Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image achmad fahad

Dampak Negatif Begadang bagi Tubuh

Gaya Hidup | 2024-10-09 17:40:23
sumber foto: unsplash

Saat ini generasi milenial dan gen ‘z’ telah begitu lekat dengan gawai atau smartphone yang seolah begitu sulit untuk hanya sekedar lepas dari genggaman tangan; apalagi jika sampai tidak bisa menggunakan smartphone dalam sehari. Dengan semakin canggih dan majunya teknologi pada gawai atau smartphone saat ini, tanpa disadari telah membuat generasi milenial menjadi kecanduan untuk selalu dan selalu menggunakan gawai atau smartphone yang dimilikinya.

Mulai dari berselancar di dunia maya untuk mencari informasi dan hiburan, bermain sosial media atau hanya sekadar melihat status orang lain; serta tidak ketinggalan untuk selalu memperbarui status pribadi agar semakin dikenal dan mendapat pengakuan dari orang lain. Memang tidak bisa dipungkiri kalau sebagian generasi milenial saat ini lebih suka menghabiskan waktu malam harinya dengan duduk bersantai di sebuah warung kopi atau kafe sambil menggunakan smartphone.

Sebenarnya tidak ada masalah dengan generasi milenial yang suka bermain gawai atau smartphone, apakah hanya untuk berselancar di dunia maya atau sekadar bermain game. Akan tetapi, yang menjadi masalah saat ini adalah banyak dari generasi milenial yang menghabiskan waktu malamnya dengan begadang dan seakan abai dengan masalah kesehatan yang mengintai dari kebiasaan buruk tersebut. Padahal para dokter dan pakar kesehatan telah mengingatkan akan bahaya begadang bagi kesehatan tubuh di kemudian hari.

Lalu, apa sajakah dampak buruk begadang bagi kesehatan tubuh?

Pertama, peningkatan risiko terkena diabetes.

Masih banyak orang yang belum mengetahui bahwa begadang dapat meningkatkan berat badan yang pada akhirnya akan menyebabkan penyakit obesitas. Ketika seseorang sedang begadang di sebuah warung atau kafe, pasti akan selalu ditemani dengan minuman manis seperti teh atau kopi, dan masih ditambah dengan beberapa makanan ringan yang pastinya tinggi gula.

Belum lagi ketika rasa kantuk mulai datang dan pada saat yang sama masih ingin terus bermain game atau berselancar di sosial media. Sebagai respon dari rasa kantuk yang dirasakan oleh tubuh, maka otak akan memerintahkan lambung untuk mengeluarkan hormon Ghrelin yang akan membuat seseorang akan merasa lapar sepanjang malam. Akibatnya seseorang akan makan dan minum berlebih dari yang dibutuhkan oleh tubuh.

Jika kebiasaan ini terus dilakukan, lambat laun tubuh akan kelebihan gula dan dengan sendirinya akan menambah berat badan tubuh. Dampak yang lebih buruk adalah ketika tubuh sudah tidak mampu lagi untuk menstabilkan kadar gula yang berlebih dalam darah, maka seseorang akan semakin rentan untuk terkena penyakit gula atau diabetes yang bisa berakibat fatal.

Kedua, penuaan dini.

Dampak buruk begadang yang berikutnya adalah penuaan dini. Ini disebabkan karena tubuh tidak dapat beristirahat secara maksimal, serta berakibat pada sel-sel yang telah mati tidak mendapat peremajaan yang seharusnya terjadi ketika seseorang sedang tidur pulas pada malam hari.

Tubuh manusia sebenarnya sudah memiliki mekanisme yang berjalan secara otomatis untuk mengganti sel-sel yang telah mati dan rusak dengan sel-sel yang baru. Semua ini dilakukan supaya tubuh dapat bekerja secara optimal pada esok hari.

Ketika seseorang begadang setiap malam, kebiasaan ini akan membuat tubuh tidak mendapat waktu yang cukup untuk beristirahat, sehingga proses peremajaan sel-sel di dalam tubuh menjadi terganggu. Akibatnya kulit jadi terlihat lebih kering dan kusam, muncul kerutan-kerutan kecil di bagian wajah, tidak ketinggalan mata jadi terlihat cekung ditambah dengan adanya lingkaran hitam di sekitar mata yang mana orang biasa mnyebutnya ‘mata panda’. Pada akhirnya, penampilan seseorang akan terlihat jauh lebih tua daripada usia yang sebenarnya.

Ketiga, mudah lupa.

Pada umumnya para lansia atau orang yang sudah berusia lanjut yang mengalami ‘dimensia’ atau hilang ingatan secara bertahap. Ini bisa dipahami mengingat fungsi serta memori otak telah menurun kemampuannya dikarenakan oleh faktor usia. Tetapi ada kebiasaan yang dapat mempercepat terjadinya ‘dimensia’ atau penyakit mudah lupa yang orang biasa menyebutnya ‘pikun’, yaitu begadang.

Otak manusia juga membutuhkan waktu istirahat yang cukup agar dapat memproses, menganalisis, menyimpan berbagai kenangan juga peristiwa yang terjadi, serta untuk peremajaan sel-sel otak yang telah rusak dan menguatkan hubungan antara otak kanan dan otak kiri. Semua ini dapat dilakukan ketika tubuh mendapatakan tidur yang cukup pada malam hari selama 6-7 jam.

Namun, apa yang terjadi ketika seseorang begadang hingga waktu pagi? Otak yang seharusnya bekerja menproses, mengelompokkan, juga menyimpan berbagai ingatan serta peristiwa yang terjadi ke dalam ‘hipokampus’, yakni sebuah bagian otak kecil yang bertanggung jawab untuk menangani ingatan/memori jangka pendek juga jangka panjang menjadi terganggu.

Dampak buruknya adalah otak dipaksa untuk terus bekerja dan bekerja tanpa ada waktu untuk istirahat. Inilah yang kadang menyebabkan seseorang yang masih sangat muda sering mengalami lupa mengenai hal-hal kecil dan yang lebih buruk tidak dapat mengingat tentang hal-hal besar yang sangat penting.

Keempat, penurunan fungsi otak.

Kebiasaan begadang yang dilakukan seseorang hampir setiap malam dapat berakibat buruk pada kemampuan fungsi otak secara keseluruhan. Ketika kemampuan fungsi otak menurun, maka seseorang akan mengalami beberapa kendala dalam hal berpikir, menganalisis suatu masalah, juga ketika akan mengambil sebuah keputusan penting yang membutuhkan pertimbangan matang.

Belum lagi seseorang akan merasa mudah kantuk dan kurang bertenaga saat melakukan aktifitas pada pagi hari. Yang lebih buruk adalah ketika seseorang pada malam sebelumnya begadang lalu pagi harinya mengendarai sebuah motor atau mobil di jalan raya. Pada waktu tertentu pastilah orang tersebut akan mengalami kesulitan untuk fokus di jalan raya, dan yang lebih mengkhawatirkan ketika terjadi ‘microsleep’, yaitu kondisi di mana seorang pengemudi tiba-tiba tertidur tanpa sadar dalam beberapa detik atau bisa juga beberapa menit. Ini bisa berakibat fatal dengan terjadinya kecelakaan di jalan raya yang bisa mengakibatkan korban jiwa dan materi. Semua ini disebabkan karena fungsi otak yang menurun akibat kelelahan selepas begadang pada malam hari.

Kelima, peningkatan risiko kanker.

Begadang di malam hari yang dilakukan secara terus-menerus dapat menimbulkan munculnya penyakit mematikan yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya, yaitu kanker. Sampai saat ini para ilmuwan masih belum mengetahui secara pasti apa efek begadang terhadap kemunculan penyakit kanker.

Dugaan atau hipotesis awal yang disampaikan oleh para ilmuwan adalah ketika seseorang tidur lebih awal di malam hari, ini merupakan waktu yang ideal bagi tubuh untuk beristirahat. Pada waktu tidur pulas di malam hari inilah tubuh memiliki kesempatan untuk memperbaiki dirinya sendiri, mengganti sel-sel yang telah rusak, juga sistem kekebalan tubuh bekerja secara optimal untuk membersihkan tubuh dari patogen dan virus berbahaya yang masuk, serta dapat mengurangi munculnya hormon kortisol penyebab stress yang pada akhirnya bisa mengakibatkan munculnya sel kanker yang berbahaya.

Dan, tidur di awal malam dapat menurunkan tekanan darah sehingga menghindarkan seseorang dari penyakit ‘hipertensi’ yang bisa membahayakan jantung serta mengakibatkan terjadinya serangan stroke yang datang secara tiba-tiba.

Keenam, penurunan sistem imunitas.

Berbagai riset terbaru menunjukkan kepada kita akan bahaya begadang bagi tubuh yang dilakukan setiap malam. Para ilmuwan menemukan kaitan antara kebiasaan begadang di malam hari dengan penurunan fungsi imunitas tubuh yang bertugas menghalau berbagai patogen berbahaya yang dapat menimbulkan penyakit serius.

Ketika sistem imunitas tubuh tidak bekerja dengan optimal karena kebiasaan buruk begadang setiap malam. Maka seseorang akan dengan mudah terserang berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image