Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rizki Dwi Setiawan

Apakah Makanan dan Minuman dengan Bahan Pengawet Berbahaya?

Kuliner | 2024-10-07 22:23:31

Makanan dan minuman dengan bahan pengawet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Banyak produk olahan di pasar mengandung pengawet untuk memperpanjang umur simpannya dan menjaga kesegaran. Namun, muncul pertanyaan: apakah bahan pengawet ini berbahaya bagi kesehatan? Dalam artikel ini, kita akan melihat lebih dekat fungsi pengawet, jenis-jenisnya, serta dampaknya terhadap kesehatan.

Ilustrasi pengawetan alami makanan (credit: pixabay)

Pengawet adalah zat yang ditambahkan ke makanan dan minuman untuk mencegah atau memperlambat kerusakan yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan ragi serta mencegah atau memperlambat proses oksidasi, yang dapat merusak kualitas makanan. Mereka berperan penting dalam menjaga produk tetap aman dan layak dikonsumsi lebih lama, terutama dalam industri pangan modern yang mengutamakan distribusi skala besar.

Secara umum, bahan pengawet bisa dibagi menjadi dua kategori utama: pengawet alami dan pengawet sintetis.

  1. Pengawet Alami: Pengawet ini berasal dari bahan-bahan yang secara alami ditemukan dalam makanan. Beberapa contoh pengawet alami adalah garam, gula, cuka, dan asam sitrat. Garam misalnya, telah digunakan selama ribuan tahun untuk mengawetkan daging dan ikan. Begitu pula dengan gula yang sering digunakan dalam pengawetan buah-buahan.
  2. Pengawet Sintetis: Pengawet ini diproduksi secara kimia untuk memberikan perlindungan lebih kuat terhadap mikroba. Contoh umum pengawet sintetis meliputi natrium benzoat, kalium sorbat, dan nitrat. Bahan-bahan ini banyak digunakan dalam produk olahan seperti daging olahan, minuman ringan, dan makanan ringan.

Apakah Pengawet Berbahaya?

Keamanan bahan pengawet tergantung pada jenisnya serta jumlah yang dikonsumsi. Secara umum, sebagian besar bahan pengawet yang digunakan dalam industri pangan telah melalui uji keamanan yang ketat sebelum diizinkan penggunaannya oleh badan pengawas seperti BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan di Indonesia), FDA (Food and Drug Administration di Amerika Serikat), dan EFSA (European Food Safety Authority di Uni Eropa).

Namun, ada beberapa perhatian kesehatan terkait konsumsi pengawet sintetis, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar atau secara terus-menerus. Berikut adalah beberapa pengawet yang kerap menimbulkan kekhawatiran:

  1. Natrium Nitrit: Digunakan untuk mengawetkan daging olahan seperti sosis dan ham. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi tinggi natrium nitrit dapat berpotensi memicu pembentukan senyawa nitrosamin, yang dianggap bersifat karsinogenik. Meski demikian, batas aman penggunaannya telah ditentukan oleh badan pengawas.
  2. Sodium Benzoat: Bahan pengawet yang sering digunakan dalam minuman ringan dan makanan asam. Meski umumnya dianggap aman, beberapa studi mengaitkan konsumsi tinggi natrium benzoat dengan reaksi alergi atau sensitivitas pada sebagian orang.
  3. BHA (Butylated Hydroxyanisole) dan BHT (Butylated Hydroxytoluene): Keduanya digunakan untuk memperlambat oksidasi lemak dan mencegah makanan seperti keripik atau margarin menjadi tengik. Meski diakui aman dalam batas tertentu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan, termasuk potensi risiko kanker.

Pengawet sintetis umumnya aman jika dikonsumsi dalam jumlah yang sesuai dengan batas yang ditetapkan. Namun, konsumsi jangka panjang dan berlebihan bisa menimbulkan risiko kesehatan tertentu, seperti alergi dan hipersensitivitas, risiko kanker, dan masalah pencernaan.

Meskipun pengawet memiliki peran penting dalam menjaga keamanan pangan, penting bagi konsumen untuk tetap waspada terhadap makanan dan minuman yang mengandung bahan pengawet dalam jumlah besar. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

  • Baca Label: Selalu periksa label makanan dan minuman yang Anda beli. Banyak produk mencantumkan daftar pengawet yang digunakan. Dengan demikian, konsumen bisa lebih selektif dalam memilih produk yang aman.
  • Pilih Produk Alami: Saat memungkinkan, pilihlah produk yang menggunakan pengawet alami atau tanpa pengawet sama sekali. Makanan segar atau olahan minimal seperti sayuran, buah-buahan, dan daging segar adalah pilihan yang lebih sehat.
  • Kurangi Konsumsi Makanan Olahan: Makanan olahan umumnya mengandung lebih banyak pengawet daripada makanan segar. Mengurangi konsumsi makanan cepat saji dan camilan olahan dapat membantu mengurangi paparan pengawet sintetis.

Bahan pengawet memainkan peran penting dalam industri pangan modern dengan membantu memperpanjang umur simpan dan menjaga keamanan produk. Meskipun sebagian besar bahan pengawet aman untuk dikonsumsi dalam jumlah yang disarankan, konsumsi berlebihan atau jangka panjang dapat menimbulkan risiko kesehatan tertentu. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk memahami dan membatasi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung pengawet sintetis, serta memilih makanan segar atau olahan minimal bila memungkinkan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image