Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Santuso

Mabit Perdana di STP Khoiru Ummah Jember

Eduaksi | 2022-01-26 05:56:03
Foto Bersama: Ghifar, Akhdan, Hauzan, Faris, dan Aufa (dari kanan ke kiri), siswa kelas 6 STP Khoiru Ummah Jember sedang menghafal Al-Qur'an saat mengikuti mabit di sekolah

Sekolah Tahfizh Plus Khoiru Ummah Jember tingkat SD kembali menggelar Malam Bina Iman dan Takwa (Mabit), Selasa-Rabu (11-12/1/2022) di sekolah, Jalan Mastrip 3A Sumbersari, Jember. Setelah terhenti selama pandemi, agenda itu dapat diadakan perdana di semester genap ini dan diikuti terbatas oleh siswa-siswi kelas 6.

Mabit merupakan agenda bermalam di sekolah. Itu berarti siswa berada di sekolah mulai selasa pagi sampai siang untuk mengikuti pelajaran. Kemudian dilanjut dengan serangkaian kegiatan mabit mulai Selasa siang hingga Rabu pagi. Setelah itu, para siswa kembali mengikuti pelajaran dari Rabu pagi hingga siang.

Wakil kepala sekolah bidang kurikulum STP Khoiru Ummah Jember tingkat SD, Rusmiati mengatakan, mabit itu adalah agenda wajib yang diikuti oleh semua siswa kelas atas yaitu kelas 4-6. “Berhubung masih dalam masa pandemi, untuk sementara mabit hanya diikuti oleh satu kelas secara bergantian,” katanya. Pekan ini, mabit diikuti oleh siswa kelas 6, kemudian pekan depan kelas 5, pekan depannya lagi kelas 4.

Tujuan utama dari mabit adalah untuk melatih kemandirian dan tanggung jawab siswa. Itu karena salah satu output siswa Khoiru Ummah adalah berjiwa pemimpin. “Jadi, kita tumbuhkan jiwa kepemimpinan mereka dengan mengasah kemandirian dan tanggung jawabnya di mabit,” terangnya. Adapun tujuan lainnya adalah melatih siswa agar siap melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren.

Pada selasa (11/1) siang sampai sore, siswa mengikuti pelajaran kaligrafi dan ekstrakurikuler. Bada maghrib, mereka tahfizhul Qur’an. Selanjutnya, kegiatan pada malam harinya adalah materi khusus yang disampaikan oleh wali kelas. “Materi khusus ini tujuannya untuk mendidik sikap dan perilaku siswa agar tidak terpengaruh hal negatif seperti mem-bully teman, berkata-kata tidak baik, kecanduan game, dan sebagainya,” kata guru tsaqofah Islam itu.

Setelah menerima materi, siswa dipersilakan tidur. Rabu (12/1) dini hari mereka bangun untuk melaksanakan sholat tahajud, kemudian sholat subuh, kajian keislaman, dan terakhir adalah tahfizhul Qur’an. Setelah itu, mereka bersih diri dan bersiap mengikuti KBM Rabu.

Pada keadaan normal, mabit diadakan pada Rabu-Kamis karena sekaligus membiasakan siswa puasa sunnah. Berhubung sudah lama terhenti di masa pandemi, lanjut Rusmiati, pihaknya mengadakan mabit pada Selasa-Rabu agar siswa tidak merasa berat dan kaget. Jika keadaan kembali normal, mabit akan diadakan sesuai SOP yaitu Rabu-Kamis.

Salah satu peserta mabit, Muhammad Ghifar Annafi menuturkan bahwa ia senang mabit diadakan kembali. Menurutnya, mabit itu seru karena bisa berkumpul lagi dengan teman-teman setelah dua tahun vakum karena pandemi. Terakhir ia mengikuti mabit saat masih duduk di kelas 4. “Mabit itu juga bagus biar bisa mandiri karena aku mau mondok nanti,” kata siswa kelas 6 yang sudah hafal lebih dari 5 juz Al-Qur’an itu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image