Menelisik Keajaiban di Balik Transformasi Umbi Menjadi Mie Sehat Shirataki yang Populer
Kuliner | 2024-09-26 08:25:30Modern ini, tren gaya hidup sehat semakin marak dan menjadi gaya hidup yang mulai diadopsi oleh masyarakat. Hal ini mendorong industri pangan terus berlomba-lomba berinovasi menghadirkan berbagai macam produk baru yang lezat dan bermanfaat. Salah satu inovasi menarik yang belakangan ini banyak menjadi perhatian adalah mie shirataki.
Mie shirataki yang sering kita jumpai di supermarket ternyata menyimpan rahasia ajaib, loh. Mie yang terbuat dari umbi konjak ini telah berhasil memikat hati para pecinta makanan sehat. Berbahan dasar umbi konjak, mie ini memiliki karakteristik yang unik berwarna putih transparan mirip bihun atau soun dan memiliki kadar kalori yang lebih rendah daripada mie pada umumnya, serta manfaatnya yang melimpah bagi kesehatan.
Nah, penasaran bagaimana sebenarnya transformasi umbi konjak menjadi mie shirataki yang kenyal, sehat, dan lezat? Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Konjak atau konyaku merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Jepang, China, dan beberapa negara Asia Tenggara. Tanaman ini telah lama dimanfaatkan dalam dunia kuliner, salah satunya sebagai pengganti nasi, yang menjadikan pilihan menarik bagi masyarakat. Umbi konjak mengandung sekitar 40% glukomanan, sejenis serat larut air yang memberikan tekstur kenyal pada mie shirataki. Selain itu, konjak juga dikenal rendah kalori dan tinggi serat, sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Glukomanan adalah salah satu polisakarida atau karbohidrat kompleks yang tersusun dari 33% glukosa dan dan 67% mannose. Konjac Glucomannan (KGM), dihasilkan dari hasil ekstraksi umbi konjac yang memiliki sifat unik sehingga banyak dimanfaatkan dalam industri pangan. KGM umumnya digunakan sebagai pengemulsi, penstabil, pembentuk gel, dan pembentuk film dalam makanan. Selain itu, KGM memiliki daya serap air yang sangat tinggi sehingga mampu membentuk larutan yang kental dan gel yang kuat. Gel ini dapat memperlambat proses pengosongan lambung, sehingga membuat kita merasa kenyang lebih lama dan membantu menjaga kadar gula darah dalam tubuh.
Transformasi dari umbi konjak menjadi mie shirataki ibarat sulap kuliner yang begitu menarik, melibatkan proses kimia yang mengubah umbi menjadi mie kenyal yang transparan. Pada prosesnya, mula-mula glukomanan akan diekstraksi dari umbi konjak sehingga menghasilkan serat konjak. Serat tersebut kemudian dicampur dengan air dan tambahan kalsium hidroksida sampai membentuk adonan. Penambahan kalsium hidroksida menjadi kunci dalam pembuatan mie ini, di mana selama proses gelatinisasi, zat ini akan membentuk ikatan ionik dengan molekul glukomanan yang berfungsi sebagai penguat struktur gel pada mie shirataki. Sehingga, mie ini menjadi lebih elastis, kenyal, dan tahan terhadap suhu tinggi. Adonan mie yang telah membentuk gel kemudian diekstrusi melalui cetakan dan kemudian didinginkan untuk menguatkan struktur gelnya.
Gelatinisasi pada mie shirataki sangat unik karena tidak membutuhkan panas seperti pati pada umumnya, hal ini karena glukomanan memiliki sifat hidrofilik, sehingga dapat membentuk gel yang kuat hanya dengan penambahan air. Air yang ditambahkan pada serat konjak menjadi media yang yang memungkinkan setiap molekul-molekul glukomanan saling berinteraksi dan membentuk ikatan hidrogen yang akan menstabilkan gel sehingga tidak mudah rusak.
Berkat kandungan glukomanan yang tinggi, mie shirataki memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan, antara lain:
- Menurunkan berat badan: kandungan glukomanan yang mampu membentuk gel membuat mie ini dapat meningkatkan rasa kenyang yang lebih lama, sehingga asupan kalori dapat berkurang dan membantu dalam program penurunan berat badan.
- Menjaga Kesehatan pencernaan: serat glukomanan menjadi sumber prebiotik yang bermanfaat bagi kesehatan usus.
- Menstabilkan gula darah: Glukomanan akan memperlambat penyerapan gula ke dalam darah, sehingga kenaikan gula darah dapat dicegah.
- Menurunkan kadar kolesterol: Glukomanan dapat mengikat kolesterol dan dikeluarkan melalui tinja.
Sebelum memiliki makanan sehat, penting untuk kita mengetahui informasi nutrisi dari setiap makanan yang kita konsumsi. Mie shirataki yang berbahan dasar umbi konjak menjadi sebuah inovasi pangan yang sangat menarik dan bermanfaat. Glukomanan, dengan sifatnya yang unik, dapat memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan. Proses pembuatan mie shirataki yang melibatkan ekstraksi glukomanan dan gelatinisasi glukomanan memberikan tekstur yang unik
Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, mie shirataki menjadi salah satu solusi untuk kalian yang ingin makan enak tetapi tetap rendah kalori dan tinggi serat. Kalian bisa mengkreasikan mie shirataki sebagai hidangan lainnya sesuai selera. Namun, tetap perlu memperhatikan jumlah konsumsi mie ini. Jangan sampai berlebihan dan tidak diimbangi dengan gaya hidup sehat lainnya.
Referensi:
Astuti, K. W., Styani, E., Widyasmara, A., & Anwar, C. (2023). Ekstraksi dan Karakterisasi Nano Glukomanan dari Umbi Talas (Colocasia esculenta L.). WARTA AKAB, 47(2).
Dipahayu, D., & Kusumo, G. G. (2020). Optimasi Ekstraksi Konjac Glukomanan Dari Umbi Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Dengan Variasi Perbandingan Serbuk Umbi Porang: Aquadest (Pelarut) dan Suhu. Prosiding Snitt Poltekba, 4, 466-469.
Nugraheni, B., & Sulistyowati, E. (2018). Analisis Kimia, Makronutrien dan Kadar Glukomanan Pada Tepung Umbi Porang (Amorphophallus konjac K. koch) Setelah Dihilangkan Kalsium Oksalatnya Menggunakan NaCl 10%. REPOSITORY STIFAR, 92-101.
Pane, M. D.C. (2023, 9 Juli). Mie Shirataki Bisa Menurunkan Berat Badan, Mitos atau Fakta?. Alodokter.com. https://www.alodokter.com/mie-shirataki-bisa-menurunkan-berat-badan-mitos-atau-fakta.
Rahmawati, I. (2022). Karakteristik Sensoris, Fisik, dan Kimia Mi Shirataki yang Dibuat dengan Variasi Konsentrasi Tepung Glukomanan Porang (Amorphophallus oncophyllus) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Sulistyo, O. H., Sari, P. D., Elvizahro, L., & Rosyida, L. (2022). Pengaruh Jelly Glukomanan Terhadap Rasa Kenyang Dan Penurunan Berat Badan Pada Program Diet Rendah Kalori. Temu Ilmiah Nasional Persagi, 4, 141-148.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.