Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image taufik sentana

Menyoal Kurikulum Pendidikan Alquran

Eduaksi | Thursday, 03 Feb 2022, 01:27 WIB
Dok. NN. Masjid Baitul Makmur. Aceh Barat. Ilustrasi. Pendidikan Alquran. Retizen

Pendidikan Alquran secara formal mulai tampak geliatnya sejak tahun 2000an. Hal itu menjadi penanda baik bagi kesadaran umat Islam untuk memperhatikan secara khusus pemahaman dan penguasaan dasar Alquran. Hakikatnya, bahkan Alquran akan tetap eksis dan menginspirasi setiap perkembangan zaman, secanggih apapun itu.

Kini semakin mudah kita mengakses pendidikan anak yang berbasis Alquran. Beberapa sekolah swasta khususnya, memang menjadikan program Alquran sebagai pilihan. Dari membaca hingga menghafal. Bagi sekolah negeri yang berpayung kemenag agaknya lebih leluasa mengembangkan program sejenis. Karena setidaknya dibutuhkan SDM yang khusus untuk megelola program tadi.

Sejauh yang penulis amati, corak dan varian program Alquran yang sering kita jumpai adalah sisi tahfizhul quran. Program ini ada yang dirancang secara khusus bisa dicapai hasilnya dalam dua atau tiga tahun, sesuai tingkatan kelas (terpadu dalam pola sekolah lazim) bahkan ada yang menerapkan program cepat dalam sebulan, plus karantina berjangka.

Urgensi:

Berdasarkan referensi dari pakar sosiolog Islam, Ibnu Khaldun, ia memang menekankan pentingkan penguasaan Alquran di awal fase kehidupan anak, utama sebelum baligh, usia 10 sd 13 khususnya.

Demikian juga menurut pendapat syeikh Hasyim Asary, yang menempatkan posisi ilmu alquran dan cabangnya sebagai ilmu tertinggi dalam kurikuler pendidikan Islam.

Terkait dengan program pendidikan Alquran tadi, kita sering bertumpu pada hafalan semata, perlombaan dan bonus bagi penghafalnya. Sejauh yang penulis ketahui, masih minim sekali program pendidikan Alquran yang utuh dan simultan dari jenjang rendah hingga tinggi, serta terintegrasi pula dengan kebudayaan, sains eksak dan sosial, dengan harapan mencapai keutuhan pribadi muslim.

Skema dan Prioritas:

Untuk maksud ini memang diperlukan efisiensi kurikukum yang radikal dengan maksud memaksimalkan pada prioritas kurukulum pendidikan Alquran secara umum, yang dengannya semua sendi sosial dan peradaban kita akan dikembangkan.

Jadi saat mempelajari Alquran, para siswa sekaligus mempelajari maknanya, hukumnya, kaitan sosial dan isyarat ilmiahnya serta cabang ilmu lainnya. Tanpa mengesampingkan keterampilan hidup praktis seperti, berdagang, menguasai teknologi, bicara, pidato, menulis dan sebagainya.

Sudah saatnya kita mulai lebih serius dan bersinergi dalam memprioritaskan pendidikan Alquran bagi generasi muda khususnya.[]

Pernah tayang di portalsatu. 2020.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image