Wajib Tahu! Ini Tempat-tempat Bersejarah di Kota Depok

Sejarah  

Depok, kota yang memiliki segudang cerita ternyata juga memiliki warisan sejarah yang patut dijaga. Terutama peninggalan sejarah berbagai tempat di era sebelum merdeka.

Banyak tempat-tempat bersejarah di Depok yang memiliki nilai historis yang sebagian masih ada hingga saat ini.

warga pun bisa berkunjung ke tempat-tempat bersejarah di Depok sekadar untuk melihat-lihat atau berwisata sekalipun.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Berikut ini merupakan daftar beberapa tempat bersejarah di kota Depok versi Depok 24 Jam:

Gereja GPIB Immanuel Depok

Gereja ini didirikan sejak tahun 1713 dengan nama “De Protestantse Kerk”. Tujuan asal didirikannya gereja ini untuk ibadah para 12 keluarga budak yang dimerdekakan oleh Cornelis Chastelein, yang merupakan seorang tuan tanah di daerah Depok pada masa awal kolonisasi VOC di Jawa.

Gereja ini awalnya dibangun menggunakan material kayu dan anyaman bambu. Namun dengan seiring berjalannya waktu, gereja ini mengalami perbaikan pada tahun 1792 dengan mengganti material yang ada menjadi menggunakan batu-batuan sebagai bahan pokok bangunannya.

Gereja ini baru dibangun secara permanen pada tahun 1854, dan pada tahun 1989 gereja ini mengalami perombakan dan perluasan. Gereja GPIB Immanuel Depok beralamat di Jl. Pemuda No.70, RT.02/RW.08, Depok, Kec. Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat 16431.

Jembatan Panus

Jembatan Panus merupakan struktur jembatan modern pertama di Depok yang dibangun pada tahun 1917.

Nama “Panus” diambil dari nama Stephanus Jonathans, yang merupakan seorang mandor atau juru rawan jembatan yang tinggal di ujung jembatan.

Jembatan Panus dibangun oleh seorang insinyur bernama Andre Laurens pada tahun 1917 silam.

Pada masa pemerintahan Belanda, jembatan Panus ini merupakan satu-satunya penghubung antara Depok dengan Buitenzorg (atau yang kini lebih dikenal dengan sebutan Bogor) dan Batavia (atau Jakarta).

Saat ini kekokohan jembatan Panus sudah mulai berkurang, dan tidak direkomendasikan untuk kendaraan berat melewati jembatan ini.

Fungsi jembatan Panus kini menjadi tolak ukur untuk antisipasi banjir kiriman dari Bogor saat musim penghujan.

Tugu Cornelis

Cornelis Chastelein, seorang tuan tanah di daerah Depok pada masa awal kolonisasi VOC di Jawa, merupakan seorang yang memerdekakan 12 keluarga budak yang berisikan kurang lebih 200 orang.

Pada saat Chastelein bekerja untuk Vereenigde Oostindische Compagnie atau yang biasa disingkat VOC, Chastelein merasa kurang setuju dengan gaya pemerintahan saat itu.

Chastelein berkata bahwa para pekerja harus diberi kebebasan dan dipenuhi kebutuhan hidupnya agar tercipta kestabilan dalam lahan ekonomi. Berkat jasanya tersebut, didirikanlah tugu Cornelis pada tahun 1914, tepat 200 tahun memperingati meninggalnya Chastelein.

Rumah Cimanggis

Rumah Cimanggis ini terletak di kompleks pemancar Radio Republik Indonesia (RRI) Sukmajaya, Cimanggis, Depok.

Rumah ini mulai dibangun pada tahun 1771 dan selesai dibangun pada tahun 1775. Rumah ini cukup bersejarah karena dulu rumah ini dimiliki oleh Yohanna van Der Parra, istri kedua dari Albertus van Der Parra yang merupakan seorang Gubernur Jenderal VOC.

Yohanna sendiri merupakan pemilik Pasar Cimanggis yang kini lebih dikenal dengan nama Pasar Pal.

Mengutip dari kerua Heritage Depok Community (HDC) Ratu Farah Diba kepada CNN Indonesia, “Keberadaan rumah Cimanggis memiliki nilai historis tersendiri bagi kota Depok, sebab, keberadaan rumah Cimanggis tersebut dianggap sebagai tanda dibukanya aktivitas ekonomi di Depok.”

Rumah Tua Pondok Cina

Rumah Tua Pondok Cina didirikan oleh seorang arsitek Belanda pada tahun 1841, tapi dibeli oleh seorang saudagar Tionghoa yang bernama Lauw Tek Lok pada pertengahan abad ke-19. Kemudian Lauw Tek Lok mewariskan rumah tersebut kepada putranya yang bernama Kapitan Der Chineezen Lauw Tjeng Shiang.

Rumah Tua Pondok Cina berlokasi di sebelah mall Margo City dan sempat difungsikan sebagai cafe. Namun kini telah tertutup gedung Margo Hotel.

Tiang Telepon di Jalan Kartini

Siapa sangka, tiang sentral telepon yang nampak using dan tak terurus ini merupakan salah satu benda peninggalan bersejarah.

Terletak di Jalan Kartini, tepatnya di depan rumah makan, tiang sentral telepon ini sudah ada sejak tahun 1900. Saat itu, hanya ada tiga tiang telepon di Indonesia, yakni di Cirebon, Depok, dan Jakarta.

Tiang sentral telepon ini memiliki tinggi kurang lebih sekitar 7 meter. Tiang ini dulunya digunakan para warga sekitar yang sudah menggunakan telepon pada zaman penjajahan Belanda.

Jadi, tempat bersejarah mana saja yang sudah kamu kunjungi gais? Depok ini masih cukup luas untuk dijelajahi dan dikulik sejarahnya lebih dalam.

Mari kita sama-sama jangan melupakan sejarah, dengan cara tahu dan mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Depok ini.

Penulis: Daffa Akhmad | Editor: Miko

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penulis Leupas

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image