sasaran (orang yang ingin dijilat).

Menurut sehatq com, orang dengan karakter seperti ini tidak akan segan melakukan segala cara agar menjadi lebih dekat dengan pihak yang dirasanya menguntungkan, seperti atasan atau orang tertentu. Tapi, berbeda halnya penjilat dengan mereka yang memang benar-benar ramah pada semua orang.

Dikatakan, ada beberapa ciri-ciri penjilat yang perlu dikenali agar kita tidak terjebak dengan salah menilai.

Diantara yang telah disebutkan di atas, penjilat ternyata mereka sangat menyukai rumor atau gosip. Rumor atau gosip seakan menjadi informasi penting yang harus disebarkan seluas mungkin. Jenis rumor yang disukai adalah informasi personal, fakta yang berkebalikan, sepanjang itu menguntungkan dirinya.

Gosip dalam bahasa agama disebut ghibah. Penjilat biasanya paling pandai merangkai cerita palsu (mengada-ada) atau menambah-nambah cerita. Ini semacam drama korea yang didesain untuk tujuan menaikkan dirinya. Bisa juga diselimuti dengan playing victim atau peran protogonis.

Namun kata penulis artikel tersebut hal yang mengerikan dari penjilat--namun sayangnya bisa benar-benar terjadi--adalah keberanian mereka untuk menghalalkan segala cara. Demi mencapai tujuan atau mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin, penjilat tak akan segan atau nekat menghalalkan segala cara dengan menyikut orang yang dirasa menghalanginya.

Biasanya yang menjadi korban penjilat adalah mereka yang tergolong mapan dan superior, seperti atasan, pimpinan, pemegang kekuasaan dan keputusan.

Dalam Islam perilaku menjilat sangat tidak dibenarkan karena karekteristik ini merupakan sikap munafik. Artinya apa yang dilakukannya atau dikatakan itu tidak sejalan dengan hatinya. Bahkan cenderung berdusta. Sebab itu pula menempatkan sikap menjilat sebagai sebuah kehinaan.

Walau demikian, sekarang ini banyak pula orang-orang yang berperilaku menjilat. Di dunia kerja sering kita temui orang semacam itu. Demi sebuah jabatan yang diincar atau naik pangkat, dia rela melacurkan diri dengan menjilat bos atau atasan yang lebih tinggi seperti berjenjang.

Selain istilah jilat pantat yang telah diuraikan di atas ada pula yang disebut jilat ludah sendiri.

Jilat ludah sendiri juga termasuk sebuah peribahasa. Arti peribahasa tersebut adalah seseorang yang menarik kembali pernyataannya (membatalkan perjanjian) baik karena terpaksa maupun karena kebiasaan. Atau perkataan tidak sama dengan perbuatan.

Orang yang memiliki kebiasaan menjilat ludah sendiri dapat ditemui dimana-mana, mungkin juga di sekitar kita. Orang dengan karakter seperti ini tidak dapat dipercaya karena sering menipu. Mereka sangat jeli melihat kekurangan orang lain untuk dijatuhkan.

Mereka juga tidak segan-segan memuji bila didepan namun menyindir atau bahkan memfitnah dari belakang. Menampakkan diri seolah lebih mampu dari yang lainnya di depan target dengan menganggap orang lain bodoh.

Jika perilaku menjilat dilakukan terus menerus setiap waktu maka hal itu pasti akan berdampak terhadap perkembangan psikologis orang tersebut dalam jangka panjang. Perilaku buruk itu pasti akan menimbulkan efek negatif bagi dirinya. Artinya karakter berubah menjadi penjilat sejati.

Karakter khas sang penjilat adalah bermuka dua. Sifat ini identik dengan munafik yang tadi telah disebutkan. Memiliki sifat munafik tentu saja sangat rugi di sisi agama. Bahkan dosa seorang munafik lebih besar dari seorang kafir sekalipun. Sebab itu sifat tersebut perlu dijauhi.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih," (QS. An-Nisa' 4: Ayat 138)**

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image