Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Upik Kamalia

Kapan Saya Sukses?

Curhat | Tuesday, 01 Feb 2022, 22:23 WIB

Sukseslah semuda mungkin. Demikian nasehat yang akhir-akhir ini digemakan orang-orang. Benar juga, tapi kalau dipikir-pikir siapa sih yang tidak ingin sukses? Semua orang pasti ingin sukses, secepat mungkin dan semuda mungkin. Tapi apakah semudah mengucapkannya? Nyatanya tidak demikian. Sukses tidak mendatangi semua orang, walau mereka sama berangkat dari tempat yang sama.

Saya yang saat ini menjadi guru melihat teman yang sama kuliah dengan saya, lebih sukses dari saya. Ukurannya apa? Saya masih jadi guru, dia sudah menjadi kepala sekolah. Saya masih jalan ke mana-mana dia sudah membawa mobil sendiri. Saya masih numpang ditempat orang dia sudah membangun rumah mewah. Dari semua ukuran itu bukanlah saya tertinggal jauh?

Terkadang saya protes sendiri. Mengapa saya tidak sesukses teman saya? Mengapa hidup saya begini-begini saja? Ingin juga rasanya hidup enak bisa bepergian kemana-mana tanpa memikirkan biaya ini dan itu. Namun semua saat ini hanya mimpi.

Hidup seperti itu adalah pilihanmu sendiri. Itu kata sudut hati saya yang lain. Bukankah ketika datang kesempatan untuk menjadi PNS engkau abaikan, padahal engkau tinggal melengkapi bahanmu saja saat itu? Lihatlah teman-teman yang sama dan tidak sebodoh dirimu sudah sukses semua? Ya benar, mereka sudah sukses memiliki apa yang diinginkan banyak orang. Tapi saya ingin disini saat itu. Saya masih ingin mengajar anak-anak itu. Jika pergi siapa yang akan mengajar mereka? Saya pikir saya juga bisa sukses dengan bertahan disini.

Kaoa

Saya memang tidak sukses menurut ukuran manusia yang banyak. Bertahan ditempat ini memberi saya banyak pelajaran, memberi saya kesempatan berpetualang. Namun tetap saja saya tidak sukses. Walau seabrek kelebihan yang dimiliki, namun kesempatan berkembang tidak ada disini ternyata. Lingkungan tidak menghendaki saya berkembang dan mengembangkan diri. Manusia idealis tetap saja tersingkir.

Kapan saya sukses? Entahlah. Yang jelas hidup dijalani saya. Rezeki Allah yang menentukan, kita hanya diminta berusaha. Terkadang pilihan sulit harus dibuat agar keadaan berubah. Terkadang berpikir pragmatis perlu juga karena lingkungan tidak senyaman yang kita duga.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image