Manajemen Sumber Daya Manusia di Era Generasi Z: Strategi dan Tantangan
Bisnis | 2024-10-04 02:39:09OLEH: Christian Haikal Simbolon (Mahasiswa Institute Pertanian Bogor Prodi Management 2023)
Pertumbuhan populasi dunia yang terus meningkat menghasilkan beberapa kelompok generasi, mulai dari Generasi Baby Boomers (1946-1960) hingga Generasi Z (1995-2010), yang kini memainkan peran penting dalam masyarakat. Gen Z adalah generasi pertama yang tumbuh dengan teknologi, menjadikan mereka sangat akrab dengan perangkat elektronik seperti ponsel dan berbagai aplikasi media sosial. Karakteristik yang unik ini memengaruhi cara mereka mengakses informasi dan berinteraksi, di mana internet menjadi sumber utama mereka dalam mencari pengetahuan. Selain itu, kemampuan mereka untuk membagi dan mengakses informasi dengan cepat menjadikan mereka konsumen konten digital yang aktif, serta memiliki kesadaran akan pentingnya inklusivitas dan keberagaman (Singh & Dangmei, 2016; Mukhlis et al., 2015).
Dalam konteks ini, sumber daya manusia (SDM) memiliki peran krusial sebagai penggerak organisasi. SDM tidak hanya dianggap sebagai aset yang perlu dilatih dan dikembangkan, tetapi juga sebagai individu yang mampu beradaptasi dengan kebutuhan yang terus berubah di era digital. SDM dibedakan menjadi dua kategori, yaitu makro dan mikro, di mana keduanya memainkan peran penting dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, pengelolaan SDM yang efektif menjadi semakin penting untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan dinamika pasar.
Transformasi digital yang terjadi saat ini juga membawa tantangan baru bagi SDM. Perubahan cepat dalam teknologi, seperti kecerdasan buatan dan analisis data, menuntut tenaga kerja untuk memiliki keterampilan yang relevan dan dapat beradaptasi dengan cepat. Hal ini menimbulkan kebutuhan mendesak akan inovasi dalam pendidikan dan pelatihan untuk memastikan bahwa Generasi Z memiliki kemampuan yang diperlukan untuk mengisi peran baru yang muncul (Adenuddin Alwy, 2022; Warid Asy’ari & Ayu Sekar Sukmaningrum, 2022). Selain itu, keinginan Generasi Z untuk fleksibilitas dalam bekerja menciptakan tantangan tersendiri dalam menjaga keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi.
Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, penting untuk mengadaptasi strategi pengelolaan SDM agar sesuai dengan kebutuhan Generasi Z, terutama dalam konteks tantangan dan peluang yang mereka hadapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana strategi pengelolaan SDM dapat disesuaikan untuk mendukung kematangan karir Generasi Z, serta mengidentifikasi faktor-faktor kunci dalam implementasi strategi tersebut. Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai dinamika pengelolaan SDM dalam konteks Generasi Z, serta bagaimana personalisasi dalam pengembangan karir dapat meningkatkan keterlibatan dan pengalaman kerja mereka.
Memahami sudut pandang Generasi Z tentang dunia kerja sangat penting bagi tim HR dan perekrut untuk menjalin kerja sama yang efektif dengan generasi yang dikenal sebagai yang paling beragam dan terdidik ini. Beberapa faktor utama yang memengaruhi pandangan mereka terhadap pekerjaan adalah sebagai berikut.
Pengaruh Asuhan Orang Tua
Asuhan orang tua, khususnya dari Generasi X, yang merupakan orang tua Gen Z, berperan besar dalam membentuk pandangan mereka. Generasi X biasanya ingin terlibat aktif dalam kehidupan anak-anak mereka, memberikan perhatian pada berbagai aspek, mulai dari pendidikan hingga hubungan sosial. Istilah "helicopter parenting" muncul untuk menggambarkan gaya pengasuhan yang penuh perencanaan dan pengawasan, mencakup segala hal dari pola makan hingga kegiatan di waktu luang.
Akses Informasi yang Lebih Mudah dan Terbuka
Media sosial, influencer, dan aplikasi digital telah memengaruhi cara pandang dan pola pikir Generasi Z terhadap dunia kerja. Mereka tidak hanya bisa mengakses informasi dengan mudah, tetapi juga belajar dan mengasah keterampilan baru hanya dengan menggunakan perangkat mereka.
Globalisasi dan Kesadaran Sosial
Berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih banyak menggunakan media formal untuk belajar, Generasi Z lebih memilih platform yang fleksibel dan terhubung secara sosial, seperti Instagram dan TikTok. Mereka juga mendapatkan pemahaman yang lebih luas mengenai isu-isu sosial, termasuk etika sosial, inklusi lingkungan, kesehatan mental, orientasi seksual, dan isu ras serta politik.
Harapan Gen Z dari Tempat Kerja
Generasi Z memiliki beberapa harapan yang penting saat memasuki dunia kerja. Salah satu aspek utama adalah **gaji**; mereka adalah individu yang praktis dan sadar akan nilai diri, sehingga tidak ragu untuk bernegosiasi demi mendapatkan kompensasi yang lebih baik. Selanjutnya, **keseimbangan kerja** juga menjadi prioritas. Seperti halnya generasi milenial, mereka menginginkan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, dan seringkali lebih memilih perusahaan yang menawarkan opsi kerja jarak jauh. Terakhir, Generasi Z menginginkan **tanggung jawab dalam pekerjaan** yang berkaitan dengan misi yang memberikan mereka kesempatan untuk menciptakan perubahan setiap harinya, sehingga mereka cenderung mencari tantangan baru dalam lingkungan kerja.
Dalam konteks ini, terdapat beberapa strategi atas tantangan yang akan dihadapi oleh Perusahaan terhadap Gen Z :
1. Memanfaatkan Kekuatan Visual
Generasi Z akrab dengan multimedia dan media sosial seperti YouTube, Instagram, dan TikTok. Perusahaan harus memanfaatkan elemen visual untuk membangun citra positif dan mempromosikan lowongan kerja melalui konten kreatif. Rekrutmen virtual dan pengembangan antarmuka pengguna (UI) yang baik juga penting.
2. Signifikansi Employer Branding di Media Sosial
Generasi Z bergantung pada ulasan dan rekomendasi saat melamar pekerjaan. Perusahaan perlu menjadi tempat yang diinginkan dengan mendorong karyawan berbagi pengalaman kerja di media sosial dan memanfaatkan platform review.
3. Memprioritaskan Pengalaman Kandidat yang Positif
Memberi kesempatan kepada Generasi Z untuk berbagi pengalaman di media sosial dapat meningkatkan keterlibatan karyawan. Perusahaan harus memilih kandidat berdasarkan kesesuaian karakter, karena keterampilan teknis bisa dipelajari setelah bergabung.
4. Umpan Balik yang Cepat
Generasi Z mengharapkan umpan balik cepat setelah proses rekrutmen. Perusahaan harus memberi tahu status lamaran dalam waktu maksimal dua minggu untuk menjaga pengalaman kandidat tetap baik.
Perusahaan perlu memahami keinginan Generasi Z untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik.
1. Mengedepankan Teknologi
Perusahaan harus menyediakan alat untuk pertemuan online dan penyimpanan data cloud untuk meningkatkan produktivitas.
2. Keseimbangan Antara Sosial dan Pribadi
Desain kantor perlu menciptakan keseimbangan antara ruang kolaboratif dan pribadi agar Generasi Z bisa fokus.
3. Kesempatan untuk Pengembangan Diri
Perusahaan yang menawarkan pelatihan profesional dan peluang karier menarik bagi Generasi Z.
4. Menawarkan Keseimbangan Kerja-Hidup yang Baik
Fleksibilitas dalam jam dan lokasi kerja, serta kegiatan menyenangkan, sangat dihargai oleh Generasi Z.
Perusahaan perlu beradaptasi dengan perubahan untuk memenuhi kebutuhan berbagai generasi.
Kesimpulannya, untuk menarik dan mempertahankan talenta Generasi Z, perusahaan perlu memahami dan memenuhi harapan serta kebutuhan mereka. Generasi Z, yang dipengaruhi oleh asuhan orang tua, akses informasi yang lebih mudah, dan kesadaran sosial, menginginkan lingkungan kerja yang menawarkan gaji yang adil, keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, serta tanggung jawab yang berarti dalam pekerjaan mereka. Untuk mencapai hal ini, perusahaan harus memanfaatkan kekuatan visual dalam branding, mendorong karyawan untuk berbagi pengalaman positif, memberikan umpan balik yang cepat selama proses rekrutmen, dan menciptakan ruang kerja yang mendukung teknologi, kolaborasi, dan pengembangan diri. Dengan beradaptasi terhadap preferensi dan nilai-nilai Generasi Z, perusahaan tidak hanya akan dapat menarik, tetapi juga mempertahankan talenta terbaik, sehingga memastikan keberlanjutan dan kesuksesan di masa depan.
Daftar Pustaka:
Eri Susan https://jurnal.iain-bone.ac.id/index.php/adara/article/viewFile/429/354
Cara Mendapatkan Hati Gen Z si Pengisi Angkatan Kerja Masa Kini - PPM Manajemen (ppm-manajemen.ac.id)
HR Best Practice: Upaya HR dalam Menangani Karyawan Gen Z di Lingkungan Kerja (linovhr.com)
Cara Mendapatkan Hati Gen Z si Pengisi Angkatan Kerja Masa Kini - PPM Manajemen (ppm-manajemen.ac.id)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.